COVID-19 dan “Buku” Cerita Bergambar Karya Akas Tentang Coronavirus

Perhatian saya cukup banyak teralih ke COVID-19 sejak pemerintah New Zealand mengumumkan kasus positif pertamanya tanggal 28 Februari 2020. Sebelumnya saya masih membayangkan bahwa COVID-19 ini tidak jauh beda dengan wabah lain seperti flu burung, zika, ebola, dll.; bahwa tidak semua wilayah di dunia akan menghadapinya.

Dalam beberapa hari saja, pandangan saya berubah drastis.

Membekali Diri dengan Pengetahuan Seputar COVID-19

Pasca kasus pertama di New Zealand itu, saya sempat merasa khawatir bahkan takut. Akan seperti apakah kehidupan setelah ini?

Saya pun mulai cari tahu, COVID-19 ini sebenarnya apa sih? Gejalanya apa? Kenapa berbahaya? Bagaimana cara penularannya? Bagaimana cara menghindarinya? Dan sebagainya.

Berhubung saat ini saya tinggal di New Zealand, saya pun memilih membaca informasi dari pemerintah ataupun media New Zealand. Untungnya di website Ministry of Health di sini informasinya terbilang lengkap (baca di sana aja nanti ya, saya ga akan bahas ulang di sini, hehe). Ditambah lagi dengan media sini (saya seringnya baca NZ Herald) yang memang memberi berita informatif dan edukatif, membahas sesuatu itu langsung dijabarkan semua di satu halaman. Tak jarang bahasannya pun mendalam. Jauh beda lah dengan media Indonesia yang sukanya bikin berita singkat-singkat dan dangkal, itupun masih dipisah ke beberapa halaman demi klik, huh.

Dari sekian banyak info yang sudah baca seputar COVID-19, biar ga pusing sampai stres sendiri, kuncinya adalah:

  • Bacalah info hanya dari sumber terpercaya. Yang bisa dipercaya itu seperti apa? Minimal yang jelas itu asalnya dari siapa (siapa orangnya, latar belakangnya apa, kompetensinya apa), serta jelas kapan dan di mana informasi itu diberikan.
  • Jangan mudah percaya info yang beredar di grup WA. Grup WA itu sering banyak forward-an hoax, wkwk.
  • Jangan mudah percaya seleb medsos atau orang yang follower-nya banyak di dunia maya.
  • Tidak perlu baca semua info seputar COVID-19. Yang penting tahu bagaimana cara pencegahan dan apa yang bisa kita lakukan.

Menjelaskan COVID-19 kepada Anak Balita

Advertisement

Dulu saya mana pernah membayangkan mesti menjelaskan wabah penyakit kepada Akas, apalagi udah level pandemi gini. Lain cerita ketika pemerintah New Zealand mengumumkan akan melakukan lockdown. Lockdown artinya sekolah Akas ditutup dan kami mesti di rumah aja.

Akas senang sekali ke sekolah di sini karena di sekolah dia banyakan main, juga banyak temannya. Kalau lockdown, dia bakal kehilangan waktu main sama temannya, kehilangan tempat yang luas dan lengkap fasilitasnya untuk dia bergerak dan bereksplorasi.

Baca juga: Sekilas Tentang UoA Early Childhood Centre, Sekolah Pertama Akas di Auckland

Tidak mungkin Akas disuruh di rumah aja tanpa alasan. Kami pun mencoba memberikan penjelasan sederhana kepada Akas seputar COVID-19. Keberadaan cerita bergambar untuk anak yang banyak dibuat orang-orang sungguh sangat membantu. Dibagi-bagikan secara gratis pula. Menjelaskan pada Akas pun jadi lebih mudah karena ada ilustrasinya. Tidak jauh beda dengan membacakan buku-buku cerita lainnya.

Poin-poin penting yang kami sampaikan kepada Akas antara lain:

  • Bahwa kita bakal lebih banyak di rumah aja karena saat ini coronavirus banyak beredar di mana-mana.
  • Bahwa sekolahnya bakal libur dalam jangka waktu lumayan lama, tidak tahu sampai kapan.
  • Bahwa kita juga tidak bisa main di playground karena mainan di playground juga tidak boleh digunakan selama lockdown.
  • Bahwa coronavirus itu bisa menular dan bikin kita sakit.
  • Bahwa kita harus lebih sering cuci tangan pakai sabun, terutama sebelum dan setelah makan, setelah ke toilet, serta setelah dari luar rumah.
  • Bahwa ayah bakal kuliah dari rumah dan ibu juga kerja dari rumah.

Kami lebih suka menggunakan kata “coronavirus” kepada Akas karena terasa lebih mudah dicerna anak ketimbang COVID-19. Virus, sudah identik dengan kuman. Dan Akas sudah paham sekali bahwa kita ga mau ada kuman yang masuk ke tubuh kita.

Tak disangka cerita singkat tentang coronavirus itu cukup melekat di kepala Akas. Saat saya mencari ilustrasi coronavirus untuk di-posting di Instagram saya, dia pun ngeh, “itu coronavirus ya ibu?”.

Akas Membuat “Buku” Cerita Bergambar tentang Coronavirus

“Ibu, I want to make a book about coronavirus.”

Begitu kata Akas saat dia mengambil selembar kertas origami, dan melipatnya jadi dua bagian. Saat itu memang saya lagi lihat-lihat berita COVID-19 di laptop, dan Akas sepertinya ngeh yang saya baca itu tentang apa, dari ilustrasi yang dia lihat.

Jujur saat Akas bilang mau bikin buku dengan kertas origami itu, saya ga kebayang maksudnya gimana. Dasar emak kurang imajinasi, haha. Akas lalu ambil pensil dan mulai menggambar. Akhir-akhir ini dia memang suka sekali menggambar.

Baca juga: B4 School Check, Check Up Gratis untuk Anak Usia 4 Tahun di New Zealand

Akas mulai menggambar coronavirus versi dia, dan dia bilang itu menceritakan apa. Idenya murni dari dia sendiri.

Akas belum bisa baca, tapi dia suka menuliskan huruf-huruf. Di tiap gambar yang dia buat, dia tanya ke saya cara nulisnya gimana. Kadang saya sebutkan hurufnya satu per satu, lalu dia tulis. Kadang saya tuliskan di kertas lain, lalu dia salin.

Awalnya Akas cuma bikin 4 halaman, setelah itu Akas mandi dan makan. Abis makan eh dia mau lanjut lagi bikin bukunya. Wow.

Saya terharu ketika dia keidean gambarin bahwa Allah akan bantu buang virus ini. Dia pun nyontek tulisan Allah dari buku Allah Ciptakan Tubuhku. Sampai di situ baru 9 halaman, lalu saya usul bikin 1 halaman lagi yuk untuk ajak orang berdoa. Dan akhirnya ditotal jadi 10 halaman.

Akas menggambarnya tidak berurutan, acak. Tapi kemudian ternyata bisa saya urutkan ulang biar ngalir ceritanya, hehe. Dan beginilah hasil akhirnya.

tentang coronavirus
Halaman 1 dan 2

1. About coronavirus
Ini bisa dibilang “cover buku”-nya, bahwa buku ini menceritakan tentang coronavirus, hehe.

2. Hello, I’m inside people
Dia mau menceritakan bahwa coronavirus ini ada di dalam tubuh manusia.

tentang covid-19
Halaman 3 dan 4

3. I’m jumping on people
Ini mau menggambarkan bahwa coronavirus itu loncat pindah-pindah ke manusia yang ada di bumi.

4. I will go to someone else when you sneeze
Dia menceritakan bahwa coronavirus itu bisa menular ke orang lain ketika ada yang bersin tanpa ditutup.

coronavirus membuat sakit
Halaman 5 dan 6

5. Coronavirus go to the lungs
Ini gambar kedua yang dia gambar, surprise juga bahwa dia ingat bahwa coronavirus itu bakal merusak paru-paru.

6. It makes you sick
Kalau coronavirus udah masuk tubuh, kita bisa jadi sakit.

stay home save lives
Halaman 7 dan 8

7. Coronavirus will pop to 100 million if you don’t stay at home
Buat dia angka 100 juta itu besaaaaar sekali, jadi virusnya bakal jadi sebanyak itu (walau aslinya mah pasti lebih ya, hehe) kalau kita ga diam di rumah.

8. Stay home, save lives
Ini kalimatnya saya yang bantu persingkat, terinspirasi juga dari poster pencegahan COVID-19 yang ada di New Zealand ini. Singkat, padat, ngena banget.

mari berdoa supaya covid-19 hilang
Halaman 9 dan 10

9. Let’s pray
Yuk kita berdoa supaya wabah yang disebabkan coronavirus ini bisa segera berakhir.

10. Allah will make coronavirus go away
Dengan izin-Nya, Allah akan menghilangkan coronavirus dari muka bumi.

Well done, Akas! You really surprised me. Seumur-umur saya ga pernah kepikiran lho anak umur 4y9m bisa bikin beginian. Apalagi saya ini ga bisa menggambar, hihi. Perjalanan Akas seputar menggambar ini mungkin bisa jadi bahan tulisan juga ya, wkwk. Kapan-kapan deh kalau ingat, wkwk.

Segitu dulu cerita kami seputar COVID-19 ini. Buibu ada yang anaknya suka menggambar juga kah? Ada yang menggambar coronavirus juga?

Salam,

Reisha Humaira

5 komentar pada “COVID-19 dan “Buku” Cerita Bergambar Karya Akas Tentang Coronavirus

  • 20 April 2020 pada 22:58
    Permalink

    Apakah ini salah satu tanda mengikuti postingan Ramadan Challenge ?

    Tapi hebat juga kecil-kecil udah aware sama sekitar. Dulu saya seumur akas kalo gak salah ” dorong anak orang ke kolam sekolah, soalnya gak dibagi snack ” …

    Ngaku orangnya begitu pas udah gede ketemu..

    Balas
    • 21 April 2020 pada 07:50
      Permalink

      Ahaha, iyaaa, cobain ikutan challenge nih. Udah pasang tag-nya di atas tapi ga kelihatan kayaknya kalo buka versi AMP di HP, heuheu.

      Saya seumur Akas di TK ga ada temennya, wkwkwk.

      Balas
  • 21 April 2020 pada 20:41
    Permalink

    Ah…Akas pinter banget. Bisa bikin komik kaya gini padahal belum 5 tahun. Ditunggu karya-karya lainnya.

    Balas
  • 22 April 2020 pada 11:33
    Permalink

    wah anak2 bisa mengerti dengan bahasa sederhana dan gambar sederhana

    Balas

Leave your comment