Menghadiri Pernikahan Hani & Aznil

Mudik pertama kami di tahun 2018 ini ditujukan untuk menghadiri pernikahan adik saya. Saya duluan pulang kampung berdua dengan Akas pada tanggal 24 Januari 2018, sementara suami menyusul beberapa hari kemudian karena masih kerja. Ini kali pertama saya naik pesawat berdua saja dengan Akas. Sempat khawatir kalau tiba-tiba Akas tantrum, karena belakangan mulai banyak drama tantrumnya, tapi alhamdulillah perjalanan kami lancar. Akas hepi di pesawat lalu tidur, haha. Sengaja memang dibikin cape dulu sebelum naik pesawat.

Hari-hari pertama di Baso, saya isi dengan menyelesaikan wedding website adik saya yang gagal kelar sebelum saya mudik. Selain itu saya juga ikutan bantu-bantu apa aja yang bisa dibantu. Tujuannya pulang semingguan sebelum hari H ya itu, buat bantu-bantu di rumah, heuheu.

Baca juga: Wedding Website Aznil & Hani

Dibanding rangkaian acara pernikahan saya dulu, pernikahan adik saya lebih sedikit jumlah acaranya. Tadinya saya kira bakal sama karena kami juga sama-sama menikah dengan orang Pariaman, ternyata tidak. Tidak ada acara baiyo-iyo, karena kata niniak mamak tidak masalah jikalau tidak diadakan kali ini. Tidak ada acara maanta siriah. Pun di hari H tidak ada prosesi manjapuik marapulai karena pihak keluarga Aznil bilang tidak usah. Namun untuk akad hingga resepsi, total tetap 3 hari seperti saya dulu.

Baca juga: Rangkaian Acara Pernikahan Evan♡Reisha

Akad Nikah, 1 Februari 2018

Acara akad nikah diadakan di Masjid Darul Ihsan Baso, masjid yang letaknya dekat dengan rumah kami dan memang sering digunakan sebagai tempat untuk akad nikah di Baso. Acara dimulai pada pukul 14.00. Sengaja memilih jadwal siang seperti saya dulu juga karena keluarga mempelai pria baru berangkat paginya dari Pariaman. Kalau acaranya pagi kasihan aja ntar rombongan dari sana mesti berangkat dari subuh.

Susunan acaranya sama aja lah ya dengan akad nikah di mana pun. Dibuka oleh MC, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, lalu kedua mempelai meminta restu dari kedua orang tua masing-masing.

Akad Nikah Hani & Aznil
Meminta restu dari kedua orang tua

Lalu acara diserahkan kepada penghulu, yang mana penghulunya masih sama dengan penghulu akad nikah saya dulu. Sambutan, khutbah nikah, lalu dimulailah proses ijab qabul. Entah kenapa saya merasa prosesinya cepat sekali, sampai saat ijab qabul, ga ada yang ingat buat kasih microphone ke papa saya dan Aznil, alhasil mereka ijab qabul tanpa pengeras suara.

Akad Nikah Hani & Aznil
Ijab qabul Aznil dengan papa saya

Usai ijab qabul, dilanjutkan dengan penandatanganan berkas-berkas, penyerahan mahar dan cincin kawin, doa, dan salam-salaman. Oia pakaian akad nikah yang dipakai adik saya ini dia jahit sendiri lho.

Baca juga: DIY by Hani: Pakaian Akad Nikah Jahitan Sendiri

Akad Nikah Hani & Aznil
Hani & Aznil dengan buku nikahnya

Setelah semua acara barulah sesi foto bersama keluarga dan tamu. Dan kali ini saya merasa sesi fotonya lebih santai. Cukup banyak foto-fotonya, dan setelah itu kedua mempelainya masih sempat ngadain sesi foto berdua dengan tenang. Dulu saya mesti dikebut karena udah dipanggil buat acara makan-makan dan malewakan gala.

Akad Nikah Hani & Aznil
Foto bersama anggota keluarga baru

Acara makan-makan di rumah setelah akad nikah juga digunakan untuk mengumumkan gala (gelar) untuk mempelai pria. Dan sepengamatan saya, saat gala ini diumumkan, Aznilnya ga ada di tempat karena lagi shalat Ashar ke masjid, eaaa. Gala untuk Aznil adalah Sutan Bagindo. Usai acara ini ada sesi foto kedua mempelai lagi di kamar pengantin, lalu selesai. Ku iri karena dulu kami belum bisa istirahat dan masih harus melek sampai jam 11 malam -_-”

Baca juga: 9-Jan-2014: Akad Nikah

Baralek Kampuang, 2 Februari 2018

Baralek kampuang ini seperti halnya resepsi, hanya saja diutamakan untuk tetangga sekitar atau warga yang tinggal di kampung saya. Acara ini diadakan di rumah kami plus rumah ibuk. Acaranya sendiri intinya baru dimulai setelah shalat Jumat. Jadi para niniak mamak dan tamu laki-laki lainnya akan datang dan makan di rumah. Makannya bajamba dan yang menghidangkan jamba kepada tamu juga yang laki-laki termasuk urang sumando dalam keluarga saya, yakni suami saya dan suami adik saya.

Alek Kampuang Hani & Aznil
Menghidangkan jamba

Kata Aznil, menghidangkan jamba ini sungguh melelahkan dibanding sidang doktor, hahaha. Kelihatan keringetan dia saat itu. Sementara suami saya lebih santai karena udah pengalaman. Usai acara makan dan para tamu laki-laki ini pulang, barulah acara terasa lebih santai.

Alek Kampuang Hani & Aznil
Para tamu laki-laki sudah selesai makan dan siap pulang

Hari itu adik saya dan suaminya memakai pakaian pengantin Minang dengan selendang Koto Gadang untuk anak daronya. Kali ini di dalam rumah saya juga dipasang pelaminan sederhana karena udah include dalam paket pelaminan yang disewa. Kalau ga dipakai biayanya sama aja, jadi ya mending pakai aja. Beda dengan saya dulu yang cuma pakai kebaya dan ga ada pelaminan di dalam rumah.

Baca juga: 10-Jan-2014: Baralek Kampuang

Alek Kampuang Hani & Aznil
Pakaian marapulai dan anak daro dengan selendang Koto Gadang

Selanjutnya seingat saya acaranya santai, dan tamu yang datang pun tidak terlalu banyak. Jadi ya sisa waktu yang ada dipakai buat foto-foto aja, heuheu.

Alek Kampuang Hani & Aznil
Foto gaya apa ini? Anaknya mana buu?

Resepsi di Baso, 3 Februari 2018

Ini adalah resepsi pertama pernikahan adik saya dan diadakan di hall milik keluarga kami. Tidak ada rundown khusus di acara resepsi ini, paling pas jalan ke hall aja dengan iring-iringan, trus mempelai langsung deh duduk di pelaminan. Jadi acara dimulai sekitar jam 10.30 dan pakaian pertama yang digunakan adik saya adalah baju pengantin (warna kulit manggis) dengan suntiang.

Resepsi Hani & Aznil
Pakaian marapulai dan anak daro dengan suntiang

Walau kali ini pelaminan yang dipakai lebih besar dan ada tempat duduk untuk orang tua kedua mempelai, tempat duduk orang tua ini tetap kosong sepanjang acara karena orang tua Aznil ikutan rombongan keluarga Aznil dari Pariaman, dan orang tua saya mobile menyambut tamu-tamunya, eaaa. Bahkan untuk foto dengan anggota keluarga lengkap pun susah banget ngumpulin orang-orangnya karena pada nyebar ke mana-mana, haha.

Resepsi Hani & Aznil
Foto bersama keluarga inti kedua mempelai
Resepsi Hani & Aznil
Foto bersama keluarga kecil saya

Saya sendiri di awal-awal banyakan muter-muter, lihat-lihat, foto-foto, makan. Oia kali ini juga ada photo booth-nya, tapi tanpa fotografer dan printer, jadi foto dengan kamera masing-masing aja. Mumpung masih sepi jadi manfaatin dulu deh buat foto-foto, hehe.

Resepsi Hani & Aznil
Berfoto di photo booth yang tersedia

Setelah Ashar, kedua mempelai berganti pakaian, kali ini adik saya memakai selendang Koto Gadang lagi tapi warna merah hati. Adik saya memilih 2 pakaian aja untuk resepsi hari itu, karena saat baralek kampuang juga udah pakai pakaian pengantin. Kalau saya juga total 3 pakaian tapi semuanya di hari resepsi.

Baca juga: 11-Jan-2014: Resepsi di Baso

Resepsi Hani & Aznil
Pakaian marapulai dan anak daro dengan selendang Koto Gadang

Oia di resepsi ini adik saya memilih menyediakan hiburan musik, jadi tamu bisa ikut nyumbang lagu. Beda deh dengan saya yang memilih meniadakan live music dan menggantinya dengan rekaman mp3 aja, haha. Hari itu suami saya juga ikut nyumbang satu lagu. Selanjutnya ya masih sama dengan sebelumnya, foto-foto, makan, repeat.

Baca juga: Hiburan dan Sound System

Resepsi Hani & Aznil
Berfoto dengan Bapak Bupati Agam

Tamu masih lanjut berdatangan hingga malam hari. Sekitar jam 9 malam saat tamu mulai sepi, barulah kami bisa foto bareng satu keluarga besar.

Resepsi Hani & Aznil
Foto bersama keluarga besar
Resepsi Hani & Aznil
Foto bersama adik dan sepupu kami

Dulu resepsi saya berakhir sekitar jam 10 malam. Jam segitu kami sudah keluar dari hall dan kembali ke rumah. Tapi kali ini kelarnya lebih lambat, ckckck. Adik saya masih ada sesi foto, sementara yang lain masih asik ngobrol. Alhasil pada lebih cape, dan malamnya ga kelar bongkar “rumah gadang”, haha.

Sepanjang hari resepsi adik saya ini, saya merasa jauh lebih cape dibanding saat jadi pengantin dan duduk seharian di pelaminan. Mungkin karena beberapa kali mobile nyari orang, ngecek anak, dan pakai sepatu cantik yang agak menyiksa. Satu hal yang saya sepakati dengan suami, kondangan seharian saat punya anak kecil yang udah aktif ke sana ke mari itu melelahkan, haha. Dulu saat resepsi adik ipar saya, Akas juga ikut seharian, tapi saat itu ga gitu cape karena Akasnya masih kalem dan masih mau diam dipangku aja. Sekarang mah ga bisa lagi. Ditambah udah banyak drama tantrumnya belakangan.

Baca juga: Menghadiri Pernikahan Rahayu & Reyhan

Adik saya melaksanakan resepsi kedua di Pariaman tanggal 16 Februari 2018, tapi di resepsi ini saya tidak bisa datang. Saat saya beli tiket, tanggal resepsi di Pariaman belum ditetapkan, tapi kami menduga resepsi kedua ini biasanya seminggu setelah resepsi pertama. Jadi kami memutuskan untuk beli tiket balik tanggal 12 Februari 2018. Ya sudahlah ya, ga apa-apa, hehe. Dengan selesainya acara resepsi di Pariaman itu, berakhirlah rangkaian acara pernikahan Hani dan Aznil.

Ada yang punya cerita unik saat menghadiri resepsi keluarga? Share yuk! 😀

Salam,

Reisha Humaira

4 komentar pada “Menghadiri Pernikahan Hani & Aznil

  • 2 Maret 2018 pada 12:19
    Permalink

    Meriah ya mba acaranya, sampe berhari2. Aku sudah lama gak menghadiri nikahan keluarga 😀

    Balas
    • 5 Maret 2018 pada 17:39
      Permalink

      Alhamdulillah mbak. Saya tahun ini ada 3 orang keluarga yang nikah, hehe.

      Balas

Leave your comment