Zona 7 Live 2: Pendidikan Seksualitas Usia Dini
Hari kedua live peserta Bunda Sayang, kali ini bahasannya tentang pendidikan seksualitas usia dini. Kelompok yang presentasi adalah gabungan dari beberapa regional, yakni Batam, Bontara, Cianjur, Cirebon Raya. Mereka menyebut kelompoknya sebagai Ciciboba, seru ya, hehe.
Pendidikan seksualitas berbeda dengan pendidikan seks. Pendidikan seks biasanya hanya merujuk pada seputar alat kelamin, tapi pendidikan seksualitas adalah tentang totalitas kepribadian.
Pendidikan seksualitas sudah bisa dimulai sejak usia dini (usia 0-6 tahun), dan yang berinteraksi paling dekat dengan anak adalah keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Jadi PR besar kita sebagai orang tua adalah memberikan pendidikan seksualitas sedini mungkin serta memberikan rasa nyaman dan aman kepada anak.
Mengenal Keluarga dan Sekitar
Pendidikan seksualitas berdasarkan klasifikasi usia:
- Usia 0-2 tahun
- Mengenal nama
- Diberikan ASI Eksklusif
- Mengenal orang tuanya
- Usia 3-6 tahun
- Mengenalkan perbedaan antara laki-laki dan perempuan
- Mengenalkan silsilah keluarga
- Mendekatkan anak dengann ayah ibu
- Mengenalkan lingkungan sekitar
- Memberi penjelasan pada anak siapa saja yang boleh dan tidak boleh memegang tubuhnya.
Anak perlu mengenal tidak hanya keluarga intinya tapi juga keluarga besarnya. Karena anak itu tidak sendiri dan perlu mencari role model dan pengalaman yang berbeda. Oleh karena itu, orang tua tetap perlu menjaga silaturahmi dengan keluarga besar.
Untuk mengenal lingkungan sekitar, bisa dilakukan dengan bermain dengan tetangga, bermain di luar tumah, bersikap ramah, saling membantu, dan jangan memaksa.
Anak di Dalam Keluarganya Sendiri
Setiap anak senang disayang dan diperhatikan oleh orang tuanya. Beri panggilan sayang pada anak yang menunjukkan jenis kelamin anak.
Anak bisa senang dan bahagia karena melihat orang tuanya mesra dan bahagia juga. Ajarkan cara-cara sederhana untuk mencintai dan menyayangi.
Saat anak sudah berusia 10 tahun, anak mesti tidur terpisah dengan orang tua dan saudaranya. Jika dikaitkan dengan pendidikan seksualitas, tidur sendiri mengajarkan anak tentang privasi.
Waspada Terhadap Orang Sekitar
Dorong rasa percaya diri anak untuk bisa menjaga keselamatan sendiri. Perkuat juga bonding dengan anak, perbanyak interaksi, agar anak mau bercerita banyak pada orang tua, bahkan hal-hal yang dibilang rahasia oleh orang lain pada anak.
Ajarkan pada anak:
- Tubuhmu adalah milikmu.
- Sentuhan yang aman dan yang tidak.
- Strategi “tidak! pergi! adukan!”
- Ajarkan mana rahasia yang aman dan boleh disimpan, dan mana yang berbahaya yang harus dibagi pada orang tua dan guru.
- Pelaku kejahatan seksual bisa saja orang yang dikenal dekat oleh anak dan keluarga, bisa juga orang asing.
- Miliki komunikasi yang jujur, manis, dan terbuka dengan anak agar anak juga terdorong untuk jujur.
- Saling bantu, dorong empati, persahabatan, dan saling peduli antara anak dan teman-temannya.
Sesi Tanya Jawab
Ada beberapa pertanyaan yang dibahas di sesi tanya jawab.
Q: Apakah antar saudara laki-laki juga harus dipisahkan tidurnya sejak dini?
A: Anak perempuan ataupun laki-laki tetap harus dipisahkan tidurnya.
Q: Anak umur 3 tahun, kalau malam kebangun, lalu datang ke kamar orang tuanya. Itu gimana ya?
A: Tidak apa-apa, karena usianya masih 3 tahun, jadi masih berproses.
Salam,