Idul Fitri 1438 H (2017) di Bandung

Idul Fitri tahun lalu adalah Lebaran dengan pengalaman yang jauh berbeda buat kami. Pertama, kami tidak mudik ke kampung halaman. April 2017 kami sudah pulang kampung saat adik ipar saya menikah. Kalau Lebaran pulang lagi, rasanya jaraknya terlalu dekat.

Baca juga: Menghadiri Pernikahan Rahayu & Reyhan

Selain itu, tahun lalu rencananya adik saya akan menikah pada akhir Desember, tentu saja kami harus menghadiri. Makanya kami mesti memilih salah satu, mau mudik saat Lebaran atau saat adik saya nikah. Kalau pulang di kedua momen itu sulit karena ga ada budget ongkosnya, apalagi tiket pesawat ke Padang itu mahalnya naudzubillah pas musim mudik Lebaran. Walau pada akhirnya hari pernikahan adik saya diundur, tapi tetap sama lah ya urusan budget.

Baca juga: Menghadiri Pernikahan Hani & Aznil

Kedua, kami Lebaran tanpa ada keluarga besar, jadi hanya kami bertiga saja. Lebaran tanpa mudik sebenarnya bukan pengalaman pertama buat saya ataupun suami. Kami pernah memilih berlebaran di tempat om/tante kami yang juga tidak mudik. Kami juga pernah berlebaran di luar negeri, tepatnya saat masih kuliah. Lebaran kami di luar negeri masih ada acara kumpul-kumpul dengan sesama orang Indonesia, jadi bisa dianggap berlebaran dengan keluarga besar di sana, hehe. Sempat terpikir untuk mencoba ke tempat om/tante lagi, tapi kami ga memilih opsi itu.

Ketiga, akhirnya kami memilih untuk liburan singkat di Lembang! Luar biasa sekali, bakal jadi pengalaman pertama nih Lebaran diisi dengan liburan, bukan silaturrahmi, hihi. Biasanya kami one day trip aja ke Lembang, kali ini kami ke sana pakai nginap, tepatnya 3 hari 2 malam, hoho.

Menginap di SanGria Resort & Spa

Biasanya kalau menginap di hotel, kami akan mencari hotel yang murah meriah saja. Tapi kali ini suami bilang cari hotel yang bagusan aja, sesekali. Kami pun memilih SanGria Resort & Spa karena ada kolam renangnya dan view di sana sepertinya bagus.

Kami berangkat ke Lembang siang hari di hari terakhir Ramadhan dan langsung menuju hotel. Perjalanan luar biasa lancar jaya, baru kali itu saya ke Lembang tanpa macet, bahkan jalanan bisa dibilang sepi banget, haha. Yah, siapa juga yang mau jalan-jalan ke Lembang sehari sebelum Lebaran, pikir kami.

Di hotel, kami langsung check in dan meletakkan barang. Hotelnya sepi banget.

Berikutnya kami mencoba keliling hotel sekalian cek kolam renangnya. Saat pertama datang ke hotel, kesannya bangunan hotelnya cuma satu lantai. Penampilannya menipu. Bangunan hotelnya ga bertingkat ke atas, tapi ke bawah, karena posisinya di lereng bukit. Kolam renangnya terletak paling bawah sehingga kita mesti menuruni banyak tangga.

Sembari menuju kolam renang, pertama kami ketemu kolam ikan dulu. Kebetulan di sana sudah disediakan makanan ikan, jadi kita bisa kasih makan ikan-ikannya.

Akas kasih makan ikan

Tak jauh dari kolam ikan ada lapangan rumput. Di sana tersedia gawang kecil dan bola. Akas dan ayahnya main bola sebentar.

Main bola walau masih belum lancar menendang

Kami lanjut jalan, barulah ketemu kolam renang. Air kolamnya dingin banget. Namanya juga di Lembang ya. Tapi dekat situ ada jacuzzi alias kolam dengan air panas. Enak nih berendam di udara Lembang yang dingin.

Hati-hati jangan sampai kecebur
Berfoto di dekat kolam renang

Mumpung sepi, kami pun langsung pengen nyobain kolam renangnya. Tapi kami mesti balik dulu ke kamar untuk mengambil handuk dan pakaian renang. Naik turun tangga lagi deh, heuheu.

Siapkan jiwa raga untuk menaiki tangga
Kalau cape naik tangga bisa duduk-duduk dulu di ayunan ini

Suami mencoba berenang di kolam air dingin, saya sih ga mau. Saya langsung ajak Akas ke kolam air hangat. Awalnya Akas ga mau dan nangis, mungkin masih takut masuk air setelah pengalaman ke SnowBay TMII dulu. Tapi pelan-pelan dibujuk, diajak duduk di pinggir kolam dulu, pelan-pelan digendong masuk air, akhirnya dia bisa enjoy juga di kolam renang. Alhamdulillah.

Baca juga: Water Fun: Main Air di SnowBay TMII

Malamnya kami makan di restoran yang tak jauh dari hotel. Saya amati sekeliling, ga ada yang berjilbab. Perkiraan saya mayoritas non muslim. Lagi-lagi sadar diri, siapa juga yang keluar makan di restoran di Lembang di malam takbiran, yang ada pada kumpul dengan keluarga besarnya keleus, haha.

Shalat Ied di Lembang

Pagi hari raya pun tiba. Selamat datang hari kemenangan. Awalnya kami mau coba shalat Ied di masjid, tapi tampaknya agak jauh dari hotel, kalau bawa mobil khawatir jalanan macet. Kami pun memutuskan ikuti kemana orang berjalan aja. Rupanya ada shalat Ied di lapangan di SMP N 3 Lembang. Lokasinya dekat, kami cukup jalan kaki ke sana.

Di luar dugaan saya, yang shalat Ied di sana dikit banget. Selama ini saya terbiasa dengan shalat Ied yang ramai pesertanya, satu masjid besar bisa penuh, satu lapangan bisa jadi lautan manusia. Saya kira belum pada datang aja, tapi sampai shalat Ied dimulai, ternyata ga banyak nambah. Tapi ga apa-apa, yang penting bisa shalat Ied, hehe.

Alhamdulillah akhirnya saya bisa ikut shalat Ied lagi. 2 tahun berturut-turut saya ga ikut shalat Ied karena jagain bayi, kali ini Akas saya bawa dan dia alhamdulillah anteng selama shalat.

Khutbah yang disampaikan juga sangat berkesan. Dari apa yang disampaikan khatib, saya merasa tertohok dan tertampar betapa ruginya saya yang masih belum memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan. Usai shalat suami pun bilang hal yang sama. Huhuhu. Sayang saya ga catat isi khutbahnya saat itu, kalau ada kan lumayan banget buat reminder di masa depan.

Alhamdulillah diberi pengalaman shalat Ied yang berbeda, sederhana, namun berkesan.

Menikmati Hidangan Lebaran di SanGria Resort & Spa

Beres shalat Ied, kami segera kembali ke hotel, tentunya untuk sarapan. Hari sebelumnya pegawai hotel sudah bilang kalau mereka akan menyajikan hidangan khas Lebaran untuk sarapan. Benar saja, tersedia ketupat, opor, kue Lebaran, dll. Alhamdulillah ya bisa makan menu Lebaran juga.

Makan-makan, yay!

Lagi-lagi saya lihat sekeliling, ga ada yang pakai jilbab, mayoritas wajah orang Tionghoa. Kembali menertawakan diri sendiri, siapa juga yang abis shalat Ied makan-makan di restoran hotel, haha.

Awalnya kami makan di dalam restoran, tapi kemudian kami pindah ke balkon. Dari balkon view-nya seger banget. Pas pula langitnya biru cerah.

Menikmati kue Lebaran dan view dari balkon restoran hotel

Jalan-Jalan di Lembang

Usai makan, agenda kami adalah jalan-jalan. Tapi sebelum berangkat, kami foto-foto dulu di halaman hotel. Lumayan ada dekorasi bedug, bisa dipake lah buat foto ucapan selamat Idul Fitri, hihi. Kami juga foto-foto di taman hotel.

Di taman hotel

Hari itu kami jalan-jalan ke Floating Market Lembang. Keesokan harinya kami ke Dusun Bambu lalu kembali ke rumah. Tapi ceritanya nanti saya tulis terpisah aja, kepanjangan kalau di sini, hehe.

Demikian cerita Idul Fitri kami tahun lalu. Seru juga ternyata mencoba Lebaran dengan suasana yang lain dari biasanya. Sempat sih terasa sepi karena ga ketemu keluarga besar, tapi yaa, dijalani aja. Ada yang mau coba Lebaran seperti pengalaman kami ini? 😛

Salam,

Reisha Humaira

2 komentar pada “Idul Fitri 1438 H (2017) di Bandung

  • 21 Maret 2018 pada 07:37
    Permalink

    Sama Mba tahun lalu aku jg gak mudik, stay di Bsndung. Cuma bedanya aku dirumah aja gak jln2 liburan hehehe

    Balas
    • 28 Maret 2018 pada 06:00
      Permalink

      Hehe. Kalau stay di Bandung mending di dalam kota aja mbak, kalau ke Lembang jalan ke sananya macet 😀

      Balas

Leave your comment