Sekilas Ramadhan 1435 H (2014) di Balikpapan

Ramadhan tahun lalu adalah Ramadhan pertama kami dengan status sebagai suami istri. Tentunya bakal terasa berbeda dibanding saat menjalani Ramadhan sendiri *eaaa*.

Tentang Jadwal Puasa

Eniwei antara keluarga saya dan keluarga suami terdapat perbedaan soal jadwal hari besar Islam. Keluarga saya (juga seluruh warga Baso) biasanya mengikuti jadwal yang ditetapkan pemerintah, sementara keluarga suami (juga sebagian besar warga Padang) mengikuti jadwal dari Muhammadiyah. Kami sepakat keduanya memiliki alasan yang kuat, tidak ada yang lebih benar dibandingkan yang lainnya. Karena kami sekarang suami istri, ini mesti kami bahas lagi. Ga mungkin rasanya jadwal puasa dan  Lebaran saya dan suami berbeda kalau jadwal yang ditetapkan pemerintah dan Muhammadiyah juga berbeda.

Beruntung punya suami yang terbuka dan demokratis, ia ga memaksa saya untuk ganti kebiasaan. Akhirnya kami ambil jalan tengah: kami akan mengikuti jadwal puasa tergantung kami bakal Lebaran di mana. Jadi kalau kami berencana 1 Syawal berada di Padang, maka kami akan ikut jadwal Muhammadiyah. Kalau kami berencana 1 Syawal berada di Baso, maka kami akan ikut jadwal pemerintah.

Tahun lalu kebetulan jadwal off suami belum fix, apakah bisa off saat Lebaran atau tidak. Ada kemungkinan ga bisa Lebaran di kampung, artinya kudu Lebaran di Balikpapan. Karena belum jelas itu, akhirnya kami sepakat ikut jadwal warga Balikpapan aja, yang mana biasanya ikut jadwal pemerintah. 1 Ramadhan 1435 H pun kami mulai pada 29 Juni 2014 sesuai ketetapan Menteri Agama.

Hari-Hari Ramadhan Kami

Sehari-hari ga gitu beda kali ya dengan Ramadhan-Ramadhan sebelumnya. Yang agak beda mungkin sekarang suami saya ada yang masakin untuk sahur dan berbuka, hehe. Bulan Ramadhan lalu saya malah lebih semangat masak dibanding sebelumnya. Biasanya sehari-hari masak lauk aja, sekarang juga nyoba bikin menu untuk ta’jil. Ga selalu masak sendiri semuanya sih, kadang ta’jil-nya juga ada yang dibeli di luar, ada juga beberapa kali buka puasa di luar. Untuk ta’jil ntah kenapa rasanya yang dijual di dekat tempat tinggal di Balikpapan kerasa ga gitu menarik :D.

Selain lebih semangat masak, saya juga rajin upload kolase fotonya ke instagram setiap hari *eaaa*. Padahal sebelumnya udah semakin jarang upload foto makanan ke socmed. Ini sebagian hasilnya ^^v.

image

Ramadhan tahun lalu saya biasa masak 1x saja sehari, yakni pada sore hari. Saya masak lauk untuk 2x makan: untuk buka puasa hari itu dan untuk sahur keesokan harinya. Jadi saat sahur saya tidak repot-repot lagi masak, tinggal memanaskan saja. Alhamdulillah suami ga masalah dengan pola itu. Lagi pula suami saya tipe yang ga banyak makan waktu sahur. Kebalikan dengan saya yang lebih suka makan berat lebih banyak saat sahur ketimbang berbuka.

Kami hanya menjalani Ramadhan di Balikpapan selama 18 hari, setelah itu kami mudik. Selama 18 hari itu, alhamdulillah suami ga ada job ke lapangan, jadi kami bisa sahur dan berbuka puasa bersama setiap hari. Kalau suami ada job, ia bakal ga di rumah selama beberapa hari.

Mudik

Tanggal 17 Juli 2014 kami pun pulang kampung karena suami sudah bisa off tanggal segitu. Alhamdulillah juga pulangnya di tengah Ramadhan gitu, jadi harga tiket pesawat belum terlalu mahal. Saat itu suami baru pasti bisa libur sampai tanggal 24 Juli 2014, sehingga kami mesti ngatur pembagian waktu di Padang dengan di Baso gimana. Karena Reyhan (adik ipar saya) baru bisa pulang deket-deket Lebaran, akhirnya kami putuskan untuk ke Baso terlebih dahulu. Jadi dari Balikpapan kami langsung ke Baso dan menjalani Ramadhan selama beberapa hari di Baso.

Beberapa hari kemudian, suami pun dapat kepastian bahwa ia bisa memperpanjang off-nya sampai Lebaran. Alhamdulillah. Tanggal 22 Juli 2014 siang kami pun ke Padang dan menghabiskan sisa Ramadhan di Padang. Alhamdulillah selama di Baso dan di Padang kami bisa berbuka puasa bersama keluarga besar masing-masing, dengan makanan yang lebih berlimpah dibanding yang biasa saya masak sehari-hari, hihi.

Ah jadi pengen segera Ramadhan lagi. Semoga kita semua dipertemukan kembali ya dengan Ramadhan berikut-berikutnya. Aamiin.

Salam,

Reisha Humaira

Leave your comment