Wisata Sumbar: Mendadak ke Puncak Lawang
Selasa, 29 Juli 2014
Hari Lebaran kedua, keluarga saya impulsif mau jalan-jalan ke Puncak Lawang. Paginya awalnya katanya mau silaturrahim aja, trus belum diputusin mau ngapain. Jadilah saya pakai lagi baju Lebaran saya yang seragaman dengan suami. Saat udah siap berangkat, fix nanti mau ke Puncak Lawang. Ckckck.
Ke Puncak Lawang
Walaupun berada di kabupaten yang sama dengan kampung halaman saya (tapi perjalanannya sekitar 1 jam sih ke sana), hari itu adalah hari pertama saya ke Puncak Lawang. Waktu kecil sampai SMA keluarga kami jarang sekali jalan-jalan. Setelah saya kuliah baru deh mulai banyak jalan-jalan. Tapi apa daya sejak tahun 2005 saya merantau terus, jadi kesempatan jalan-jalan di Sumatra Barat cuma ada saat kami mudik alias pulang kampung.
Belakangan makin banyak tempat wisata di Sumatra Barat yang jadi ngehits, karena memang bagus sih. Mungkin udah ada dari lama, tapi baru beberapa tahun terakhir dikelola dan dipromosikan, ditambah lagi dengan adanya media sosial yang sangat membantu mempromosikan tempat wisata. Termasuk Puncak Lawang ini. Saya udah denger namanya dari kecil, tapi still have no idea tempatnya kayak apa. Setelah tau view-nya bagus dan jadi tempat untuk paralayang, langsung merasa wow. Dan kunjungan pertama ke sana tanpa rencana sama sekali. Seperti di judul, men-da-dak. Berasa saltum deh di sana.
Puncak Lawang terletak di Kec. Matur, Kab. Agam. Dari sana, kita dapat melihat pemandangan Danau Maninjau secara utuh. Kebetulan hari itu ada beberapa orang yang melakukan paralayang. Pertama kali nih saya lihat paralayang secara langsung mulai dari proses take off-nya. Mupeng, tapi saya takut ketinggian, hehe.
Di Puncak Lawang juga ada hutan pinus yang enak dipakai piknik. Di sana juga terdapat sejumlah arena permainan outdoor untuk anak-anak ataupun dewasa. Ada flying fox yang sebenarnya menarik buat saya, tapi apa daya kostum saat itu ga memungkinkan untuk flying fox. Di libur Lebaran ternyata rame juga yang jalan-jalan ke Puncak Lawang. Agak susah cari parkiran karena mobil yang parkir udah banyak banget di sepanjang jalan menuju puncaknya.
Mampir di Ambun Tanai
Puas dengan Puncak Lawang, kami pun segera pulang. Tapi sebelumnya kami mampir di Ambun Tanai. Ambun Tanai adalah objek wisata baru saat itu, baru diresmikan tanggal 10 Juni 2014 bersamaan dengan event Tour de Singkarak. Menurut saya sih Ambun Tanai ini mirip rest area, sedikit mengingatkan saya pada Gardu Pandang Tieng karena di sana juga ada menaranya.
Baca juga: Wisata Jateng: Hari Pertama di Dieng Plateau
Dari Ambun Tanai, kita juga bisa melihat pemandangan Danau Maninjau. Saya naik ke menaranya sebentar, ga kuat lama-lama karena saya gamang dengan tingginya. Di sini kami juga sekalian shalat mumpung ada mushalanya.
Saat kami datang, langit sudah mendung. Lama-kelamaan kabut turun. Beneran ngerasain ambun (embun)-nya deh, hehe. Ga lama setelah itu, hujan mulai turun. Kami pun segera masuk mobil lalu pulang. Dari mobil baru saya ketahui ternyata di sana ada tulisan “Ambun Tanai” gede. Baru nyadar belakangan -_-. Saya emang ga muterin seluruh areanya, cuma nongkrong di sekitaran menara, udah cape soalnya.
—
Pengen deh kapan-kapan ke Puncak Lawang lagi, dengan baju yang proper dan lebih menikmati apa yang ada. Suami ada keinginan untuk nyoba paralayang-nya, tapi ga tau deh bakal jadi atau ga, soalnya biayanya lumayan, hehe.
Salam,