Bulan Juni lalu Akas berusia 4 tahun dan saya dihubungi oleh Plunket agar melakukan B4 School Check untuk Akas. B4 School Check adalah program pemerintah New Zealand yang menawarkan pemeriksaan kesehatan dan tumbuh kembang untuk anak umur 4 tahun, gratis! Tujuan B4 School Check lebih ke arah untuk mengecek kesiapan anak untuk sekolah. Sesuai namanya lah ya, before school check, huehe.
The B4 School Check aims to identify and address any health, behavioural, social, or developmental concerns which could affect a child’s ability to get the most benefit from school, such as a hearing problem or communication difficulty.
Di New Zealand anak-anak bisa mulai masuk primary school sejak usia 5 tahun, paling lambat umur 6 tahun. B4 School Check ini ga wajib, tapi para orang tua di-encourage untuk melakukan pemeriksaan ini untuk anaknya. Lagian gratis juga ya, jadi kenapa tidak? Hehe.
Baca juga: Tentang Pendidikan untuk Anak Usia Dini di New Zealand
Di Auckland, B4 School Check ini diselenggarakan oleh Plunket. Plunket itu penyedia layanan kesehatan untuk ibu dan anak di bawah 5 tahun. Semacam Posyandu kali ya, tapi kegiatannya lebih banyak lagi. Kalau punya anak balita, saat tinggal di New Zealand sebaiknya gabung Plunket deh. Bisa langsung daftar di website-nya. Nanti bakal dihubungi kalau ada kegiatan atau check up untuk anak.
Lalu, di B4 School Check itu ngapain aja? Berikut tahapan B4 School Check untuk Akas dari pengalaman kami di Auckland.
Daftar Isi Tulisan Ini
Sebelum melakukan B4 School Check, kita harus bikin appointment dulu. Saya diberi nomor telepon yang mesti dihubungi untuk membuat appointment tersebut. Di telepon, kita dimintai sejumlah data seperti nama anak, tanggal lahir anak, dan NHI Number-nya. NHI Number ini bisa ditanyakan ke klinik dokter umum tempat si anak terdaftar.
B4 School Check sebaiknya dilakukan segera setelah anak ulang tahun yang ke-4. Tapi kami sendiri bikin appointment baru pada tanggal 20 Agustus 2019, huehe. Dapat tempat check up-nya di Parnell Plunket Clinic.
Saat bikin appointment, kami diberitahu bahwa nanti ada form yang mesti diisi. Isiannya cukup banyak, jadi mereka menawarkan untuk mengirim formnya via email lalu print dan isi sendiri, atau datang lebih cepat di hari H untuk mengisi formnya terlebih dahulu. Kami pilih isi di rumah aja.
Form kuesionernya ada 7 halaman ternyata. Lumayan juga yaa. Isi formnya antara lain:
Di hari H saya dan Akas datang ke lokasi Plunket yang sudah ditentukan. B4 School Check dilakukan bersama seorang nurse dari Plunket. Awalnya saya menyerahkan form yang sudah diisi, kemudian nurse mengecek dan nanya-nanya ke saya soal Akas.
Secara umum perkembangan Akas menurut saya ga ada masalah. Yang jadi concern saya di antaranya:
Yah wajar semua katanya, jadi ga perlu khawatir sebenarnya, hehe. Saya juga ditanyai concern lain, misal terkait makannya, apakah sudah lulus toilet training, dll. Tapi sejauh ini alhamdulillah ga ada masalah dengan itu.
Baca juga: Cerita Toilet Training Akas (2): Proses dan Lesson Learned
Kuesioner yang sudah diisi tadi dicek ulang sama nurse, trus dia hitung-hitung. Ada perhitungan skornya kali ya. Dan katanya hasilnya masih dalam batas normal. Yo wes.
Form kuesioner yang sama dikasih ke saya untuk dibawa ke sekolah Akas. Disuruh kasih ke gurunya biar nanti gurunya yang isi. Gunanya untuk membandingkan evaluasi anak dari sudut pandang orang tua di rumah vs. guru di sekolah. Form yang diisi sekolah dikirim langsung oleh sekolah ke pihak B4 School Check-nya, ga tahu deh saya hasilnya gimana, heuheu.
Beres dengan urusan terkait form kuesioner, lanjut dengan cek fisik anak. Ga banyak sih, cuma timbang dan ukur tinggi badan. Berat Akas saat itu 17.7 kg, tingginya 105 cm.
Nurse juga cek kondisi giginya, ditanya apakah sudah daftar di klinik gigi, apakah sudah pernah periksa gigi Akas ke dokter gigi.
Akas juga sempat diminta melompat dan berlari, tapi Akasnya ga mau, wkwk. Kayaknya untuk melihat kemampuan motorik kasarnya ya. Saya bilang aja Akas itu bisa, dia sehari-hari pasti lompat dan lari-lari, hehe.
Setelah itu Akas diminta untuk berdiri dengan satu kaki, gantian kaki kiri dan kanan. Kayaknya untuk cek keseimbangan ya.
Kalau tadi nurse-nya lebih banyak ngobrol dengan saya, tahap berikutnya lebih banyak dengan Akas. Oia dalam B4 School Check ini nurse-nya pakai bahasa Inggris. Kalau misalkan si anak belum bisa bahasa Inggris ga apa-apa, kita bisa bantu untuk menerjemahkan. Karena fokus ceknya kan lebih ke soal tumbuh kembangnya, bukan kemampuan bahasanya.
Selanjutnya nurse memberikan sejumlah instruksi untuk dilakukan Akas. Awalnya Akas agak ragu-ragu, tapi lama-lama alhamdulillah kooperatif. Apa saja instruksinya?
Itu aja sih seingat saya. Beres deh. Nurse masih nanyain beberapa hal ke saya, Akas lanjut corat-coret di kertas. Selanjutnya nurse ngasih tahu bahwa akan ada hearing and vision check, tapi jadwalnya berbeda. Tunggu dihubungi aja.
Sebelum pulang, Akas ditanya suka warna hijau atau biru. Akas jawab hijau. Eh rupanya dikasih bingkisan. Lumayan banget dapat sikat gigi, pasta gigi, serta tas berisi alat tulis, botol minum, dan raincoat. Akas juga dapat sertifikat bahwa sudah mengikuti B4 School Check, yay.
B4 School Check belumlah tuntas, masih ada pemeriksaan lain. Kami menunggu dihubungi aja, dan akhirnya baru dapat appointment untuk hearing and vision check tanggal 30 Agustus 2019.
Kali ini kami dapat lokasi di Wesley Community Centre, Mt. Roskill. Lebih jauh dibanding Parnell sih, tapi yo wes lah. Saya ingat dulu HUMIA pernah ngadain buka puasa juga di sana, jadi udah cukup familiar dengan tempatnya.
Baca juga: Sekilas Ramadhan 1440 H (2019) di Auckland
Untuk cek pendengaran, Akas dipasangi headphone. Trus nurse-nya bilang mereka bakal main game. Instruksinya, nanti Akas bakal dengar suara dari headphone. Kalau dengar suara, Akas mesti pindahin stik kecil yang disediakan ke wadah di sebelahnya. Kalau ga denger apa-apa berarti diam aja. Awalnya latihan dulu, baru deh cek beneran. Alhamdulillah tes ini lancar, pendengaran Akas baik-baik aja berarti.
Berikutnya ceritanya mau main game lagi, main pirate. Akas dikasih penutup mata ala bajak laut. Tapi Akas ga mau pakai penutup mata itu. Anak ini emang dari dulu ga nyaman kalau ada apa-apa di kepalanya. Padahal kan mesti cek mata gantian ditutup satu per satu. Akhirnya saya tutupin pake tangan aja, fyuh.
Ceknya mirip dengan cek mata kebanyakan. Nurse ambil posisi sekian meter dari Akas. Akas dikasih kertas besar berisi huruf-huruf. Tiap huruf ada garis vertikal di kiri kanannya plus garis horizontal di atas bawahnya. Nurse memperlihatkan kartu dengan huruf, lalu Akas diminta menunjuk huruf yang sesuai di kertas besar tadi.
Beberapa kali Akas tampak kebingungan cari huruf yang ditunjukkan, atau salah nunjuk. Menurut saya, itu bisa karena beberapa faktor:
Nah karena tes penglihatannya ga sesuai harapan, nurse me-refer untuk periksa ke dokter mata, biar bisa dicek lanjut apa emang ada masalah atau tidak pada mata Akas.
Di satu sisi saya berharap mata Akas baik-baik aja dan dia salah jawab karena ga nyaman dengan tesnya aja. Tapi di sisi lain, saya juga merasa mata Akas itu sepertinya memang bermasalah. Yang jelas saya jadi ada PR untuk bawa Akas ke dokter mata. Nanti cerita soal ke dokter matanya ditulis terpisah yaa.
—
Demikian rangkaian B4 School Check yang dijalani Akas. Menurut saya B4 School Check ini bermanfaat sekali untuk anak ataupun orang tua. Orang tua jadi lebih tahu kondisi anaknya, apakah perkembangannya sudah baik atau belum.
Kalau ada concern tertentu pun orang tua bisa diskusi dengan yang lebih ahli untuk dapat penanganan yang tepat. Dan saya baru sadar juga bahwa cek pendengaran dan penglihatan anak itu ternyata penting ya sebelum anak masuk sekolah. Dulu-dulu mah saya mana pernah kepikiran, apalagi kalau merasa anaknya baik-baik aja. Saya bersyukur sekali bisa dapat kesempatan check up ini.
Dan satu hal yang berkesan buat saya adalah betapa kalimat-kalimat positif itu selalu keluar dari nurse-nya kepada anak. Kata-kata well done, fabulous, fantastic, wonderful, excellent, dan variasi lainnya bergantian disebutkan saat anak melakukan instruksi yang diberikan oleh nurse. Ga pernah ada kata-kata negatif sekalipun yang keluar.
Semoga suatu saat nanti di Indonesia ada program seperti ini juga ya sebelum anak masuk sekolah, aamiin.
Salam,
Di tulisan sebelumnya saya sudah menceritakan seputar ikhtiar saya untuk meningkatkan produksi ASI. Kali ini… Read More
Dulu waktu awal-awal datang di Auckland, saya rasanya hampir tidak pernah melihat orang bersepeda. Terasa… Read More
Saya pernah tinggal di Tokyo, Jepang tahun 2010-2013. Saya juga pernah tinggal di Auckland, New… Read More
Mumpung masih bulan Syawal, Selamat Idul Fitri 1445 H ya semuanyaaa. Minal aidin wal faidzin.… Read More
Alhamdulillah tahun ini dikasih kesempatan untuk ketemu Ramadhan lagi. Dan makin lama kok ya Ramadhan… Read More
Kembali ke seri jelajah Auckland. Dulu saya sudah pernah menulis wilayah Auckland mana saja yang… Read More
View Comments
Ah negara maju emang selalu oke ya programnya..
Disini mana ada cek tumbuh kembang gratis..
Harus cek sendiri dan biayanya mulai dari 500 ribu. Dan harus bikin janji dulu, lama pula..
Aku sudah pesan konsul dokter tumbuh kembang sejak sebulan lalu. Baru akan dilayani tanggal 20 november.
Hehe iya mba. Tapi dipikir-pikir, negara maju bisa bagus-bagus programnya karena dananya ada, atau bayar iuran kesehatannya mahal, atau warga yang diurusin dikit. Sementara di Indonesia sebaliknya, iuran BPJS kita murah, pas dinaikin rakyat ngeluh. Warga yang diurusin buanyaaak. Di pemerintah wallahua'lam deh dananya, entah ada tapi dikorupsi atau memang ga cukup, hihi.
Semoga lancar ya mba urusan dengan dokter tumbuh kembangnya :)
programnya mantap, ya
Keren banget ya,….
Di Indonesia sih primary start usia 6 untuk swasta bisa tapi kalau negeri minimal 6,5th.
Di sini ada semacam check begini tapi ya bayar dan bayarnya g amurah juga itu pun hanya sekolah-sekolah Terpadu, Nasional Plus kalau negeri belum ada.
Iya mba, di sekolah swasta biasanya udah ada tes dengan psikolog juga ya sebelum masuk. Butuh proses panjang sepertinya untuk sampai ke level ini, hehe.
Jadi sebelum masuk sekolah harus cek B4 dulu yaa..?
keren banget sih.. di indonesah gak beginiii kayaknya yaa :D
oiya, cek nya itu tujuannya untuk tau perkembangan anak aja atau sebagai syarat masuk sekolah mba?
B4 School Check-nya ga wajib mbak, tapi sangat sangat disarankan untuk dilakukan. Karena ga wajib, sepertinya hasilnya ga dijadikan syarat masuk sekolah. Yang pasti butuh buat syarat masuk sekolah itu record imunisasi anak. :)