Kuliah S2 di Jepang dengan Beasiswa Monbukagakusho (MEXT)

Tahun 2010-2013 lalu, saya berkesempatan tinggal dan kuliah di Jepang dengan beasiswa Monbukagakusho (MEXT), alhamdulillah. Berikut rangkuman perjalanan saya mulai dari saya mendaftar beasiswanya hingga menamatkan pendidikan S2 di Jepang.

Mengejar Beasiswa Monbukagakusho

Monbukagakusho (文部科学省) atau MEXT (Ministry of Education, Culture, Sports, Science, and Technology) adalah salah satu kementerian dalam pemerintahan Jepang yang setiap tahunnya menawarkan beasiswa untuk studi di Jepang.

Saya mendaftar untuk program Research Student pada bulan Mei 2009. Saat itu saya belum lulus S1, masih berjuang menyelesaikan Tugas Akhir (TA) di ITB, tapi sudah menargetkan untuk diwisuda pada Oktober 2009. Tahap awal dalam proses seleksi beasiswa ini adalah pendaftaran dan seleksi dokumen. Untuk tahap ini, selalu perhatikan ketentuan terbaru yang disediakan oleh si pemberi beasiswa, beasiswa apapun itu. Karena bisa saja ada perubahan signifikan dalam persyaratannya. Sebagai contoh, sekarang ada prosedur registrasi online juga, dulu tidak ada.

Lolos dari seleksi dokumen, selanjutnya ada ujian tulis Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang, serta wawancara. Saat  proses seleksi saya dulu, yang udah lolos seleksi dokumen bakal ikut tes tertulis DAN wawancara. Sedangkan saat ini, dari ujian tulis masih diseleksi lagi, barulah yang lolos ujian tulis bakal lanjut ke seleksi wawancara. Persaingan semakin berat, heuheu. See, udah beda lagi prosesnya. Oia, dulu pengumuman selalu via telepon, sekarang pengumumannya di website Kedubes Jepang.

Setelah lolos seleksi wawancara, kita akan diminta Kedubes Jepang untuk mencari dan meminta Letter of Acceptance (LoA) dari perguruan tinggi di Jepang. Untuk mendapatkan LoA, ada baiknya kita sudah mengontak profesor di Jepang (biasanya via email), dan korespondensi dengan profesor di Jepang ini bisa jadi cepat, bisa jadi lama. Saran saya, kalau memang Anda serius ingin kuliah di Jepang, dicoba saja cari profesornya dari jauh-jauh hari.

Setelah menyerahkan LoA, Kedubes Jepang akan merekomendasikan peserta ke pihak MEXT (pemberi beasiswa). Peserta akan menjadi penerima beasiswa jika lolos seleksi di MEXT. Setelah diumumkan sebagai penerima beasiswa, kita bisa mempersiapkan keberangkatan ke Jepang nanti. Oia untuk visa, enak banget deh karena kita tinggal terima jadi dari Kedubes Jepang, ga perlu ribet urus sendiri.

Oia dulu saya cukup banyak dapat pertanyaan dari pemburu beasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke D2/D3/S1 di Jepang ataupun program Teacher Training. Perlu saya tekankan bahwa program Research Student ini untuk yang mau S2/S3 di Jepang, dan prosedurnya berbeda sekali untuk tiap program.

Masa-Masa Research Student

Udah dinyatakan sebagai penerima beasiswa Monbukagakusho program Research Student, udah berangkat ke Jepang, selanjutnya gimana?

Pada umumnya, penerima beasiswa Monbukagakusho Research Student akan berstatus sebagai research student, jarang ada yang langsung masuk ke program master/doktoral, kecuali kalau mendaftar beasiswa Monbukagakusho yang U to U. Program research student ini setau saya non-degree. Kegiatan semasa research student tergantung dari profesor dan kampus. Saya jadi research student selama 1 tahun. Dalam 1 tahun itu, yang saya lakukan antara lain:

  • Mengambil kelas bahasa Jepang selama (2 semester). Ini sih ga diwajibkan oleh kampus ataupun profesor saya. Kelasnya seperti perkuliahan biasa, belajar dan ada ujian, tapi nilainya tidak masuk transkrip. Tujuan utama saya ngambil sih agar bisa bahasa Jepang minimal untuk keperluan hidup sehari-hari.
  • Mengikuti master seminar atau kami menyebutnya M-zemi (2 semester), yang isinya presentasi-presentasi dari mahasiswa master. Ada presentasi progres riset, ada juga presentasi tentang paper yang dibaca.
  • Mengambil 1 mata kuliah master (1 semester, di semester kedua). Ini karena profesor saya bilang kreditnya nanti bisa ditransfer kalau saya udah masuk program master. Lumayan lah buat nyicil kuliah.
  • Mengikuti seleksi masuk (admission procedure) untuk program master. Seleksi masuk ini beda-beda, tergantung kampus dan jurusannya. Kalau saya saat itu alhamdulillah cuma perlu seleksi dokumen, heuheu.
  • Menyiapkan aplikasi untuk scholarship extension. Beasiswa yang didapat tadi hanyalah beasiswa selama kita berstatus sebagai research student. Kalau masuk program master, beasiswanya harus diperpanjang.

Masa-Masa Master Program

Di graduate school saya, untuk mendapatkan master degree saya mesti menyelesaikan 30 credits (seperti SKS kalau di Indonesia), menjalankan riset di lab, serta menyelesaikan tesis. Dari 30 credits itu, 12 credits berasal dari master seminar dan 18 credits berasal dari perkuliahan. Tesis sendiri tidak ada kreditnya, tapi proses riset untuk menghasilkan tesis itu bakal dipresentasikan di master seminar.

Semua perkuliahan saya selesaikan di tahun pertama saya, sehingga di tahun kedua saya tinggal fokus ke riset.

Mungkin udah pernah dengar ya, bahwa kuliah S2 di luar negeri itu ada yang course based, ada yang research based. Nah Jepang masuk golongan yang research based, jadi porsi risetnya memang lebih besar dibanding perkuliahan. Buat saya perjuangan juga sih menyesuaikan diri dengan kondisi ini, heuheu.

Karena research based, maka kesempatan untuk mengikuti workshop, symposium, atau conference hingga publish paper di jurnal internasional itu terbuka lebar. Di jurusan saya saat itu tidak ada keharusan publish paper sebagai syarat untuk lulus S2, beda dengan S3. Tapi profesor saya mendorong agar kami punya submission target, lokal (dalam Jepang) ataupun internasional.

Berkat dorongan dari profesor saya juga alhamdulillah saya bisa ikut conference di U.S. walaupun paper saya cuma diterima sebagai short paper. Kalau bukan karena conference ini, entah kapan saya bisa ke Amerika, heuheu.

Setelah menjalani kuliah dan riset selama 2 tahun, akhirnya saya bisa menyelesaikan tesis juga dan wisuda. Alhamdulillah. Hari wisuda saat itu sangat membahagiakan dan mengharukan buat saya.

Setelah lulus S2, saya memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan tidak lanjut S3. Alasan utama sih karena mau nikah #eaaa. Jika Anda ingin melanjutkan ke S3, Anda masih bisa coba apply scholarship extension sekali lagi ke Monbukagakusho serta menyiapkan diri untuk seleksi masuk S3, dan ini biasanya disiapkan dari sekitar 1 tahun sebelum lulus S2.

Demikian pengalaman saya mulai dari mencari beasiswa hingga lulus S2. Semoga bermanfaat ya. 🙂

Salam,

Reisha Humaira

49 komentar pada “Kuliah S2 di Jepang dengan Beasiswa Monbukagakusho (MEXT)

  • 28 November 2017 pada 14:45
    Permalink

    Tipsnya berguna banget!!

    Balas
    • 22 Mei 2018 pada 10:38
      Permalink

      Alhamdulillah, semoga bermanfaat 🙂

      Balas
  • 31 Maret 2018 pada 20:10
    Permalink

    Hi Kak, ceritanya menginspirasi sekali. Saya sedang mengumpulkan cerita dan pengalaman beasiswa untuk ditampilkan di forum. Harapannya supaya bisa membantu dan menginspirasi teman-teman lain yang sedang dalam proses mencari beasiswa. Apakah kakak tertarik untuk berkontribusi dengan menuliskan cerita kakak di

    http://www.forumkuliah.com/forum

    Terima kasih

    Balas
    • 22 Mei 2018 pada 10:39
      Permalink

      Hai, maaf baru reply. Kalau ada tulisan saya menarik silakan dibagikan, tapi jangan lupa cantumkan sumbernya. Terima kasih 🙂

      Balas
  • 7 Mei 2018 pada 08:02
    Permalink

    Terima kasih sharingnya, Mbak. Lagi cari-cari rekomendasi beasiswa trus nyasar ke sini hehe.

    Balas
    • 22 Mei 2018 pada 10:39
      Permalink

      Sama-sama, semoga sukses ya cari beasiswanya 🙂

      Balas
  • 30 Mei 2018 pada 15:25
    Permalink

    Kak mau nanya, kalau beasisw monbukagakusho itu bisa setelah lulus S2 mencari kerja di jepang atau diharuskn kembali ke indonesia setelah selesai?

    Balas
    • 30 Mei 2018 pada 15:26
      Permalink

      Beasiswa Monbukagakusho ga ada ikatan dinas, jadi kalau setelah lulus mau bekerja di Jepang boleh aja, tidak ada masalah.

      Balas
  • 6 Juni 2018 pada 10:44
    Permalink

    Assalamualaikum , permisi kak saya ingin bertanya, saya mahasiswa S1 semester 4 yang sangat tertarik dengan beasiswa Monbusho ini , yang ingin saya tanyakan apa saja bahan yang saya persiapkan jauh-jauh hari ini untuk seleksi dokumennya dan untuk seleksi bahasa inggris dan jepangnya itu sampai ke level apa ? untuk beginner saja atau sudah level advance, terimakasih kak 🙂

    Balas
    • 8 Juni 2018 pada 11:16
      Permalink

      Waalaikumsalam Eko. Untuk seleksi dokumen coba kamu cek lagi persyaratannya di website kedubes Jepang, nanti dari situ bisa terlihat apa saja yang perlu kamu persiapkan. Untuk tes bahasa Inggris jaman saya dulu levelnya masih lebih mudah dibanding tes TOEFL/IELTS, jadi kalau TOEFL/IELTS kamu sudah memenuhi persyaratan insyaallah bisa melalui tes bahasa Inggrisnya dengan baik. Untuk tes bahasa Jepang dulu tidak wajib, ga tau kalau sekarang. 🙂

      Balas
      • 8 Juni 2018 pada 14:10
        Permalink

        terimakasih kak atas penjelasan dan ilmunya ^^

        Balas
        • 8 Juni 2018 pada 14:15
          Permalink

          Sama-sama. Semoga sukses ya. 🙂

          Balas
          • 8 Juni 2018 pada 14:16
            Permalink

            Aamiin 🙂

  • 21 Juli 2018 pada 13:22
    Permalink

    Hai kak makasih ya, saya baru naik kelas 2 sma sudah mikirin ini karena kayaknya ribet hehe, ga mau pusing dadakan nanti malah semakin ribet dan tambah stress wkwkwkwk. Doain aku ya kak, memang aku orangnya bisa dikatakan bodo tapi saya yakin jika saya terus berusaha, berdoa, dan meminta doa pada kedua orang tua pasti akan dipermudah jalannya 🙂

    Balas
    • 1 Agustus 2018 pada 15:33
      Permalink

      hai adek, kamu itu ga bodo malah kreatif banget udah mikir buat kedepannya , saya aja sewaktu sma ga ada mikir buat beasiswa seperti ini , jadi tetep percaya diri dan semangat ya :).

      Balas
  • 1 Agustus 2018 pada 14:25
    Permalink

    Saya Ilham mhs smt 3, saya tertarik dan terinspirasi, saya boleh minta kontaknya kak untuk pertanyaan lbh lanjut

    Balas
  • 30 Agustus 2018 pada 17:14
    Permalink

    Keren banget mba, do’a kn smoga sy bsa mengikuti jejak mba

    Balas
  • 13 September 2018 pada 11:08
    Permalink

    Bagus banget, saya mengharap informasi Monbukagakusho ini sudah ada dari dulu, sehingga saya bisa ngabisin waktu luang saya untuk les bahasa Jepang, alih-alih les bahasa Perancis yang sekarang malah nggak kepakai.

    Kayaknya kalau nanti anak saya sudah remaja, mau saya suruh les Jepang aja supaya lebih siap kalau mau ambil beasiswa di Jepang. 🙂

    Balas
  • 25 September 2018 pada 23:18
    Permalink

    Jadi beasiswa research student ini, bakal jadi beasiswa s2 kak? kalau udah masuk jadi degree?

    Jadi kan beasiswa research student tuh 1 thn, harusnya habis kan, namun karena kita lanjut s2, diperpanjang 2 tahun lagi gitu? Ga bayar sendiri kan? Mohon penjelasannya kak, makasih

    Balas
    • 26 September 2018 pada 05:30
      Permalink

      Iya beasiswanya bisa diperpanjang. Tapi ga otomatis. Kita mesti apply buat scholarship extension. Ada pengumumannya biasanya dari kampus kapan harus apply kalau mau lanjut degree S2 ataupun S3.

      Dan extension ini bisa sampai 2x. Misal kamu awalnya research student, lalu extend S2. Trus nanti mau langsung lanjut S3, bisa extend lagi beasiswanya.

      Balas
  • 28 September 2018 pada 10:03
    Permalink

    halo, kak. terimakasih sudah memberikan informasinya. saya skrg mahasiswa semester 5 ka, ingin melanjutkan perkuliahan di jepang. apakah saya bisa mendapatkan kontak kaka, untuk bertanya lebih lanjutnya? terimakasih.

    Balas
  • 14 Oktober 2018 pada 20:09
    Permalink

    assalamualaikum wr.wb ka,
    sebelumnya saya ingin bertanya apakah bila mengikuti beasiswa mext ini kita harus membuat reasech secara terpisah dari tesis kita guna membantu pemerintah jepang atau apakah ada program khusus yang harus di jalani selama di sana seperti kegiatan amal dan lainnya kah?
    sebelumnya terimakasih ceritanya sangat menginspirasi ^^

    Balas
    • 18 Oktober 2018 pada 16:24
      Permalink

      Waalaikumsalam wr. wb.
      Riset dan tesis itu tidak terpisah kok. Apa yang kita riset, itulah yang dijadikan tesis. Dan tidak ada program khusus yang mesti dijalani di sana. 🙂

      Balas
  • 11 November 2018 pada 12:28
    Permalink

    Sukses utk Mbak, sy ortu dr anak yg kepingin cari beasiswa ke jepang, bgmn pembiayaannya waktu berangkat, biaya hidup dan biaya kuliah, apakah ortu harus menyiapkan uang sejumlah tertentu, Trims

    Balas
    • 14 November 2018 pada 00:23
      Permalink

      Halo Pak, maaf baru sempat balas. Untuk penerima beasiswa Monbukagakusho, sebelum berangkat sebaiknya siapkan dulu saja uang untuk biaya hidup sebulan. Soalnya uang beasiswa itu baru turun di akhir bulan, sementara kita datang dari awal bulan, jadi butuh uang untuk biaya hidup sampai beasiswanya turun. Kalau biaya kuliah ditangani langsung oleh Monbukagakusho-nya ke kampus, jadi kita tinggal datang belajar saja.

      Dulu saya siapkan sekitar 15 juta rupiah lalu ditukar ke yen, dengan kondisi saya sudah dapat asrama dari sebelum berangkat, dan bayar asramanya boleh setelah beasiswa turun. Kalau tempat tinggalnya mesti dibayar sejak awal juga, berarti siapkan juga uang untuk membayar sewa tempat tinggal.

      Begitu pak kira-kira.

      Balas
  • 14 November 2018 pada 14:38
    Permalink

    Hai kak. MasyaAllah keren banget tulisannya! Sangat berguna buat scholarship hunter, terutama yg ngincar monbusho ini. Boleh tanya kak, untuk Monbusho ini semisal belum lulus S1 tp expected to be graduated pada tahun yg sama bisa mendaftar? Kalau kakak waktu itu gimana? Terima kasih. Sukses selalu…

    Balas
    • 15 November 2018 pada 02:06
      Permalink

      Halo Ibrahim. Boleh kok. Dulu saya juga daftar sebelum lulus 😀 Saya daftar bulan April 2009, baru wisuda Oktober 2009. Saat mendaftar diminta ijazah, kalau belum lulus bisa minta surat keterangan dari kampus bahwa kita expected to be graduated bulan sekian.

      Balas
      • 25 Oktober 2019 pada 19:33
        Permalink

        halo mbak, iseng-iseng nyari info beasiswa di NZ eh nyasar kesini lalu baca-baca tulisan yang lalu hehe. seneng banget sama bahasa penulisan mbak reisha, simpel tapi sampe terhanyut aku tu hehe..
        sukses terus ya mbak..

        Balas
        • 1 November 2019 pada 09:30
          Permalink

          Hehe terima kasih 🙂 Semoga sukses juga yaaa 🙂

          Balas
  • 2 Januari 2019 pada 14:56
    Permalink

    halo kak reisha, tulisan kakak sangat menginspirasi saya. saya jadi pingin juga s2 ke jepang. tapi kak.. apakah kalo bukan lulusan S1 bukan dari universitas negri juga bisa??? saya berasal dari univ swasta, takutnya gabisa dan makin mengurangi kesempatan kita dapat beasiswa nya :(( mohon jawabannya ya kak, terima kasih

    Balas
    • 17 Januari 2019 pada 10:36
      Permalink

      halo, ga ada masalah kok kalau lulusan universitas swasta, yang penting penuhi semua persyaratannya. yang seangkatan beasiswa dengan saya ada juga yang berasal dari universitas swasta 🙂

      Balas
  • 16 Januari 2019 pada 17:01
    Permalink

    halo kak, saya mau tanya, wajib kah syarat yang harus menyiapkan research plan waktu mendaftar?? lalu research plan kita apa harus ada unsur jepangnya atau bebas?? terima kasih

    Balas
    • 17 Januari 2019 pada 10:37
      Permalink

      halo, di syarat pendaftaran diminta research plan, berarti wajib ada. Untuk topik risetnya sendiri bebas, ga harus ada unsur Jepangnya.

      Balas
  • 21 Januari 2019 pada 21:04
    Permalink

    Halo kak mau tanya nih
    misal kita keterima jadi research student di Univ A, apakah kita bisa mendaftar master course di Univ selain A? atau memang klo kita jadi research student di Univ A, maka kita hanya bisa daftar master di univ A saja kah?
    apakah misal kita daftar di Univ lain untuk master misal univ B, apakah kita harus mengulang masa research student lagi di B?

    Balas
    • 13 Maret 2019 pada 11:22
      Permalink

      Halo Safira, maaf dulu kelupaan balas. Kebanyakan research student di univ A, lanjut masternya juga di univ A. Karena biasanya risetnya nanti tinggal dilanjutin aja. Selain itu kurang enak juga sama senseinya kalau lanjut masternya di tempat lain. Tapi ada juga kok yang daftar master di univ lain, kasusnya karena ga lolos-lolos juga ujian masuk master di univ A-nya, padahal sudah hampir habis batas maksimal beasiswa research student-nya, sehingga ybs mencoba daftar di kampus lain aja.

      Balas
  • 5 Maret 2019 pada 08:11
    Permalink

    Assalamualaikum kak, mau tanya, dulu sewaktu daftar apakah kakak sudah kontak professor disana terlebih dahulu? Dan bagaimana cara kakak untuk menentukan topik riset yang ingin diambil? Mohon pencerahannya ya kak. Terimakasih

    Balas
    • 13 Maret 2019 pada 11:24
      Permalink

      Waalaikumsalam Fauziyah, maaf baru balas. Dulu waktu daftar beasiswa saya belum punya kontak profesor di sana. Saya baru cari profesor setelah lolos seleksi di kedutaan. Tapi makin cepat kontak profesor makin baik sebenernya, karena kayak saya dulu jadinya mepet banget.

      Untuk topik riset disesuaikan dengan minat sendiri dan topik yang tersedia di lab profesornya aja. Biasanya profesor sudah punya garis besar mau meriset apa, kita bisa pilih dari situ. Mau ngajuin topik sendiri juga boleh selama masih OK oleh profesornya.

      Balas
  • 16 Juli 2019 pada 05:05
    Permalink

    info nya banyak banget yang penting, makasih ya kak

    Balas
  • 16 Agustus 2019 pada 20:20
    Permalink

    Assalamualaikum Kak
    Saya Pri dari mahasiswa semester 3.
    Saya sebelumnya sudah membaca komen2 yg sudah kakak jawab.
    Seandainya bulan 4-5 pendaftaran,dan wisuda bulan oktober,kakak kan ada bilang kalau kita bisa buat Surat Keterangan dari kampus bahwa kita “expected to be graduated bulan Oktober”.
    Nah,gimana tuh “Cara kita menyampaikan” kalau kita itu belum lulus dan expected ke pihak kedutaannya?apakah mesti datang ke kedutaannya atau bisa melalui email untuk memberitahunya?
    Mohon penjelasan rincinya .Maaf saya masih awam dan sudah punya keinginan untuk mengambil S2 dan S3 di Jepang kedepannya
    Terima kasih

    Balas
    • 16 Agustus 2019 pada 15:27
      Permalink

      Waalaikumsalam. Pengalaman saya dulu, tinggal minta surat keterangannya ke TU kampus, lalu saat kirim berkas pendaftaran masukin surat keterangan itu sebagai pengganti ijazah. Kedutaannya udah paham.

      Tapiii, berhubung saya daftarnya sudah 10 tahun yang lalu, bisa aja sekarang aturannya udah beda. Mending nanti tanya langsung ke kedutaannya, bisa nanya via telepon.

      Balas
  • 13 Oktober 2019 pada 23:28
    Permalink

    bermanfaat sekali kakak

    Balas
  • 6 November 2019 pada 16:01
    Permalink

    Terimakasih banyak Kak Reisha atas ceritanya… sangat bermanfaat..

    Balas
  • 30 April 2020 pada 00:27
    Permalink

    kakk help, karena tahun ini ga ada UN ku daftarnya pake nilai apa dong

    gara-gara pandemi virus corona kek gini jadi terombang-ambing, udah mah aku nolak SNMPTN lagi dikira bakal lancar-lancar aja admission ke luar negeri. uwhaa bingung banget masa harus gap year.

    ku udah JLPT N3, SMA IPA dan lulus tahun 2020 ini, di sisi lain ku udah belajar UN mati-matian tapi malah dicancel

    Balas
    • 30 April 2020 pada 08:59
      Permalink

      Halo. Saya dulu daftar beasiswa Monbukagakusho untuk lulusan S1, jadi saya tidak tahu untuk lulusan SMA seperti apa. Silakan tanya langsung ke Kedubes Jepang yaa.

      Balas
  • 11 Mei 2020 pada 01:24
    Permalink

    Halo kak! Mau tanya.. aku kan sekarang memang masih semester 2, tapi inshaaAllah sudah ada niatan untuk S2 (lagi persiapan belajar bahasa jepang dan bahasa inggris) nah, mau tanya kak, aku pernah baca di persyaratannya (kalo gasalah) katanya untuk mengambil jurusan di S2 melalui beasiswa Monbukagakusho harus sejalur dengan jurusan ketika di S1 ya? Aku kan dari jurusan pendidikan..apakah ada jurusan di S2 melalui beasiswa itu yang jurusannya pendidikan? Kalau mau liat jurusan2nya dimana ya kak? Aku masih bingung buat nyari di internet.. terima kasih kak

    Balas
  • 15 April 2024 pada 05:53
    Permalink

    Terima kasih telah berbagi pengalamannya di Jepang. Semoga suatu saat saya juga bisa pergi ke Jepang.

    Balas

Leave your comment