Kesan Misi Menyelami Samudera di Matrikulasi Institut Ibu Profesional

Alhamdulillah bagian kedua dari Matrikulasi Institut Ibu Profesional (IIP) Batch #8 yang saya ikuti sudah dilewati. Dan kali ini diminta menulis aliran rasa lagi. Wah tadinya saya kira nulis aliran rasa itu cukup sekali aja di akhir perkuliahan, ternyata tidak, hehe.

Aliran Rasa Matrikulasi IIP Bagian Kedua

Kalau dulu saat awal-awal ikut matrikulasi saya masih agak bingung dengan pola perkuliahannya, seiring berjalannya waktu saya merasa sudah lebih bisa mengikuti ritmenya. 

Dulu di bagian pertama matrikulasi, kita diajak “berlayar”, dan dari pelayaran itu kita sudah mengumpulkan kerang istimewa, mutiara ibu profesional, dan kompas peradaban.

Setelah “berlayar” di samudera, berikutnya kita diajak “menyelam”. Dari tiap penyelaman kita mendapatkan sebuah permata. Alhamdulillah dari 4 penyelaman yang dilakukan saya masih bisa menyelesaikan semuanya, padahal ada jatah bolos 1x, hehe. Jadi dapet deh 4 permatanya, yakni amethyst, emerald, ruby, dan sapphire. Kalau itu permata beneran rasanya udah kaya kali ya, wkwk

Mulanya saya ga ngeh, kenapa judulnya menyelam, hingga setelah menyelesaikan misi-misi yang diberikan, barulah saya mengerti kenapa istilah “menyelam” ini merupakan analogi yang cocok.

Pada tahap penyelaman ini, awalnya kita mencoba mendefinisikan, seperti apakah ibu profesional kebanggaan keluarga menurut masing-masing. Tiap orang jelas memiliki pengertian yang berbeda tentang ini, dan tidak ada yang salah. Karena tiap keluarga tentu punya visi yang berbeda.

Berikutnya kita dikenalkan lebih dalam dengan sejumlah aspek yang ada di dalam Ibu Profesional. Kita mencoba mendalami core value, karakter moral, hingga kerangka berpikir dan piramida Ibu Profesional. 

Teorinya seingat saya sudah pernah diberikan lewat ebook tentang Ibu Profesional saat kelas foundation dulu. Tapi praktiknya bagaimana? Nah di sinilah kita belajar bagaimana menerapkannya dari sharing pengalaman oleh para Widyaiswara. Dari situ jadi makin kebayang deh jadi Ibu Profesional itu seperti apa.

Saya merasa sharing pengalaman ini sangat membantu, jadi ga sekadar teori dan contoh yang mungkin mengawang-awang. Format sharing-nya pun beragam, ada yang sharing lewat video live di FB, diskusi lewat grup WA, sharing lewat podcast, dan cerita lewat tulisan di file PDF. Dari sekian format itu saya merasa lebih cocok baca tulisan deh, mungkin karena saya lebih suka belajar dalam kondisi tenang tanpa suara, waktunya pun fleksibel. Dan saya paling kewalahan kalau formatnya live di FB, karena jadwalnya sering tidak cocok dan saya sulit fokus antara mendengarkan penjelasan di video dengan membaca komentar dan pertanyaan yang masuk.

Nah, kembali ke “menyelam”, jadi apa kaitannya? Kalau dulu di bagian awal matrikulasi, kita masih belajar mengenal IIP, apa yang boleh dan tidak boleh, serta code of conductnya. Tugasnya pun terasa lebih ke arah menguji pemahaman kita akan materi yang diberikan. Tapi di misi penyelaman ini, saya merasa seperti diajak untuk menyelam ke dalam diri sendiri, belajar lebih kenal diri sendiri dan apa yang ingin dicapai ke depannya. 

Lalu, dengan apa yang ada di dalam diri dan keluarga kita sendiri, kita diajak untuk menghubungkannya dengan nilai-nilai yang ada di dalamnya. Adakah kesamaan di dalamnya? Adakah kecocokan dengan IIP? Karena di IIP kita bukan hanya perlu sebatas paham teori saja, tapi benar-benar mempraktikkannya dalam kehidupan. Dan ini tentu balik ke diri masing-masing, mau atau tidak?

Apakah dengan hal-hal yang sudah dipelajari dan misi-misi yang sudah dikerjakan saya merasa sudah sangat kenal diri saya dan cocok dengan IIP? Saya ga bisa bilang kenal dan cocok 100% lho, hehe. Soalnya apa yang digambarkan sebagai Ibu Profesional itu terasa terlalu sempurna dan sulit untuk saya capai.

Tapi di sini juga saya belajar bahwa kita ga mesti lho jadi ibu yang sempurna. Kalau mengejar kesempurnaan kan ga akan pernah tercapai ya, hehe. Kembalikan lagi ke diri dan keluarga kita masing-masing, ibu yang membanggakan itu seperti apa. Dan lewat IIP ini kita bakal diarahkan ke situ.

Mungkin belum sampai ke praktik real-nya kalau di kelas matrikulasi ini, karena namanya juga masih matrikulasi. Makanya perkuliahan di IIP ini masih bakal panjang, jangan terhenti di matrikulasi saja. 

Di grup sudah ada pengumuman bahwa kelas Bunda Sayang akan dimulai bulan depan. Sementara di kelas matrikulasi ini masih bakal ada 3 misi lagi. Waaah. Saya insya Allah bakal lanjut ikut kelas Bunda Sayang, karena sayang aja rasanya kalau ga dilanjutin, udah sejauh ini. Semoga tetap semangat, huehe.

Salam,

Reisha Humaira

Leave your comment