Wisata Jabar: Menonton Tarian Air Mancur di Taman Sri Baduga Situ Buleud

Sabtu, 20 Mei 2017

Tujuan utama trip kami ke Purwakarta saat itu adalah untuk menonton air mancur menari di Taman Sri Baduga Situ Buleud. Karenanya, saat ke Waduk Jatiluhur dan Kuburan Kereta sebelumnya kami relatif santai, menghabiskan waktu nungguin sore aja.

Baca juga: Wisata Jabar: Jalan-Jalan ke Purwakarta

Awalnya saya tau dari cerita teman, bahwa di Purwakarta ada pertunjukan air mancur. Tapi saat dia ke sana, dia ga lihat pertunjukannya karena datang di hari Minggu. Air mancurnya hanya ada di hari Sabtu. Maka dari itu kami memilih jalan-jalan ke Purwakarta di hari Sabtu. Lalu tak lama kemudian saya juga lihat di akun instagram Pak Jokowi kalau beliau ke Purwakarta juga buat nonton air mancur. Berkaca dari pengalaman Padang Mangateh yang jadi rame setelah dikunjungi Pak Jokowi, saya merasa mesti ikut nonton juga nih air mancur di Taman Sri Baduga, haha.

Baca juga: Wisata Sumbar: Pesona Padang Mangateh

Lokasi Taman Sri Baduga deket banget dari Stasiun Purwakarta. Setelah puas berfoto dengan kuburan kereta, kami kembali naik mobil dan mencari tempat parkir di area sekitar taman. Taman Sri Baduga luas banget, ada beberapa pintu masuk, tapi sore hari di sekeliling taman sudah ramai, susah nyari tempat parkir. Beberapa pintu masuk taman terlihat tertutup. Kami memutari taman dan akhirnya memilih tempat parkir yang agak jauh dari taman.

Sebelumnya kami sempat melihat kerumunan antrean banyak orang. Sudah diduga kalau itu antrean masuk. Tadinya kami kira ada pilihan masuk dari pintu lain, ternyata tidak ada. Ya sudah, artinya kami mesti jalan ke kerumunan tadi, mana lumayan jauh dari tempat parkir.

Saat itu kalau tidak salah ada dua sesi pertunjukan. Kami memilih sesi pertama yang dimulai pukul 19.00, kalau sesi kedua khawatir kemalaman balik ke Bandung. Sekitar jam 17.30 kami sampai di kerumunan antrean, dan antreannya seramai ini. Astaghfirullah.

Antrean masuk Taman Air Mancur Sri Baduga

Ga heran sih rame banget yang mau nonton, karena pertunjukan air mancur ini gratis! Kalau bayar dikit pun saya rasa masih bakal ramai yang nonton. Antrean ga bergerak karena pintu belum dibuka. Untungnya sekitar 10 menit kemudian antrean mulai bergerak masuk ke dalam taman. Begitu masuk, langsung ketemu baligo gede yang ada foto Pak Dedi Mulyadi, eaaa.

Akhirnya sampai juga ke pintu masuk

Danau yang menjadi arena pertunjukan air mancur menari ini ternyata lebih luas dari bayangan saya. Di tengah danau terdapat patung Sri Baduga Maharaja. Akses masuk rupanya dari sisi belakang patung Sri Baduga. Sudah banyak yang ambil tempat duduk di dekat pintu masuk ini tapi kami memilih berjalan terus. View terbaik tentulah dari sisi depan patung, tapi untuk sampai ke sana artinya mesti jalan setengah putaran danau. Kami akhirnya ambil tempat duduk di sisi samping depan, karena berpikir di sisi depan banget pasti udah ramai, males kalau ntar ga dapet tempat duduk lagi.

Akhirnya duduk, ini view dari tempat duduk kami

Sekitar jam 17.50 kami sudah duduk pewe di tempat, sementara pertunjukannya baru akan dimulai pukul 19.00. Masih lama yaa. Mati gaya mau ngapain. Lampu belum ada yang dinyalakan, air pun belum ada yang memancar di tengah danau, tapi musik dan lagu sudah dimainkan lewat pengeras suara. Penonton sudah memenuhi tempat duduk. Oia tadinya saya kira di dalam bakal desak-desakan sampai ada yang berdiri, ternyata ngga juga. Beberapa kali kami melihat petugas mondar-mandir memastikan semua duduk dengan rapi dan rapat. Kalau ada space yang terlihat renggang, penonton disuruh merapat biar space-nya bisa digunakan pengunjung lain. Yang masih berdiri dan kebingungan cari tempat duduk pun diarahkan ke tempat duduk. Semua dipastikan duduk dengan nyaman.

Penonton sudah memenuhi tempat duduk

Sesekali lampu sorot dinyalakan, dan penonton langsung bersorak. Ngarepnya sih udah ada air mancur yang keluar, tapi ga ada, karena baru juga jam 18an, haha. Lampu sorot dimatikan, penonton bersorak lagi. Lampu sorot lain dinyalakan, bersorak lagi. Lalu keluar air mancur di sekeliling patung, bersorak lagi. Repeat seperti itu sampai pertunjukan yang sebenarnya dimulai, haha.

Air mancurnya sudah keluar

Ketika lampu warna-warni mulai menyala, artinya pertunjukan segera dimulai. Jam juga sudah menunjukkan pukul 19.00. Alhamdulillah ya show-nya tepat waktu. Ada dua set air mancur di sisi kiri dan kanan patung, serta satu set di depan patung. Di situlah air mancurnya menari-nari diiringi musik dan laser warna-warni.

Pertunjukan segera dimulai
Daun yang kena sorot lampu pun berubah warna
Air mancur di dekat patung
Air mancurnya menari
Air memancar lebih tinggi
View keseluruhan yang bisa tertangkap kamera saya

Tidak hanya air mancur, sesekali juga terlihat semburan api yang membuat jadi lebih seru.

Ada semburan api juga
Kombinasi air dan api

Saya kira air mancurnya cuma di tengah danau, eh ternyata juga ada air mancur yang keluar dari sekeliling danau dekat tempat duduk penonton. Penonton pasti kena ciprat, tapi seru!

Air dari pinggir, siap-siap kecipratan
Cipratan dari sisi lain

Sepanjang pertunjukan, lagu yang diputar berganti-ganti, tapi yang paling saya ingat karena diputar berulang-ulang itu adalah lagu tentang Kang Dedi. Lagunya berbahasa Sunda, saya ga ngerti kata-katanya apa aja, cuma dengar nama Kang Dedi disebut berulang-ulang pastilah lagu ini tentang Pak Bupati. Yang nyanyi ternyata Sule (nih video yutubnya). Keseringan diulang, berasa dicuci otak, dan mikir itu kampanye terselubung karena saat itu kabarnya Kang Dedi mau maju jadi calon gubernur Jabar kan, haha.

Pertunjukan yang berlangsung sekitar 20 menit terasa sebentar, tau-tau udah selesai aja, huhu. Lampu sorot putih dinyalakan lagi sehingga bagian tengah danau terlihat terang sekali. Penonton diarahkan keluar menuju pintu di sisi depan patung. Baru paham saya kenapa pintu masuknya ga dibuka semua, biar aliran massa lebih terkontrol, hehe.

Sambil menuju keluar, masih banyak yang foto-foto dengan background patung Sri Baduga. Tadinya pengen foto persis di sisi depan patung, tapi rame euy, jadi seadanya aja deh.

Berfoto sebelum keluar taman
Di depan patung ada panggung seperti huruf T

Kami segera keluar, untungnya tempat parkir mobil kami lebih dekat dari pintu keluar ini, jadi ga salah deh pilih tempat parkir, hehe. Kami belum sempat makan malam, jadi kami segera mencari sate maranggi. Seharian kami belum mencicipi sate maranggi yang merupakan kuliner khas Purwakarta. Kami cari di sekitar Taman Sri Baduga, seketemunya aja, karena sudah malam dan jalan di sekitar pasti macet. Untungnya ada.

Berikut beberapa catatan saya dari pengalaman menonton air mancur di Taman Sri Baduga.

  • Pertunjukan air mancur cuma ada di hari Sabtu, jadi jangan sampai salah jadwal ke Purwakartanya, hehe. Ada baiknya pastikan dulu juga sih pertunjukannya ada atau ga sebelum datang, sebab pas musim kemarau pertunjukannya pernah diliburkan karena debit air kurang.
  • Biasanya ada dua sesi pertunjukan. Kalau mau ikut sesi pertama, datanglah dari sore. Kalau datang deket-deket jam 7 malam pintu masuk sudah ditutup, jadi mesti nunggu untuk sesi berikutnya. Di sekeliling taman banyak yang jualan makanan jadi bisalah ngantre sambil kulineran.
  • Saya ngobrol dengan teman perihal pengalaman kami ke sana. Saya bilang di dalam ternyata ga desak-desakan, ga ada yang berdiri. Tapi pengalaman dia malah sebaliknya. Dia memang nonton di sesi kedua, mungkin di sesi kedua semua yang tersisa ngantre dipersilakan masuk, kasihan kan kalau ga kebagian nonton. Alhasil jadi ada yang berdiri deh. Kesimpulannya mending ikut nonton sesi pertama, hehe.
  • Sebaiknya ke sana di weekend biasa, jangan saat long weekend atau musim liburan. Kabarnya pengunjungnya jauh lebih banyak. Teman saya tadi itu ke sana pas libur Imlek, katanya ada sekitar 30.000 pengunjung malam itu yang mau nonton air mancur. Gile kan.
  • Katanya Taman Sri Baduga adalah taman air mancur terbesar di Asia Tenggara. Kalau udah pernah lihat pertunjukan air mancur di luar negeri, sebaiknya jangan berekspektasi tinggi dulu dan jangan dibandingkan, hehe. Kalau belum pernah lihat, tarian air mancur di Purwakarta ini kerasa bagus banget.

Sekian cerita jalan-jalan kami ke Purwakarta. Berikutnya ke mana lagi yaa?

Salam,

Reisha Humaira

12 komentar pada “Wisata Jabar: Menonton Tarian Air Mancur di Taman Sri Baduga Situ Buleud

  • 7 Maret 2018 pada 15:54
    Permalink

    Ini posisinya dekat gak dengan Gunung Parang ya Mba, saya rencana mau ke Gunung Parang, kalo deket mau sekalian mampir aja……

    Balas
    • 7 Maret 2018 pada 15:56
      Permalink

      Saya baru denger nama Gunung Parang, hihi. Kayaknya jauh mas, saya cek di Google Maps 1 jam perjalanan.

      Balas
  • 9 Maret 2018 pada 11:25
    Permalink

    Hallo, Mbak. Salam kenal. Sudah lama sekali kami ingin pergi ke tempat ini. Sayangnya masih belum rezeki. Next kalau ada kesempatan free di hari Sabtu, pengen cap cus ke sana lihat pertunjukannya.

    Balas
    • 9 Maret 2018 pada 11:31
      Permalink

      Salam kenal juga mbak πŸ™‚ Mudah2an segera ada rezeki ke sana ya. Semoga info yang saya berikan bermanfaat.

      Balas
  • 10 Maret 2018 pada 19:57
    Permalink

    Untung lah ya tempat untuk menonton air mancur luas. Jadi sekalipun ramai dan berdesakan semua bisa melihat air mancur Sri Baduga ini, Mbak

    Balas
    • 11 Maret 2018 pada 10:29
      Permalink

      Iya mbak. Trus ada yang bilang juga, kalau pengunjungnya rame banget, pertunjukan air mancurnya dijadiin 3x.

      Balas
  • 11 Maret 2018 pada 10:19
    Permalink

    WOW! Aku belum pernah liat air mancur nari-nari di Purwakarta. Malah kupikir ini di Singapura haha.

    Wa gila, antrianya rame banget. Jokowi ikut ngantri juga gak tuh ? Tapi wajar sih kayaknya ini seru banget ampe 20 menit nonton ga kerasa … Tapi yg paling seru pas bagian orang2 teriak padahal pertunjukan belum dimulai , wkwk ngakak.

    Nanti Aku mau nonton juga ah, tapi beneran kan selalu tayang tiap hari sabtu ? Ntar aku kesana wahananya tutup lagi heuheu

    Balas
    • 11 Maret 2018 pada 10:31
      Permalink

      Kalau pak presiden mah pasti jalur khusus, posisi nontonnya jg yg paling pewe, haha.

      Selama ga ada pengumuman tutup kayaknya pasti ada mas πŸ˜† Saya taunya tutup pas kemarau itu aja, tapi kalo sekarang2 kan lg musim hujan. Hehe.

      Kalau ke Purwakarta, sekalian ke tempat lain aja mas, jangan cuma lihat air mancur aja πŸ˜€

      Balas
  • 19 Maret 2018 pada 22:18
    Permalink

    Pertama kali saya liat ini,sumpah mba .. Lom pernah ku liat air mancur seindah ini..
    Sayang pemutaran nya cuma sebentar πŸ™

    Balas
    • 20 Maret 2018 pada 05:11
      Permalink

      Iyaa, kerasa bentar banget ya, padahal 20 menit. Coba lebih lama lagi, hehe.

      Balas
  • 17 Desember 2019 pada 15:12
    Permalink

    Kalo liat sesi pertama,berarti ga bisa sholat maghrib dulu dong,mba?

    Balas
    • 24 Desember 2019 pada 04:39
      Permalink

      Halo mas. Kami waktu itu statusnya musafir, jadi bisa dijamak shalatnya. Opsi lain yang bisa dilakukan: masuk aja dulu dalam kondisi udah wudhu dan bawa alat shalat, cari tempat duduk, ntar kalo udah waktunya shalat, shalat aja di pinggir tamannya; tapi opsi ini mungkin “aneh” buat orang-orang di Indonesia yang kalo shalat itu biasanya di rumah/masjid/mushala. Kalau merasa ribet, ya tinggal ikut sesi kedua, hehe.

      Balas

Leave your comment