9-Jan-2014: Manjapuik Marapulai

Tanggal yang dicetak pada undangan kami sebagai hari akad nikah akhirnya tiba. Pagi-pagi saya sudah mandi tapi belum didandani. Akad nikah baru dimulai pukul 14.00 dan janjian sama periasnya jam 11.00. Saudara ada yang bertanya sambil godain, “udah deg-degan belum?”. Sayangnya ga deg-degan tuh, haha.

Baca juga: Persiapan Pernikahan E♡R: Riasan Pengantin

Nun jauh di sana, 100 km dari rumah saya, rombongan dari pihak keluarga saya bersiap-siap untuk manjapuik marapulai ke kediamannya di Padang. Kebetulan ada beberapa keluarga saya yang tinggal di Padang juga, jadi dari awal mereka udah ditunjuk untuk jadi tim panjapuik, hehe. Orang tua dan adik-adik saya tidak ikut manjapuik, yang mesti ada adalah mamak saya. 😀

Manjapuik marapulai adalah salah satu prosesi yang penting dalam rangkaian acara pernikahan menurut adat daerah Evan. Calon pengantin pria (marapulai) dijemput dan dibawa ke rumah calon pengantin wanita (anak daro) untuk melangsungkan akad nikah. Rombongan dari keluarga saya harus membawa panjapuik seperti yang telah disepakati sebelumnya.

Baca juga: Persiapan Pernikahan E♡R: Panjapuik Marapulai

Perjalanan Padang-Baso akan ditempuh dengan perjalanan darat sekitar 3 jam, dan tentunya marapulai-nya sudah mesti sampai sebelum akad nikah. Oleh karena itu dari pihak keluarga saya mesti pagi-pagi banget pergi manjapuik. Sekitar jam 8 rombongan tiba di rumah calon suami saya.

Rangkaian acara manjapuik marapulai berlangsung cepat saja. Rombongan datang, dipersilakan masuk ke rumah yang sudah siap dengan hidangannya. Semuanya makan terlebih dahulu.

Setelah makan, mulailah proses sambah-manyambah dan dari pihak keluarga saya mengutarakan maksud kedatangannya (yang sebenarnya udah jelas juga sih ya :p). Pihak keluarga Evan menerima, dan panjapuik marapulai pun diserahkan. Setelah prosesi ini selesai, semua pihak pun segera bersiap untuk berangkat ke Baso, karena targetnya jam 9an rombongan sudah berangkat dari Padang.

Jika rumah marapulai dan anak daro tidak terlalu jauh, kalau ga salah sih marapulai berganti pakaian dengan pakaian sapatagak yang dibawa, lalu beserta rombongan akan diarak menuju rumah anak daro. Tapi ga mungkin lah ya diarak sejauh 100 km, mau kapan nyampenya :P. Jadi rombongan berangkat pakai beberapa mobil. Karena perjalanan rada lama juga, marapulai saya dibawa pakai baju biasa dulu aja ke Baso, lalu baru di Baso nanti ganti pakai pakaian akad nikahnya. Daripada pakaiannya keburu kusut karena perjalanan jauh kan. 😀

Baca juga: Persiapan Pernikahan E♡R: Pakaian Akad Nikah Evan

Dari pagi hingga mulai dandan yang bisa saya lakukan hanyalah menunggu, sambil berdoa semoga perjalanan rombongan dari Padang lancar dan selamat semuanya sampai di Baso. Saat saya sedang didandani, saya dikasih tau kalau rombongan sudah sampai, tapi semuanya ke rumah ibuk di sebelah, jangan ke rumah saya dulu. Marapulai saya berganti pakaian di rumah sebelah, lalu mendekati jam 2 langsung berjalan menuju masjid tempat akad nikah bersama rombongan keluarga. Saya ga sempat ketemu sang marapulai sebelum ke masjid, mengintip pun tidak. Gpp lah ya, biar lebih surprise *halah*. Sampai jumpa di akad nikah. :’)

Salam,

Reisha Humaira

Leave your comment