Masker Saat Pandemi COVID-19, di New Zealand Belum Wajib

Beberapa waktu lalu saya mengisi survei dari kantor terkait kesehatan karyawan. Di sana terdapat pertanyaan: “Apakah Anda menggunakan masker saat keluar rumah?” Saat itu saya jawab: “tidak”. Lalu saya jadi mikir, ini ntar kena peringatan ga ya? Heuheu.

Jujur hingga saat ini saya memang belum pernah menggunakan masker kalau ke luar rumah, selama lockdown pun. Sepengetahuan saya memang tidak ada himbauan apalagi keharusan untuk menggunakan masker bagi semua orang di sini.

Tapi masih ada kok orang-orang yang tetap pakai masker buat jaga-jaga. Di jalan pun masih sering ketemu. Masker sendiri di sini sempat susah dicari, namun sekarang udah ada sih dijual di supermarket, dan masih banyak stoknya. Tapi harganya masih terasa mahal buat saya, makanya karena selama ini saya memilh jaga jarak aja.

Baca juga: Perubahan Kehidupan Sehari-Hari Ketika Lockdown COVID-19 di New Zealand

Pro Kontra Efektivitas Masker untuk Mencegah Penyebaran COVID-19

Sepanjang saya mengikuti berita terkait COVID-19, perkara masker ini memang menimbulkan pro dan kontra serta perubahan apakah disarankan atau tidak.

Awalnya saya baca artikel di Forbes yang menjelaskan bahwa penggunaan masker tidak disarankan untuk yang sehat, karena belum ada bukti masker bisa mencegah COVID-19, lagian bisa berisiko malah kalau penggunaannya tidak tepat. Masker juga hanya memberikan rasa aman semu pada penggunanya.

Lalu di Indonesia sempat heboh ketika Pak Menkes bilang masker hanya untuk yang sakit. Tapi untuk kondisi di Indonesia, saya bisa mengerti sih kenapa ada yang kekeuh pakai masker. Masalahnya di Indonesia masih banyak yang tidak peduli dengan etika batuk/bersin, beda dengan orang Jepang yang kalau lagi ga enak badan by default pada pakai masker. Trus ada juga yang pakai masker untuk menghindari polusi, saya sih dulu juga gitu pas masih pergi-pulang kerja pakai ojol.

Baca juga: Tips Hemat dan Aman Naik Ojek Online

Namun di sisi lain masalahnya adalah masker itu semakin langka, jadi para tenaga kesehatan yang bener-bener wajib pakai masker malah ga kebagian masker. Tambah lagi ada oknum yang menimbun masker, bikin harga masker jadi selangit. Menyedihkan.

Kemudian muncullah saran untuk pakai masker kain bagi masyarakat umum. Ini pun sempat ada yang kontra, karena katanya masker kain tidak efektif untuk melindungi.

Namun akhirnya di beberapa negara penggunaan masker pun diwajibkan, termasuk Indonesia. Masker kain pun juga tidak apa-apa daripada tidak pakai sama sekali. Masker medis tetap diutamakan untuk tenaga kesehatan. Sampai ada slogan, “I protect you, you protect me” terkait penggunaan masker.

Kenapa Pemerintah New Zealand Belum Mewajibkan Masker?

Hingga saat ini, di website Ministry of Health New Zealand masih tertulis info sebagai berikut:

For most people in the community, PPE such as face masks are not recommended. However, for people with symptoms of an acute respiratory infection, the World Health Organization recommends that there may be benefit in wearing a face mask to reduce the spread of infection to other people.

Yang diwajibkan menggunakan masker adalah:

  • Para tenaga kesehatan atau orang yang sedang merawat orang yang sakit.
  • Orang-orang yang sedang batuk, pilek, atau punya gejala lainnya terkait pernapasan.
  • Orang-orang yang masih harus bekerja dan selama bekerja tidak memungkinkan untuk jaga jarak lebih dari 1 meter dengan orang lain.

Di berita pun belum ada kabar bahwa pemerintah mewajibkan penggunaan masker untuk semua orang, walaupun ada beberapa pihak yang meminta pemerintah mempertimbangkan untuk mewajibkan.

Sejauh yang saya pahami, di New Zealand penggunaan masker belum wajib karena:

  • Local transmission alias penularan lokal masih rendah. Statistik kasus positif COVID-19 di New Zealand mayoritas terkait overseas travel atau close contact dengan orang yang sudah positif COVID-19. Penularan lokal ada tapi tidak mendominasi.
  • Lebih diutamakan hal-hal terkait basic hygiene. Yakni cuci tangan pakai sabun, di rumah aja, batuk/bersin dengan ditutupi siku atau tisu, serta membersihkan benda atau permukaan yang sering dipegang.
  • Lebih diutamakan physical distancing. Jaga jarak sejauh 2 meter. Ini masih memungkinkan sekali sih di negara yang masih terasa lapang ini. Lagipula katanya lebih baik jaga jarak tanpa masker ketimbang pada pakai masker tapi masih berdekatan atau kumpul rame-rame dengan orang lain.

Menurut saya masuk akal juga sih dengan kondisi New Zealand saat ini. Lain cerita dengan di Indonesia. Kalau di Indonesia saat ini buat saya amannya memang pakai masker. Penularan lokal udah banyak, banyak yang ga terdeteksi, belum lagi orang-orang yang tidak jujur dan tidak mau karantina mandiri. Susah buat percaya sama orang lain jadinya, sehingga paling bagus memang lindungi diri sendiri dulu aja deh.

Baca juga: COVID-19 dan “Buku” Cerita Bergambar Karya Akas Tentang Coronavirus

Ga lama lagi lockdown di New Zealand akan sedikit dilonggarkan ketika turun ke alert level 3. Beberapa hari yang lalu Auckland Transport mengirimkan email pemberitahuan terkait penggunaan kendaraan umum di saat alert level 3, dan ada paragraf berikut di dalamnya:

While wearing of masks is not needed on public transport, we suggest that customers consider using them as an added precaution against the spread of COVID-19.

Pas baca itu saya jadi mikir lagi soal masker ini. Saya ga tahu setelah lockdown level 4 ini selesai, orang-orang di sini bakal gimana, apakah akan tetap patuh atau malah jadi santuy. Jadi nanti gimana-gimananya tergantung situasi dan kondisi aja deh. Kalau rasanya orang jadi ramai dan susah jaga jarak, sepertinya saya akan memilih pakai masker juga.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Terkait Penggunaan Masker

Dulu saya pakai masker itu ya pakai aja, bahkan satu masker yang sama dipakai untuk beberapa kali, toh cuma dipakai selama di ojol doank biar ga menghirup asap, wkwk. Hayo siapa yang gitu jugaaa? #caritemen

Tapi sejak ada COVID-19 ini jadi nambah ilmu bahwa pakai masker ga boleh sembarangan kayak gitu, haha. Salah-salah atau pakai masker dengan ngasal justru malah meningkatkan risiko kesehatan pada pemakainya, heuu. Apa aja yang perlu diperhatikan seputar masker?

  • Cuci tangan pakai sabun atau gunakan hand sanitizer sebelum memasang masker.
  • Cek dulu kondisi maskernya, apakah ada sobekan atau lubang. Kalau ada berarti jangan dipakai.
  • Pasang masker menutupi hidung, mulut, dan dagu dengan rapat sehingga tidak ada celah dengan wajah. Khusus masker medis, sisi berwarna dipasang di bagian luar dan bagian yang berkawat dipasang di atas hidung.
  • Jangan pasang masker hanya untuk menutupi mulut saja tapi hidung terbuka misalnya.
  • Jangan pegang bagian depan masker. Jika perlu untuk merapikan posisi masker, cuci tangan terlebih dahulu.
  • Jangan buka masker saat berbicara dengan orang lain. Karena ya jadi ga guna donk bambang pake maskernya.
  • Lepaskan masker dari bagian belakang telinga atau kepala, jangan dari depannya.
  • Setelah dipakai, langsung buang (untuk masker sekali pakai) atau cuci maskernya (untuk masker kain). Jangan sampai masker bekas pakai dipegang oleh orang lain.
  • Setelah melepas masker, cuci tangan pakai sabun.
  • Jangan pakai masker medis berkali-kali, itu cuma untuk sekali pakai.

Perlu diingat juga bahwa pakai masker saja tidak menjamin kita aman dari COVID-19. Tetaplah di rumah aja, cuci tangan pakai sabun, dan jaga jarak, itu yang utama.

penggunaan masker saat pandemi covid-19
Serba-serbi masker (Sumber: WHO)

Oia beberapa kali saya ingatkan keluarga di kampung halaman untuk selalu pakai masker. Mama saya saat itu bilang masih sering lepas-pasang, hiks. Katanya sesak dan susah napas kalau pakai masker.

Dulu ketika belum terbiasa pakai masker, saya juga merasa begitu sih, jadi bisa dimengerti. Tapi setelah terbiasa, udah ga masalah lagi kok. Dan di kondisi pandemi sekarang, tinggal dibiasakan aja sebenarnya.

Demikian kisah terkait masker. Sungguh tulisan ini bakal jadi reminder juga buat saya terkait masker. Gimana ceritamu dengan masker?

Salam,

Reisha Humaira

6 komentar pada “Masker Saat Pandemi COVID-19, di New Zealand Belum Wajib

  • 28 April 2020 pada 02:52
    Permalink

    aku mah pakai masker paling tidak tdk langsung dengan orang ada penghalangnya

    Balas
    • 5 Mei 2020 pada 23:42
      Permalink

      Lanjutkan mba! Di Indonesia emang wajib pakai masker, demi keselamatan diri sendiri juga.

      Balas
  • Pingback: Masker Saat Pandemi COVID-19, di New Zealand Belum Wajib – Blogger Perempuan

  • 2 Mei 2020 pada 09:30
    Permalink

    hehe sama kayak aku mbak, pakai masker bisa seminggu lebih, seringnya buat naik motor.
    pas tau masker langka dan harga jual yang gila gilaan, waduhh cuman bisa diem aja, belum sampe tahap beli masker yang 1 boxnya 300ribu itu. sekarang udah banyk pakai masker kain

    Balas
    • 5 Mei 2020 pada 23:38
      Permalink

      300 ribu itu harga sesaat aja ya, untung banget tuh dulu ga dibeli. sekarang alhamdulillaah udah normal lagi harga maskernya.

      Balas
  • 7 Mei 2020 pada 08:23
    Permalink

    iya mbak sekarang masih ada yang seratus ribuan,, tapi masih mahal juga
    denger denger udah normal lagi harganya

    Balas

Leave your comment