Zona 7 Live 1: Pemahaman Perbedaan Gender

Presentasi live oleh peserta kelas Bunda Sayang zona 7 seputar pendidikan seksualitas pun dimulai pada hari ini. Topik pertama yang dibahas adalah pemahaman perbedaan gender.

Saya ga bisa mengikuti secara live, jadi nonton rekamannya aja. Agak surprise juga melihat durasi videonya 47 menit, karena seingat saya durasi live-nya itu mestinya 30 menit, hehe.

Perbedaan Gender

Saya baru tahu ternyata gender itu ada beberapa klasifikasi.

  1. Gender Biology: lebih dikenal sebagai jenis kelamin, terdapat sifat genotif dan fenotif yang mempengaruhinya. Terdiri dari jantan (male) dan betina (female).
  2. Gender Identity: identifikasi pribadi berdasarkan perasaan psikologis. Normalnya sama aja dengan gender bioloy, tapi ada juga yang inkonsisten seperti pada transgender.
  3. Gender Expression: karakteristik perilaku seseorang, dapat dilihat sebagai maskulin, feminin, campuran keduanya, atau tidak keduanya.

Jadi, ada pembeda antara jenis kelamin (sex) dengan gender. Sex pada dasarnya bersifat permanen dan tidak dapat dipertukarkan, karena sudah terbentuk secara alami sejak dari dalam kandungan.

Sementara gender lebih merujuk ke konsep kultural yang berkembang di dalam masyarakat, sehingga bisa berubah dan bertukar antara laki-laki dan perempuan.

Ada lagi orientasi seksual, yakni rasa ketertarikan secara seksual maupun emosional terhadap jenis kelamin tertentu, terdiri dari heteroseksual, biseksual, dan homoseksual. Orientasi seksual seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti lingkungan, emosional, hormonal, dan biologis.

Mengenalkan Gender pada Anak

Mengenalkan gender pada anak adalah hal yang penting, kenapa?

  • Agar anak paham dengan identitas gendernya sendiri.
  • Agar anak mengetahui area pribadi tubuhnya yang tidak boleh dilihat dan disentuh orang lain.
  • Agar anak paham peran dan tanggung jawab yang berbeda dari kedua gender.
  • Agar orientasi seksual anak benar.
  • Agar anak tahu cara berinteraksi dengan lawan jenis.
  • Agar anak bisa berempati pada lawan jenis dan pasangannya kelak.
  • Agar anak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
  • Agar anak terhindar dari masalah sosial dan penyimpangan seksual nantinya.

Mengenalkan perbedaan gender sudah bisa dilakukan bertahap sejak usia dini, secara umum sebagai berikut:

  • Usia 0-2 tahun: kenalkan perbedaan fisik laki-laki dan perempuan, bermain peran, membacakan cerita.
  • Usia 3-6 tahun: kenalkan area dan organ pribadi sesuai nama aslinya.
  • Usia 7-10 tahun: jelaskan fase organ reproduksi yang sudah matang, misal berkaitan dengan menstruasi pada anak perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki.
  • Usia 11-14 tahun: kenalkan bahasa cinta sesuai gendernya.
  • Usia >15 tahun: kenalkan hak dan kewajiban suami-istri serta peran orang tua.

DOs dan DON’Ts Memberikan Pemahaman Terkait Gender

DOs:

  • Komunikasikan dengan bahasa yang dapat dimengerti anak.
  • Ajarkan dengan benar dan jujur.
  • Berikan alasan logis terkait mana yang boleh dan mana yang tidak boleh.
  • Jika dikenalkan dengan permainan, fokus pada tugas dan tanggung jawabnya.
  • Tanamkan sikap saling menghargai dan menghormati antar gender.

DON’Ts:

  • Menganggap masalah gender adalah hal yang belum saatnya bahkan tabu dibicarakan dengan anak.
  • Orang tua kurang kemauan untuk memahamkan gender sehingga anak keliru memahaminya.
  • Menggunakan stigma negatif stereotip.

Sesi Tanya Jawab

Ada beberapa pertanyaan yang dibahas di sesi tanya jawab.

  • Q: Ada kekhawatiran jika pekerjaan seperti menyapu dan mencuci diidentikkan dengan pekerjaan perempuan, nanti anak laki-laki tidak mau bantu. Bagaimana menghindarinya?

    A: Orang tua sebaiknya memberikan contoh sejak dini, ayah turut membantu pekerjaan rumah tangga sehingga anak tidak menganggap bahwa menyapu dan mencuci itu hanya pekerjaan perempuan saja.

  • Q: Apa tujuan dan manfaat mengajarkan organ reproduksi dengan nama sebenarnya?

    A: Bahwa organ reproduksi itu juga organ tubuh, sama seperti halnya mata, tangan, kaki, dll. Agar anak juga tidak bingung dengan istilah yang tidak tepat, seperti burung, kok beda dengan burung yang bisa terbang.

  • Q: Apa yang harus dilakukan orang tua jika anak sudah telanjur berperilaku tidak sesuai dengan gendernya?
    A:
    Cari penyebab, introspeksi diri mungkin ada yang salah dari pengasuhan selama ini. Berdoa, perbaiki perlahan-lahan, komunikasikan dengan baik.

Salam,

Reisha Humaira

Leave your comment