Diari Kehamilan Pertama: Kontrol Kandungan Ke-5 (Trimester 2, 22W4D)
Di trimester 2 ini kontrol masih dilakukan 1x sebulan, dan saya biasanya menjadikan suplemen sebagai patokan kapan harus kontrol berikutnya. Mestinya saya kontrol lagi tanggal 18 Februari 2015, tapi karena saat itu suami masih belum bisa pulang dari rig, akhirnya saya undur saja, biar nanti perginya bisa dengan suami.
Awalnya suami bilang kemungkinan baru bisa pulang tanggal 25, jadi saya coba tunggu dulu aja. Lagipula saya masih ada sisa Folas dari dr. A waktu kontrol ke-2, yang waktu itu memang belum habis sebelum kontrol ke-3. Tanggal 23 sore suami ngabarin bahwa ia ga bisa pulang tanggal 25, paling cepat minggu depannya lagi. Duh kelamaan nanti kalau ditunggu. Akhirnya saya minta izin ke suami untuk pergi kontrol sendiri aja. Suami pun membolehkan walaupun sebenarnya agak sedih juga :’(.
Baca juga: Diari Kehamilan Pertama: Kontrol Kandungan Ke-4 (Trimester 2, 17W0D)
Kontrol Ke-5, 23 Februari 2015
Jadwal dr. S masih sama dengan bulan sebelumnya, jam 16.00-21.00. Mumpung belum terlalu sore, setelah dikabari suami, saya pun langsung siap-siap untuk berangkat. Saya pesen taksi aja biar nyaman, hihi. Saya sampai di Siloam Hospital hampir jam 5 sore. Untunglah antreannya ga banyak, saya dapat nomor antrean 5 walau datang jam segitu. Beneran deh ini mending kontrol di hari kerja, ga rame soalnya :D.
Untuk kunjungan kali ini, saya sudah menyiapkan beberapa pertanyaan. Mestinya sih dari dulu emang lebih rajin nanya macam-macam, tapi baru sekarang juga kepikiran pertanyaan-pertanyaannya, hehe. Terus karena saya pengeeen banget liat gerakan si kecil di layar USG, dari sebelum berangkat saya ngomong kepadanya “Nak, nanti pas USG gerak-gerak ya, ibu pengen lihat”, hehe.
Setelah saya masuk, dr. S langsung bertanya tentang gerakan janin.
dr. S: Gimana gimana, udah kerasa gerakannya?
Saya: Udah dok. Biasanya aktifnya tengah malam sebelum tidur gitu, kalau siang jarang.
dr. S: Wah, godain ibunya yang mau tidur nih.
Saya: Atau kalau ga pas lagi rebahan. Kalau lagi berdiri atau duduk ga kerasa.
Lalu seperti biasa, dr. S nanya apa saya ada keluhan.
Saya: Waktu bangun tidur belakangan persendian saya nyeri dok. Terutama di jari-jari tangan dan kaki. Tapi biasanya sebentar aja. Setelah itu seharian ga masalah lagi. Itu normal ga dok?
dr. S: Oh, normal kok itu.
Saya: Trus saya keputihan juga dok. Kalau ga bau dan ga gatal masih normal kan dok?
dr. S: Hmm. Mesti dilihat juga jumlahnya banyak atau ga. Kalau terlalu banyak juga ga normal. Yang penting jangan pakai panty liner.
Saya: Iya, saya ga pake dok. Biasanya saya langsung ganti CD kalau udah kerasa lembab.
dr. S: Kalau keluarnya banyak banget, misal dalam 2-4 jam udah mesti ganti CD lagi, berarti ada masalah.
Saya: Hmm, dalam sehari biasanya saya ganti CD 2-3x sih dok.
dr. S: Oh, masih wajar kalau segitu.
Selanjutnya USG. Saat USG dr. S bilang berat janin sudah 544 g, dan kembali mengkonfirmasi bahwa jenis kelaminnya laki-laki. Lalu dr. S menunjukkan mana paha dan betisnya, ini kelihatan jelas banget buat saya karena posisi kakinya lagi lurus banget. Lalu dr. S menunjukkan bagian-bagian wajahnya serta jantungnya. Pas bagian ini buat saya ga jelas banget gambarnya, hehe. Trus saya pun bertanya soal ketuban dan plasenta.
Saya: Kalau ketuban sama plasentanya gimana dok?
dr. S: Ketubannya cukup aja. (sambil mengarah-arahkan pointer di layar USG) Ketuban itu yang hitam-hitam ini. Jadi bayinya itu hidup di dalam ketuban. Kalau plasenta yang ini, di dinding belakang rahim.
Saya: Normal kan ya dok? (saya rada motong pembicaraan rupanya)
dr. S: Ini perut ibu, ini punggung. Kita orientasinya berdasarkan ibu ya. Di dinding belakang rahim berarti di sisi punggung ibu. Tidak menutupi jalan lahir. Jalan lahir nanti yang ini, mulut rahim. Kalau dia menutupi sampai di sini, itu yang dibilang placenta previa.
Saya: Yang harus Caesar ya dok?
dr. S: Iya, harus Caesar, atau ada risiko pendarahan sebelum waktunya lahir. Tapi ini ga kok.
Setelah itu dr. S mau mencoba mengambil foto USG bagian wajahnya, tapi tiba-tiba ia bergerak! Huaa, bisa lihat lagi akhirnya, walaupun sedikit aja. dr. S pun tampak kesulitan memfoto wajahnya. Katanya posisinya sekarang lagi mencium lutut. Dari sini saya udah ga ngerti lagi lihat gambar USG-nya, haha. Ah nak, pamer kaki aja ya ke ibu hari ini, tapi ga mau pamer wajah :)). Tadi saya emang minta ke dia lihat gerakannya aja, udah dikasih. Next time saya mesti minta dia kasih lihat wajahnya kayaknya, hihi.
Beres USG, saya lanjut menanyakan pertanyaan lain.
Saya: Dok, kalau naik pesawat maksimal usia kandungan berapa ya? (Sebenarnya saya sudah cari-cari info sih, biasanya ikutin aturan maskapai. Tapi mau coba konfirmasi aja ke dokter.)
dr. S: Maksimal 32 minggu, jangan lebih dari itu.
Saya: Ooo. Saya soalnya nanti rencana lahiran bukan di sini dok. Di sini ga ada keluarga soalnya.
dr. S: Iya ga apa-apa, ga masalah.
Baca juga: Diari Kehamilan Pertama: Galau Mau Lahiran di Mana
Saya: Kalau berat badan saya udah kebanyakan ga sih dok naiknya? Udah naik 8 kg dari sebelum hamil.
dr. S: Ngga, masih wajar aja kok.
Saya: Kalau tes darah sama TORCH itu sebenarnya perlu ga dok?
dr. S: Tes TORCH ga harus kok selama kehamilannya normal. Pilihan aja, mau tes atau tidak. Kecuali kalau misalnya kehamilannya berisiko, dulu pernah keguguran, atau pernah kena penyakitnya sebelumnya. Atau selama hamil sering demam yang ga diketahui penyebabnya apa. Atau punya akses dengan hewan peliharaan.
Saya: Hmm, ga sih dok.
dr. S: Kenapa? Mau tes TORCH?
Saya: Suami sih dulu nyaranin tes aja dok, soalnya ada istri temannya yang sempat bermasalah dan ketahuan dari tes TORCH. Daripada kenapa-kenapa dok.
dr. S: Boleh. (langsung mengambil form checklist tes laboratorium). Sekalian tes yang lain aja ya kalo gitu. Nanti perlu ambil darah sama urine ya. Kalau hasil tesnya baik-baik aja, ya sudah. Tapi kalo ga, konsultasi lagi ke sini ya.
Wogh, ternyata saya bisa langsung tes saat itu juga. Saya kira baru bisa di hari lain, soalnya biasanya kalau mau tes darah kan disuruh puasa dulu. Tapi setelah saya lihat checklist-nya, ga ada uji fasting blood sih. Mungkin karena itu jadi bisa langsung. Cerita tentang tes darah, TORCH, dan urine ini nanti menyusul ya, panjang juga soalnya, hihi.
Baca juga: Medical Check Up dan Pap Smear Pertama (1)
Beres kontrol hari itu, saya baru nyadar belakangan kalau masih ada yang lupa saya tanyakan tadi, yaitu tentang senam hamil dan USG 4D. Ya sudahlah, next time aja nanyanya.
Resume Kontrol Ke-5
Catatan kontrol dan USG:
- Tanggal: 23 Februari 2015
- Tempat: Siloam Hospital Balikpapan (dr. S)
- Tensi Ibu: 130/80
- Berat Ibu: 60 kg (naik 3 kg dalam 1 bulan)
- Hasil USG
EFW (perkiraan berat janin): 544g
FL (panjang tulang paha): 38.9mm, 22W1D ± 10D, 28-06-15
AC (ukuran lingkar perut): 17.7cm, 22W2D ± 14D, 27-06-15
BPD (diameter kepala): 56.2mm, 23W2D ± 10D, 20-06-15
AVE (perkiraan usia kehamilan): 22W4D, 25-06-15 - Suplemen: Folamil Genio & BioCal-95, untuk 30 hari
Biaya pemeriksaan kehamilan:
- Pendaftaran pasien lama: Rp15.000
Prosedur USG dengan print: Rp190.000
Konsultasi dokter spesialis: Rp125.000
Folamil Genio (30 x @Rp4.944): Rp148.320
BioCal-95 (30 x @Rp5.264): Rp157.920
Tes laboratorium (darah, TORCH, urine): Rp2.503.000 - Total = Rp3.139.240
Salam,