NZ Road Trip: Naik Gondola dan Main Luge di Skyline Rotorua
Kamis, 18 April 2019
Di road trip kami bulan April lalu, kami mengalokasikan waktu satu hari untuk di Rotorua. Kalau browsing seputar tempat wisata dan things to do di Rotorua, ada banyak sekali pilihannya. Mau wisata alam bisa, ada hutan dan danau di sana. Mau wisata geotermal bisa, di Rotorua pun memang banyak fenomena geotermal yang bisa dilihat. Mau wisata budaya juga bisa, ada sejumlah Māori village di sana.
Tapi dari sekian banyak pilihan, akhirnya kami menetapkan tujuan utama kami ke Skyline Rotorua. Pengen have fun ceritanya, soalnya di itinerary road trip kami, mayoritas sudah ke alam. Ke Māori village kok ya ga gitu tertarik, dan kebayang Akas bakal bosan, hehe.
Baca juga: Itinerary dan Biaya Road Trip di North Island NZ, Autumn 2019
Ngapain aja di Skyline Rotorua? Ada banyak pilihan di sana, bisa lihat-lihat di website-nya langsung yaa. Kami sendiri ke sana pilihan utamanya untuk main luge.
Kami beli tiket langsung di sana. Waktu itu belum ngerti di mana cari promo dan malas beli tiket online, huehe. Kami beli 2 tiket Gondola + 3 Luge Rides, harganya NZ$53/pack. Akas nanti ikut ayahnya aja, bayar Tandem Luge Riders NZ$5. Di dekat lokasi pembelian tiket ini banyak tersedia informasi buat pengunjung, serta ada video petunjuk cara main luge. Ada contoh luge-nya juga buat yang mau coba naik atau sekadar foto-foto, hehe.
Tiket udah di tangan, petualangan pun dimulai #halah.
Daftar Isi Tulisan Ini
Naik Gondola di Skyline Rotorua
Kawasan Skyline Rotorua terletak di Mt. Ngongotaha. Untuk sampai ke atas, kita mesti naik gondola. Saya perhatikan interior gondolanya ada dua macam. Yang ada kursinya digunakan untuk pengunjung biasa, sementara yang ga ada kursinya digunakan untuk yang bawa sepeda gunung. Setelah kita masuk gondola, petugasnya akan memotret kita terlebih dahulu. Fotonya bisa dicetak dan dibeli nanti. Saya ga tahu harganya berapa, ga minat beli soalnya, wkwk.
Dari gondola kita bisa mulai menikmati pemandangan di sekitar gunung. Alhamdulillah cuaca cerah sekali hari itu.
Makin ke atas, kita mulai bisa melihat Lake Rotorua. Wah baguus, sayangnya cuma bisa menatap terhalang kaca, jadi kurang puas aja lihat pemandangannya, hehe.
Oia tiket gondola yang dibeli ini untuk 1x PP. Jadi puas-puasin dulu di atas sebelum balik ke bawah. 😉
Main Luge di Skyline Rotorua
Turun dari gondola, mulai kerasa deh keramaian pengunjung. Pas di bawah kesannya sepi soalnya, heuheu. Kami segera menuju ke arah tempat main luge. Sebagian besar pengunjung tampak menggunakan helm dengan warna berbeda-beda. Helm-helm rupanya ditaruh di beberapa box besar, kita pilih sendiri mana yang sesuai dengan ukuran kepala kita.
Dari atas sini kita sudah bisa melihat Lake Rotorua dengan lebih jelas. Mau foto-foto dulu juga bisaa. Kami memang ga langsung ke antrean luge karena masih ramai.
Ini adalah kali pertama kami main luge. Baru tahu juga ada permainan beginian. Antreannya dipisah jadi dua barisan, yakni barisan yang baru pertama kali naik luge dan barisan yang sudah pernah main luge. Barisan first ride-nya lebih ramai saat itu. Kalau lihat video di dekat tempat beli tiket, simpel aja sebenarnya cara mengendarai luge ini. Tapi ga berani ambil risiko juga sih, jadi nikmati aja antreannya, heuheu.
Sambil antre, kami mengamati orang-orang yang sudah lebih dahulu dapat giliran main. Track luge-nya ada tiga level, yakni scenic, intermediate, dan advanced. Saya bilang ke suami, kita ambil scenic track dulu aja, karena sesungguhnya saya sendiri agak takut dengan speed tinggi, heuheu.
Akhirnya tiba juga giliran kami. Untuk para first rider, ada latihan singkat dulu dari petugasnya, makanya antreannya agak lama. Latihannya sebentar aja sih, cuma dikasih tahu cara maju dan berhenti, itupun cuma dengan mendorong atau menarik setirnya. Pastikan juga kaki tidak keluar dari luge. Luge sendiri bergerak mengandalkan gravitasi.
Scenic track adalah track untuk pemula. Jalurnya mayoritas landai, namun demikian kalau mau ngebut juga bisa. Tadinya saya kira dari track ini bisa lihat pemandangan danau, eh ternyata tidak. Jalurnya kebanyakan di dalam hutan. Pohon-pohon di hutannya lumayan banyak, cahaya matahari yang masuk ga seterang di luar. Dan ternyata dingin pemirsah rasanya saat itu, fyuh.
Setelah sampai di ujung lintasan, kita taruh luge-nya ke jalur yang tersedia. Luge itu nanti diangkut lagi ke atas dengan chair-lift. Kita pun mesti naik chair-lift untuk kembali ke ujung track di atas. Satu chair-lift diisi maksimal dua orang.
Gamang juga saya naik chair-lift ini karena tinggi dan goyang-goyang, huhu. Tapi makin ke atas pemandangannya makin indah karena Lake Rotorua kelihatan lagi. Sayangnya posisinya di belakang kita, jadi mesti noleh deh. Deg-degan saya, haha.
Tiket kami masih bisa digunakan untuk 2x main lagi. Kali kedua, saya pilih scenic track lagi, masih merasa serem soalnya kalau ketemu turunan yang agak curam. Setelah itu baru kerasa deh serunya. Ga perlu takut padahal, haha. Terakhir kami pilih intermediate track biar lebih seru. Suami sih ngebut, tapi saya tetap pelan-pelan aja, haha. Kalau advanced track saya memang ga mau nyoba karena lebih curam dan ada beberapa bagian jalurnya yang tampak tidak mulus, wew.
Tiap balik dengan chair-lift, saya selalu memperhatikan track yang ada di bawah. Seru juga lihat orang main. Ngebut lebih seru tampaknya. Apa daya saya ini ga berani, wkwk.
Melihat Pemandangan Lake Rotorua
Kurang puas sebenarnya main 3x aja. Apa daya kami ga mau keluar uang lebih banyak lagi, haha. Lagian tangan udah kedinginan juga sih, jadi yo wes, cukup lah. Kami rekat sejenak. Suami beli es krim, saya keliling lihat-lihat ada apalagi di sana.
Rupanya di dekat restoran ada viewing deck yang cukup luas, yang emang ditujukan untuk melihat pemandangan ke arah danau. Waaah, senang aja berada di viewing deck-nya. Tadinya saya kira itu buat pengunjung yang makan di restoran aja, tapi ternyata tidak.
Dari situ kita juga bisa lihat gondola yang lalu lalang bawa pengunjung. Adem rasanya melihat pemandangannya. Faktor cuaca cerah juga sih, hehe.
Trus walaupun pengunjung cukup ramai, ga gitu banyak orang yang foto-foto di situ. Kalaupun ada yang berfoto, cepet aja fotonya. Jadi bisa lah dapat foto tanpa ada photobomber #penting, wkwk.
Main Mini Diggers di Skyline Rotorua
Yang namanya anak-anak, ga peduli sama pemandangan yang indah. Tahunya ya main, heuheu. Di sana rupanya juga ada mainan mini digger atau excavator. Dari awal Akas udah lihat itu dan pengen main tentunya. Tapi kami tahan dulu karena mau main luge. Beres main luge dia tagih lagi, fufufu.
Untuk memainkan mini digger ini kita mesti memasukkan koin NZ$2. Kami ga ada yang punya koin pula, wew. Akhirnya suami pergi nukarin uang dulu ke toko es krim tadi. Untungnya bisa.
—
Berikut beberapa catatan saya dari pengalaman ke Skyline Rotorua.
- Tiket gondola dan aneka permainan di Skyline Rotorua bisa dibeli langsung di tempat atau beli online di website-nya. Tapi mending coba cari promo dulu di bookme.co.nz atau grabone.co.nz.
- Kalau ke sana untuk main luge dan bukan musim panas, sebaiknya bawa jaket dan sarung tangan. Saya waktu itu ga bawa sarung tangan, gemes rasanya saat tangan kedinginan ketika main luge, huhu.
- Kalau bawa barang dan perlu dititip, ada loker tersedia di sana. Bayarnya paling murah NZ$4 kalo ga salah, dan itu ada batas waktunya, bukan untuk sepuasnya.
- Kalau berencana main mini digger, mending siapin uang koin dari awal ya, biar ga pusing carinya di sana.
- Di NZ, Skyline ini ada di Rotorua dan di Queenstown. Kayaknya lebih bagus pemandangan di Queenstown deh, apalagi kalau bukit-bukit di pinggir danaunya sedang tertutup salju, hehe.
—
Tambahan dikit yaa, nanggung buat dibikin postingan sendiri, haha.
Rotorua Museum
Beres dari Skyline Rotorua, kami masih punya waktu sedikit sebelum matahari terbenam. Kami pun memilih mampir ke Rotorua Museum. Di perjalanan sering banget deh ketemu bau belerang. Di Indonesia saya ingatnya ketemu bau belerang itu di Kawah Putih atau di Tangkuban Perahu, di Rotorua ini malah di tengah kota pun ada.
Di Rotorua Museum tujuannya cuma buat berfoto di luarnya aja, wkwk.
Trus kami jalan di sekitar tamannya. Ga jauh dari gedung Rotorua Museumnya ada Rachel Spring Whangapipiro. Dari awal masuk area Rotorua Museum memang sudah tercium bau belerang yang cukup kuat. Rupanya sumbernya dari situ.
Sekian pengalaman kami saat berkunjung ke Rotorua. Ada yang pernah ke Rotorua ke tempat berbeda? Ada yang recommended untuk dikunjungi? 😀
Salam,