City Park: Taman Pers Malabar, Bandung

Senin, 6 Maret 2017

Hari itu saya mengurus pindah Faskes BPJS. Udah tau bakal antre lama, saya mikir enaknya ngapain ya sambil nunggu antrean. Saya cek Google Maps, apakah ada taman di dekat situ yang bisa saya kunjungi. Taman Pers Malabar dan Taman Sepeda tampak memungkinkan, jadi saya berencana ke sana segera setelah mengisi formulir BPJS.

Baca juga: Mengurus Pindah Faskes BPJS di Bandung

Menurut Google Maps, dari BPJS Bandung ke Taman Pers Malabar bisa ditempuh dengan jalan kaki selama 13 menit. Santai lah. Saya ikuti saja rute yang diberikan, melewati Jl. Lodaya lalu belok ke Jl. Palasari. Dari rute yang saya ambil ini, sisi taman yang pertama kali saya temukan adalah sisi yang ada playground-nya.

Sempat ragu apa bener ini tamannya. Saya coba jalan terus dan di ujung lain akhirnya ketemu juga nama tamannya. Baiklah, saya ga nyasar berarti, hehe. Tulisan nama taman dibuat melingkar dan ada tugu kotak bertuliskan Harian Bandung Juara. Ceritanya kayak koran kali ya.

Di dalam taman, ada beberapa papan untuk memasang koran, karena taman tematik ini memang bertema jurnalistik. Ada papan yang masih bagus korannya, tapi ada juga papan yang dibiarkan begitu saja bahkan tampak tidak terawat.

Ada juga sejumlah kursi dan meja dari tembok dan diberi atap di atasnya. Tampak nyaman untuk duduk dan nongkrong dengan laptop di sana, tapi sayang kondisinya kotor, bahkan ada sampahnya.

Di tengah taman ada tanah yang ditembok berbentuk lingkaran. Sepertinya menggambarkan lensa kamera.

Selanjutnya ada balairung yang bersebelahan dengan playground. Sebelumnya saya melihat ada bangku tembok di dekat situ, bentuk bangkunya mayoritas bulat dan ada huruf di atasnya. Kalau lihat urutan hurufnya kelihatan banget kalau konsepnya seperti keyboard.

Begitu lihat dari kejauhan, baru deh saya ngeh kalau digabung dengan balairung jadinya seperti keyboard dan monitor komputernya. Bolehlah.

Beres dari taman ini, saya melanjutkan episode hunting kali ini menuju Taman Veteran. Taman Pers Malabar ini sebenarnya nyaman, tapi dengar-dengar sekarang kondisinya tidak terawat, tidak dimanfaatkan sesuai tema tamannya, dan jadi tempat tidur para tuna wisma. Sayang banget ya kalau memang begitu kondisinya, heuu.

Salam,

Reisha Humaira

Leave your comment