NZ journey

New Chapter: Pindah ke Auckland

Sudah seminggu saya meninggalkan Bandung dan pindah ke Auckland, menyusul suami yang sudah duluan pindah dari pertengahan Februari lalu.

Selama ini saya ga pernah menyinggung-nyinggung soal kepindahan ini di medsos mana pun, baru pas hari H saya posting di Instagram dan beberapa grup buat pamit dan mohon doanya semoga perjalanan kami lancar sampai ke tujuan.

Alhasil jadi banyak pertanyaan, tiba-tiba pindah gitu, hehehe. Sesungguhnya cerita di balik pindahan ini ada banyak sekali, dan saya pengen tulis semua sebagai catatan buat saya dan mungkin juga buat orang lain yang sedang berjuang menghadapi hal yang sama.

Anggap aja tulisan ini sebagai pengantar untuk tulisan-tulisan berikutnya. Sementara saya rangkum pertanyaan yang banyak ditanyain teman-teman saya dulu aja:

Pindah ke NZ? Kenapa?

Iya pindah, tapi sementara aja kok. Suami kuliah S2 di sini, jadi saya dan Akas ikutan dibawa ke sini. Udah lama banget sebenarnya suami pengen lanjut kuliah di luar negeri, baru ada rezekinya tahun ini.

Suami kuliah di mana? Dapet beasiswa?

Pak Evan kuliah di Master of Energy, The University of Auckland. Kuliah di sini dengan beasiswa dari pemerintah sini alias New Zealand Scholarship. Biasa dikenal juga dengan nama beasiswa NZAID atau NZAS.

Sampai kapan di sana?

Ga lama kok. Visa kami cuma sampai 13 Juli 2020, kuliahnya pun cuma 18 bulan. Ga bakal diperpanjang masa tinggalnya karena aturan beasiswanya mewajibkan para awardee-nya kembali tinggal di negara asalnya setelah studi selesai, minimal 2 tahun.

Nyusulnya berdua aja sama Akas?

Iya, saya berangkat berdua aja dengan Akas, karena ga mungkin juga kalau suami harus jemput dulu ke Indonesia, huehe.

Kerja di Bukalapak gimana? Resign?

Alhamdulillah saya masih diperbolehkan lanjut kerja secara remote, sehingga saya tidak perlu resign.

Rumah di Bandung gimana?

Kebetulan kami di Bandung cuma ngontrak, jadi ga masalah ditinggalin. Pun kontrak rumah kami berakhir bulan April ini. Paling riweuh aja ngurusin barang-barang yang lumayan banyak.

Akas sudah lancar berbahasa Inggris?

Tentu belum, haha. FYI saya dari dulu selalu pakai bahasa Indonesia ke Akas, bacain buku berbahasa Inggris saya terjemahin ke bahasa Indonesia, tontonannya pun bahasa Indonesia. Saya ga campur bahasa Inggris ke dia karena sempat khawatir speech delay, di samping sayanya malas, wkwk. Wong saya ngomong English aja belepotan, wkwk.

Jadi Akas ke NZ cuma dengan modal bisa jawab “Akas” kalau ditanya “What is your name?”. Seminggu di sini lumayan dia udah bisa berceloteh 1-10 dalam bahasa Inggris. Baru gitu doank, wkwkwk.

Di sana beda berapa jam dengan Indonesia?

Saat ini di NZ masih pake DST (Daylight Saving Time), sehingga bedanya jadi 6 jam. Di sini lebih dulu 6 jam maksudnya dibanding WIB. Tapi jika tidak DST bedanya 5 jam. Di 2019 ini DST-nya berakhir tanggal 7 April nanti.

Gimana rasanya di Auckland? Seru?

Berhubung baru 1 minggu, masih riweuh ngurus apartemen, masih belajar mengatur waktu, masih cari-cari sekolah buat Akas, jadi saya bingung juga mau jawab apa, wkwk. Masih penyesuaian sih intinya.

Enaknya sih di sini saya ga pusing lagi sama huruf keriting kayak di Jepang dulu, wkwk. Dan ini jadi pengalaman baru buat saya ke belahan bumi bagian selatan.

Yosh, abis ini saya bakal kilas balik deh. Saya bikin kategori baru lagi di blog ini: NZ Journey; khusus untuk cerita-cerita kami terkait New Zealand alias Selandia Baru. Lama-lama kayak majalah ya ini blog, banyak rubriknya. Majalah kehidupan sendiri, wkwk.

Well, sampai jumpa di cerita-cerita selanjutnya. Kalau ada yang mau ditanyakan atau request topik silakan yaa. #sokbeken wkwk.

Salam,

Leave a Reply

Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

View Comments

  • udah lama ga berkunjung karena ga liat linknya di group ODOP/KLIP, eh ternyata pindahan. Semoga bulan depan masuk grup lagi biar ada temennya nulis kejar setoran hehehe... ditunggu tulisan2nya soal NZ

    Cancel reply

    Leave a Reply

    Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

    • Kangeeeen sama grup wa-nya, waaaa. Bulan kemarin pengen kejar target 10 tulisan tapi karena rempong urusan pindahan jadi ga sempat nulis, huhu. Bulan ini mesti bisa kejar target minimal demi bisa masuk grup lagi, hihi.

      Cancel reply

      Leave a Reply

      Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

  • Hello teh, baca cerita ini saya jadi inget 3 tahun lalu nyusul suami buat studi juga di Belanda, sama pula studinya 18 bulan. Bedanya saya pas berangkat belum punya anak, pulang2 baru bawa anak. Hehehee. Ditunggu ceritanya ya teh, saya selama ini silent follower aja di blog teteh. Semangat teeh!

    Cancel reply

    Leave a Reply

    Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

    • Halo teh. Waah pulang2 bawa anak ya. Kalau saya belum berani nambah, wkwk.

      Cancel reply

      Leave a Reply

      Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

  • Gimana urusan masak memasak di sana? Masak menu Indonesia atau masakan umum di sana?

    Cancel reply

    Leave a Reply

    Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

    • Alhamdulillah ga sulit teh urusan masak. Kalau sekarang saya masih ngandalin bumbu yang dibawa dari Indonesia, hihi. Toko Asia juga ada kalau mau masak menu Indonesia. Daging/ayam halal juga gampang dapetinnya.

      Cancel reply

      Leave a Reply

      Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

  • Wah salam kenal Kak sebelumnya. :)

    Selamat datang di sana ya Kak.
    Semoga putranya seneng tinggal di sana.
    Nggak apa Bahasa Inggrisnya kakak belepotan, lama-lama juga akan terbiasa kalau sudah di sana. Begitupun untuk Akas. Justru, saya yakin bahwa Akas lebih cepat bisa karena masih kecil.

    Selamat menikmati kehidupan di sana Kakak...

    :)

    Cancel reply

    Leave a Reply

    Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

    • Halo Einid, salam kenal juga. Aamiin, hehe. Terima kasih :)

      Cancel reply

      Leave a Reply

      Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

  • Semoga betah di Auckland ya Kak. Siap-siap untuk musim dinginnya ya...

    Cancel reply

    Leave a Reply

    Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

    • Aamiin, terima kasih :D

      Cancel reply

      Leave a Reply

      Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

  • Tiba-tiba aja pengen maen ke blognya dan baca kabar bahagia ini. Jadi pengen rajin-rajin mampir ke blognya nih,Sha. Ditunggu cerita ceritinya, ya. Gudlak buat pak suami dan sehat selalu buat kalian sekeluarga, ya

    Cancel reply

    Leave a Reply

    Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

    • Waah, ada teh Efi. Nuhun teh, semoga bisa nulis sebanyak-banyaknya ke depannya, hehe.

      Cancel reply

      Leave a Reply

      Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

  • Tiba-tiba aja pengen maen ke blognya dan baca kabar bahagia ini. Wih ditunggu cerita-ceritanya ya, Sha. Gudlak buat pak suami. Sehat-sehat sekeluarga, ya

    Cancel reply

    Leave a Reply

    Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

  • Jadi dulu pernah tinggal di jepang y mb
    Wah jd pengin baca yg bab jepang

    Cancel reply

    Leave a Reply

    Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

    • Iya mba, hehe. Bab Jepang ada di blog lama, reisha.wordpress.com :D

      Cancel reply

      Leave a Reply

      Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

  • WAAHHH lama gak kemarin ternyata dah pindah NZ, negara impian dan hits saat ini… lancar2 mbak disana

    Cancel reply

    Leave a Reply

    Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

Share

Recent Posts

Perjalanan ASI Alin (3): Support System dan Balada Pumping

Di tulisan sebelumnya saya sudah menceritakan seputar ikhtiar saya untuk meningkatkan produksi ASI. Kali ini… Read More

5 November 2024

Menjelajah Auckland dengan Bersepeda (1): The Stories

Dulu waktu awal-awal datang di Auckland, saya rasanya hampir tidak pernah melihat orang bersepeda. Terasa… Read More

25 Mei 2024

Pilih Tinggal di Jepang atau New Zealand?

Saya pernah tinggal di Tokyo, Jepang tahun 2010-2013. Saya juga pernah tinggal di Auckland, New… Read More

20 Mei 2024

Idul Fitri 1445 H (2024) di Bintaro

Mumpung masih bulan Syawal, Selamat Idul Fitri 1445 H ya semuanyaaa. Minal aidin wal faidzin.… Read More

22 April 2024

Sekilas Ramadhan 1445 H (2024) di Bintaro

Alhamdulillah tahun ini dikasih kesempatan untuk ketemu Ramadhan lagi. Dan makin lama kok ya Ramadhan… Read More

21 April 2024

Menjelajah Auckland dengan Berlari

Kembali ke seri jelajah Auckland. Dulu saya sudah pernah menulis wilayah Auckland mana saja yang… Read More

19 April 2024