AFKARI

Assalamu’alaikum wr. wb.

Dear Akas,

Mungkin suatu hari nanti ada yang bertanya; apa gerangan makna dibalik kata AFKARI dalam nama lengkapmu. Kata itu sederhananya berarti “yang bijak” dalam bahasa Islami.

Nak, di masamu mungkin kebijaksanaan sudah semakin mahal harganya, layaknya kejujuran di masa Ayah kini. Ada 3 golongan manusia terkait dengan makna bijaksana bagi Ayah:

  • Golongan pertama adalah Manusia I (Indera > Mulut), yang berucap HANYA berdasarkan apa yang dia terima oleh panca inderanya. Dia berucap atas apa yang ia dengar, ia baca, dan ia rasa. Tak perlu lewat pemahaman apapun; kata-kata dengan lancar meluncur dari mulutnya. Tak perlu waktu lama; tanpa tedeng aling-aling mereka dengan mudahnya berkomentar, menuduh, mengutuk, menghujat, mencaci. Ini tipikal yang paling banyak Nak; apalagi mereka semakin bebas berkicau melalui media sosial tanpa arah di jaman edan ini, jaman dimana SEMUA orang bebas MENGHAKIMI.
  • Golongan berikutnya yakni Manusia II (Indera > Otak > Mulut), yang mampu menerima informasi dari panca indera dan melakukan proses berpikir dengan otaknya. Namun sayangnya, otak mereka hanya dipakai untuk mencari pembenaran terhadap pendapat mereka pribadi. Mereka sibuk mencari sumber dan bahan yang mendukung apa yang diyakini, bahkan tanpa melakukan validasi terhadap sumber bersangkutan. Padahal guna informasi adalah untuk memperkaya ilmu, memperdalam pemahaman untuk mengerti sudut pandang yang berbeda. Ini juga sudah mulai banyak Nak; mereka sibuk berbagi artikel, berbagi sumber namun menolak mengerti sudut pandang pihak lain. Tak usah heran Nak jika engkau liat kebanyakan dari mereka adalah orang berpendidikan dan lulusan universitas ternama, mungkin dari golongan teman-temanmu sendiri.
  • Dan akhirnya yang paling langka, golongan paripurna, adalah Manusia III (Indera > Otak > Hati > Mulut), yang tak hanya menerima informasi dari panca inderanya dan berpikir dari banyak sudut pandang berbeda, namun dilanjutkan menimbang dengan HATI apa yang akan mereka sampaikan. Mereka jelas punya idealisme, mereka jelas punya ilmu yang luas, namun serta-merta tidak membuat mereka tinggi hati. Mereka tak sungkan untuk memilih DIAM daripada menyakiti HATI orang lain. Mereka tak’kan berkata jikalau tak bermanfaat, mereka malu dan meminta maaf jikalau bersalah, mereka yang selalu merasa kurang akan ilmu dan mencari pemahaman lebih banyak. Sifat mereka adalah teladan bagi umat manusia; layaknya Rasulullah Muhammad SAW, Mahatma Gandhi dan Bung Hatta Sang Proklamator. Mereka adalah KEBIJAKSANAAN yang Ayah doakan akan sampai kepadamu. Mereka adalah alasan Ayah memberikan kata AFKARI untukmu. Kita akan berjalan ke arah yang sama, ke arah kebijaksanaan yang akan selalu menjadi nilai keluarga kita.

Jadilah BIJAKSANA, jadilah bermanfaat, jadilah mutiara di tengah krisis pada jamanmu nanti.

Balikpapan, 21 Juni 2016
Ayah sayang Akas

Salam,

Reisha Humaira

Leave your comment