DIY by Hani: Pakaian Akad Nikah Jahitan Sendiri

Ada yang bisa menjahit dan memutuskan untuk menjahit sendiri pakaian untuk hari pernikahannya? My sister did it! Untuk akad nikahnya, dia menjahit pakaiannya sendiri. Benar-benar penerus mama, mama saya dulu juga menjahit sendiri pakaian pengantinnya. Sungguh DIY yang beda level dengan saya. Saya mah dulu mampunya DIY bikin buku tamu, haha.

Baca juga: Buku Tamu Buatan Sendiri

Saya ga ingat kapan persisnya adik saya mulai belajar menjahit. Dia belajar dari mama, sementara mama dulu belajar jahit secara autodidak (bongkar jahitan baju sendiri, jahit ulang, dst.). Sejak kecil baju-baju kami kebanyakan dijahit oleh mama. Lama-lama adik saya pun ingin belajar menjahit. Sepertinya motivasi awalnya untuk kebutuhan sendiri, karena dia doyan koleksi baju #eaaa. Kalau beli kan mahal, padahal modelnya minimalis, ga ribet buat ditiru. Kalaupun ada yang murah, bahan atau jahitannya kurang OK. Kalaupun murah dan bahan OK, ukurannya kurang pas di badan. Jadi mending beli bahan dan jahit sendiri, ukuran pas, model bisa sesuai selera. Begitulah kira-kira.

Mesin jahit bukanlah barang baru buat kami, karena mesin jahit di rumah sudah ada sejak lama, bahkan umurnya lebih tua daripada saya. Mesin jahit itu masih mesin jahit manual, yang digerakkan dengan goyangan kaki. Mama saya ga berminat dengan mesin jahit listrik, sudah nyaman dengan mesin jahit tersebut. Dari kecil kami sudah bisa mengoperasikan mesin jahit itu. Kalau saya cuma mampu jahit sederhana dan masih kurang rapi, tapi adik saya, she takes it to another level. Dan adik saya pun menjahit pakaian akad nikahnya dengan mesin jahit yang sudah tua itu.

Mesin jahit tua yang banyak berjasa

Jadi seperti apa pakaian akad nikahnya? Konsep dia sih ala-ala princess gitu. Adik saya memang suka pakai dress kembang payung, untuk pakaian nikahnya pastilah dia memilih yang kembang payung juga serta berekor. Sungguh beda 180° dengan saya yang merasa dress kembang payung itu merepotkan (rempong nyeterikanya yes), apalagi ada ekornya, bikin ribet aja kalau jalan, haha. Makanya alhasil pakaian akad nikah saya dulu sederhana banget, haha.

Baca juga: Pakaian Akad Nikah Reisha

Hasil akhir pakaian akad nikah yang dijahit adik saya ini seperti berikut. Bagus ga? 😀

Pakaian akad nikah Hani, dipajang di kamar pengantin

Kalau lihat foto itu aja, saya bakal mengira dress-nya itu satu kesatuan, padahal sesungguhnya dress-nya terdiri dari dua komponen. Bagian dalam berupa dress polos tanpa ornamen apa-apa, dibuat dari bahan Jaguar. Lalu di bagian bawah dress ditambah dengan rok berekor, dibuat dari bahan Organza. Sebagai hiasannya, adik saya pakai bahan Brokat Tile, diguntingi bunga-bunganya, lalu dijahitkan ke sekeliling rok berekor tadi. Adik saya juga menambahkan taburan mutiara di tempelan Brokat Tile tadi. Mungkin bagusan dipasangi payet ya, tapi katanya ribet dan lama ngerjainnya, mending pakai mutiara aja, tinggal tempel pakai lem tembak, hihi.

Pemasangan mutiara dengan lem tembak

Rok berekor tadi tinggal dipasang dengan bros besar di bagian depan, dan dibantu dengan beberapa peniti di belakang agar tidak mudah lepas. Saya tanya kenapa dipisah, karena jadi merepotkan ya masangnya. Ternyata katanya biar dress polosnya nanti bisa dipake lagi buat ke kondangan, acara tertentu, dll. Kalau ga dipisah rasanya sulit untuk nemu momen untuk pakai dress itu lagi. Oh, baiklah.

Oia bagian atas dress itu jadinya polos aja tanpa hiasan, karena nanti bakal tertutup oleh selendang juga, jadi rasanya percuma kalau dihias. Adik saya juga bikin selendang panjang yang juga ditempeli bunga-bunga dari Brokat Tile dan mutiara. Entah berapa meter panjangnya, yang jelas saat dipakai, selendangnya masih bisa nyentuh lantai.

Model jilbabnya sederhana saja, seperti halnya kita pakai jilbab segiempat biasa. Selendangnya udah rame sih ya, jadi kalau model jilbabnya juga dimacam-macami khawatir hasilnya jadi aneh.

Pemasangan jilbab dan selendang

Hasil akhirnya setelah dipakai adik saya jadi seperti ini. Di kamera saya ga ada foto adik saya yang sendiri yang bagus, jadi pajang foto sama suaminya aja lah ya. Kalau pakaian suaminya sih memang diserahkan ke tukang jahit, adik saya belum bisa menjahit pakaian pria, apalagi jas. 😀

Setelah prosesi akad nikah Hani & Aznil

Untuk orang yang skill menjahitnya belum expert banget, menurut saya pakaian akad nikahnya ini udah bagus sekali. Semoga skill-nya terus meningkat ya, jadi ada penerus mama dan saya ga perlu bingung cari orang buat jahitin baju saya, haha.

By the way, pakaian akad adik saya ini sebenarnya bukanlah proyek wedding dress-nya yang pertama. Sebelum menikah, adik saya juga udah sempat menjahitkan pakaian akad nikah untuk dua orang temannya. Adik saya memang udah cukup sering dapat order jahit baju sebelumnya, tapi ya baju biasa aja. Salut juga sama temannya yang mempercayakan pakaian nikahnya dijahit oleh adik saya yang belum berpengalaman sama sekali menjahit baju buat pengantin.

Pakaian akad nikah Serli dan Nia yang dijahit oleh Hani

Sekian cerita tentang adik saya dan pakaian nikahnya. Kalau ada yang mau jahit baju boleh coba kontak adik saya, hihi #bantupromosi. Tapi adik saya belum tentu bisa terima order setiap saat karena sekarang dia juga lagi kuliah S3 di Padang, heuheu.

Ada yang berencana jahit sendiri pakaian pernikahan juga? 😀

Salam,

Leave a Reply

Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

View Comments

  • waaah akhirnya bisa baca tulisan jahit baju akad sendiri
    soalnya aku juga kepikiran mau jahit sendiri nanti kalo nikah. oke juga idenya yang dipisah bagian baju dan rok ber-tile nya hehe.

    menarik kak menariiik

    -Putri-

    Cancel reply

    Leave a Reply

    Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

    • Wah, bisa jahit juga ya? Seru! Semangat, nanti share juga ya ceritanya ^^

      Cancel reply

      Leave a Reply

      Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

  • Luar biasa....

    Cancel reply

    Leave a Reply

    Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

    • Makasih mbak :)

      Cancel reply

      Leave a Reply

      Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

  • Wow aku takjub
    Adiknya keren sekali deh
    Cantiiiiik semuanya ya bajunya ya pengantinnya

    Cancel reply

    Leave a Reply

    Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

    • Hehe terima kasih mbak :)

      Cancel reply

      Leave a Reply

      Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

  • Bagus banget mba. Aku dr dlu pgen bljr jait. Tp ga pernah kesampean.

    Cancel reply

    Leave a Reply

    Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

    • Udah ada niat untuk belajar jahit, tinggal dieksekusi mbak :D Semangat :D

      Cancel reply

      Leave a Reply

      Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

  • Haduuhh kalo gini sih namanya udah expert lah. Aq paling mentok jahit buat anak sendiri sama baju buat sehari2. Itupun dengan pola ala2 sendiri. Ga pake rumus2 kayak penjahit beneran. Kece ih tulisannya. Jadi termotivasi untuk latihan menjahit terus

    Cancel reply

    Leave a Reply

    Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

    • Hehe, adik saya ada mentornya di rumah sih mbak, jadi kalau bingung bisa langsung nanya atau dibantu. Tapi belajar autodidak itu juga keren menurut saya, ntar nemu sendiri yg oke gimana. :)

      Cancel reply

      Leave a Reply

      Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

  • wah hebat ya, kalau aku sih pastinya malas , hiiii

    Cancel reply

    Leave a Reply

    Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

    • Sama mbak, mending dibikinin ya, haha

      Cancel reply

      Leave a Reply

      Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

  • Haduuuh kece banget adekmu mbak. AKu DIY juga nih, nempel payet hehe. Keren aku salut! Pengen juga bisa jahit tpi ga sempat

    Cancel reply

    Leave a Reply

    Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

    • Hehe terima kasih mbak :)

      Cancel reply

      Leave a Reply

      Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

  • Saya kemarin juga, menjahit baju nikahan sendir, yang buat resepsi. Bukan saya yang jahit. Tapi gotong royong bude dan tante saya. Mereka belum pernah bikin gaun/dress pernikahan sebelumnya. Saya nekat. demi irit budget. Dan hasilnya bagus. Heheheee

    Cancel reply

    Leave a Reply

    Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

  • Iiih.. Pengen banget buat gaun sendiri. Mba..
    Minta tolong fotoin dong, itu ekornya dibuat lepasnya gmn? Masangnya gmn?
    Aq penasaraaan.. Barangkali bisa ikutan buat mba..

    Makasih sharingnya ya mba..

    Cancel reply

    Leave a Reply

    Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

    • Halo Lia, emm maaf tampak sulit buat fotoin sekarang, adik saya baru lahiran soalnya dan masih beradaptasi jadi ibu baru, hehe.

      Sebagai gambaran, itu kayak rok yang depannya terbuka, ada tali di pinggangnya jadi dipasang dengan mengikatkan talinya itu :)

      Cancel reply

      Leave a Reply

      Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

  • Artikel bagus, yuk kunjungi website kami

    Cancel reply

    Leave a Reply

    Emailmu tidak akan dipublikasikan. Bagian yang harus diisi ditandai dengan *

Recent Posts

Perjalanan ASI Alin (3): Support System dan Balada Pumping

Di tulisan sebelumnya saya sudah menceritakan seputar ikhtiar saya untuk meningkatkan produksi ASI. Kali ini… Read More

5 November 2024

Menjelajah Auckland dengan Bersepeda (1): The Stories

Dulu waktu awal-awal datang di Auckland, saya rasanya hampir tidak pernah melihat orang bersepeda. Terasa… Read More

25 Mei 2024

Pilih Tinggal di Jepang atau New Zealand?

Saya pernah tinggal di Tokyo, Jepang tahun 2010-2013. Saya juga pernah tinggal di Auckland, New… Read More

20 Mei 2024

Idul Fitri 1445 H (2024) di Bintaro

Mumpung masih bulan Syawal, Selamat Idul Fitri 1445 H ya semuanyaaa. Minal aidin wal faidzin.… Read More

22 April 2024

Sekilas Ramadhan 1445 H (2024) di Bintaro

Alhamdulillah tahun ini dikasih kesempatan untuk ketemu Ramadhan lagi. Dan makin lama kok ya Ramadhan… Read More

21 April 2024

Menjelajah Auckland dengan Berlari

Kembali ke seri jelajah Auckland. Dulu saya sudah pernah menulis wilayah Auckland mana saja yang… Read More

19 April 2024