Panduan MPASI WHO untuk MPASI Akas
Berikut saya copy-kan panduan MPASI WHO yang ada di file grup Homemade Healthy Baby Food. File ini saya copy saat postingan ini dibuat, sehingga setelah ini bisa saja ada perubahan di file grup bersangkutan. Saya lihat sih file ini beberapa kali di-update oleh admin, saya juga ga merhatiin yang diubah apa.
Saya pernah baca sekilas komentar-komentar lama beberapa tahun yang lalu, bahasannya cukup berbeda dengan panduan yang ada sekarang. Bisa dimaklumi sih, soalnya penelitian tentang makanan bayi kan juga terus berkembang. Ini jadi catatan juga buat saya, kalo nanti saya punya bayi lagi, bukan berarti saya ga perlu belajar lagi tentang MPASI karena sudah berpengalaman dengan Akas. Bisa saja beberapa tahun lagi panduannya sudah berbeda lagi. Intinya terus dan terus belajar, hehe.
Daftar Isi Tulisan Ini
Panduan MP-ASI WHO
MP-ASI yang baik adalah kaya energi, protein, mikronutrien yang meliputi zat besi, zinc, kalsium, yodium, vitamin A, vitamin C dll, mudah dimakan anak, disukai anak, berasal dari bahan makanan lokal dan utama di tempat kita tinggal, terjangkau, dan mudah disiapkan. Banyaknya kasus kurang gizi di dunia, terutama kasus kurang protein, zat besi dan vitamin A; telah mendorong WHO sebagai badan kesehatan dunia untuk memperbaharui beberapa prinsip penting di tahun 2010 untuk panduan pemberian makan bagi bayi dan anak, yang dikenal dengan prinsip AFATVAH:
Age: usia pemberian MP-ASI
MP-ASI diberikan saat bayi berusia 6 bulan berdasarkan kesiapan pencernaan bayi. Resiko pemberian MP-ASI dini sebelum usia 6 bulan akan memperbesar resiko alergi, diare dan penurunan produksi ASI. Pemberian MP-ASI telat bulan dapat menyebabkan bayi tidak mendapat cukup nutrisi, sehingga mengalami defisiensi zat besi, tumbuh kembang yang terlambat.
Frequency: frekuensi pemberian makan, berapa kali bayi diberi makan dalam sehari
Di awal MP-ASI diberikan 1-2 kali selama 2 minggu pertama;
seterusnya usia 6-9 bulan diberikan 2-3 kali makan utama (bubur saring) sehari ditambah 1-2 x makanan selingan (buah);
usia 9-12 bulan 3 x makan utama dan 2x makanan selingan (buah, dll).
Amount: banyaknya pemberian makanan atau jumlah takaran porsi untuk setiap kali makan
Di awal MP-ASI berikan sebanyak 2-3 sdm dewasa per porsi makan;
usia 6-9 bulan bertahap mulai dari 3 sdm dewasa bertahap hingga mencapai 125 ml di usia 9m per porsi makan;
usia 9-12 bulan bertahap dari 125 ml hingga 250 ml per porsi makan.
Texture: tekstur makanan
Berdasarkan panduan WHO terbaru ini bayi langsung diberi puree/bubur halus (lembut) tapi semi kental. Patokan kekentalan dilihat dari tekstur makanan yang tidak langsung tumpah mengucur ketika sendok dimiringkan, tapi jatuh perlahan. Kekentalan berbanding lurus dengan banyaknya asupan kalori dan nutrisi.
Setelah mulai makan beberapa minggu sampai usia 9 bulan, tekstur lebih kental berupa bubur saring yang lebih bertekstur daripada bubur halus/lembut.
Mulai usia 9 bulan sudah bisa makanan yang dicincang halus, tidak keras dan mudah dijumput oleh anak.
Diharapkan mulai usia 1 tahun anak sudah bisa makan makanan keluarga.
Variety: variasi
Keberagaman makanan diberikan sejak awal pemberian MP-ASI (sejak awal 6m) terdiri dari aneka sumber karbohidrat, protein nabati (jamur, kacang-kacangan & olahannya), protein hewani (daging sapi/ayam/telur/ikan tawar/ikan laut/ati sapi/ati ayam, dll), sumber serat dan vitamin dari aneka sayuran dan buah, serta sumber lemak tambahan (minyak/mentega/margarin/santan). Keberagaman makanan diperlukan untuk keseimbangan antara masukan dan kebutuhan gizi karena tidak ada 1 jenis makanan yang memiliki semua unsur gizi yang dibutuhkan. Dengan mengonsumsi makanan yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh zat gizi jenis makanan lainnya, sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang.
Untuk perkenalan awal MP-ASI, paling lama 2 minggu pertama disarankan dikenalkan bubur/puree tunggal/makanan lumat (dari satu jenis bahan tidak dicampur; beras saja, wortel saja, pisang saja , dll) dengan frekuensi makan 1-2 kali sehari. Masa pengenalan ini digunakan untuk pengenalan variasi sumber karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayuran dan buah. Khusus untuk protein hewani jika dirasa sulit dikenalkan secara tunggal, bisa dicampur dengan sumber karbohidrat yang sudah lolos pengenalan tunggal. Pengenalan lemak tambahan sudah bisa dilakukan di 2 minggu perkenalan bahan tunggal. Penyajian menu tunggal boleh dicampur dengan lemak tambahan.
Paling telat minggu ketiga sudah harus diberikan bubur saring lenglap yang terdiri dari karbohidrat + protein hewani + protein nabati + sayuran + lemak tambahan dengan frekuensi makan 2-3 kali sehari dan mulai dikenalkan 1 kali makanan selingan (buah).
Prinsip variasi keberagaman ini menjadi dasar atau panduan menyusun menu harian, untuk mudahnya mari kita sebut sebagai panduan 4 bintang yang harus memenuhi tiga fungsi makanan (disebut juga sebagai tri guna makanan: zat tenaga, zat pembentuk dan zat pengatur). Selalu sertakan 1 bahan makanan dari setiap kelompok jenis makanan (kelompok bintang) dalam menu harian MP-ASI dan makanan keluarga yang terdiri dari:
* Sumber hewani sebagai sumber pembentuk sel tubuh dan sumber zat besi (memenuhi fungsi zat pembentuk)
** Sumber karbohidrat dikenal sebagai makanan pokok sumber penghasil energi (memenuhi fungsi zat tenaga)
*** Kacang-kacangan sebagai sumber protein nabati dan mineral zat besi (memenuhi fungsi zat pengatur)
**** Sumber vitamin A dan serat dari sayuran dan buah (memenuhi fungsi zat pengatur)
Lengkapi dengan unsur penunjang yaitu sumber lemak tambahan yang dapat menambah nilai kalori makanan, membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K, menambah gurih rasa makanan dan dapat membantu melancarkan pencernaan.
Terkait dengan keberagaman bahan makanan, jika orang tua memiliki riwayat alergi terhadap makanan tertentu, ada baiknya melakukan “tunggu 2-3 hari” saat mengenalkan makanan baru pada bayi, khususnya makanan pemicu alergi pada orangtuanya. Jika tidak ada riwayat alergi dalam keluarga, disarankan memberikan variasi makanan setiap harinya agar anak mendapatkan variasi nutrisi sejak awal pemberian MP-ASI.
Makanan pemicu alergi pada umumnya : telur, ikan laut, kacang-kacangan, beberapa buah-buahan golongan berry, tomat, jeruk dan jambu biji.
Active/responsive:
Saat memberi makan, respon anak dengan senyum, jaga kontak mata, kata-kata positif yang menyemangati. Beri makanan lunak yang bisa dipegang untuk merangsang anak aktif makan sendiri.
Hygiene: menyiapkan dan memasak makanan secara higienis
Pastikan makanan bebas patogen dan kuman, tidak mengandung racun/bahan kimia berbahaya, cuci bersih, masak dan simpan dengan baik, cuci tangan ibu dan bayi sebelum makan dengan memakai sabun.
–
Referensi:
http://whqlibdoc.who.int/publications/2009/9789241597494_eng.pdf
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/125830-S-5822-Hubungan%20pengetahuan-Literatur.pdf
Departemen Kesehatan. Pedoman Umum Gizi Seimbang.
Modul Kelas Edukasi Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI), AIMI.
UNICEF, Booklet Pesan Utama Pemberian Makanan Bayi dan Balita, Paket Konseling, AIMI 2012
UNICEF, Materi Peserta, Modul Pemberian Makan Bayi dan Balita dan Pendamping ASI, AIMI 2012
Salam,
thanks for share information, it’s so nice for an articel
panduan yang mudah dimengerti dan dapat di apply buat masyarakat
thank you for your information.