Mengurus Pindah Faskes BPJS di Bandung

Seiring dengan kepindahan kami ke Bandung, kami merasa perlu untuk mengurus pindah Faskes tingkat I BPJS kami. Saat itu Faskes BPJS kami masih di Balikpapan, sementara Faskes BPJS tidak berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia, kecuali untuk kondisi gawat darurat. Selama di Balikpapan, semua administrasi terkait BPJS diurus oleh suami saya, karena BPJS kami awalnya memang diurus dengan perusahaan tempat kerja suami. Di Bandung, suami meminta saya yang urus karena suami susah cari waktu ke BPJS, katanya biasanya prosesnya lama, heu. Baiklah.

Baca juga: Pindah Lagi ke Bandung

Oia saya mengurus pindah Faskes BPJS ini tahun lalu, maaf kalau infonya ga up to date lagi. Tapi ada beberapa hal yang bisa jadi catatan dari pengalaman saya.

Pertama Mencoba dan Gagal

Sebelum datang ke kantor BPJS Kesehatan Cabang Bandung (yang mana lokasinya lumayan jauh dari rumah), saya menelepon ke sana untuk menanyakan persyaratan yang dibutuhkan. Sebenarnya udah banyak informasi yang tersedia di internet, tapi berkaca dari pengalaman urusan administrasi sebelumnya, beda daerah beda prosedur, makanya saya prefer tanya langsung ke tempat yang akan saya tuju.

Baca juga: Mengurus Akta Kelahiran Akas

Di telepon, katanya saya cuma perlu bawa kartu BPJS lama, KTP, dan KK. Saya tanya lagi, apakah saya perlu bawa surat keterangan domisili, karena KTP saya masih KTP Padang. Katanya ga perlu. Ya udah, saya pun malas mengurus surat keterangan domisili karena mesti berjenjang ke RT dan RW. Oia, walau kami tidak tinggal di Padang setelah menikah, KTP kami masih KTP Padang karena sejauh ini kami belum permanen menetap di mana. Saya juga malas ribet ngurus pindah-pindah KTP dan KK, keingat dulu ribet dan panjangnya proses mengurus KK baru.

Baca juga: Mengurus Kartu Keluarga (KK) Baru

Tanggal 27 Februari 2017, saya pergi ke kantor BPJS Kesehatan Bandung. Niatnya mau berangkat sepagi mungkin, ujung-ujungnya sampai sana di atas jam 9 juga. Dan saat datang, di sana udah ramai banget yang antre. Saya ambil nomor antrean, lalu mengambil formulir yang mesti diisi. Setelah menunggu lama, akhirnya saya dipanggil. Di meja petugas, ternyata saya harus menyerahkan surat keterangan domisili, aarrgghh. KZL. Mau debat karena di telepon dibilang ga perlu, tapi saya urungkan karena rasanya percuma. Kata mbaknya, saya bisa pergi urus surat keterangan domisili dulu, dan nanti bisa balik lagi untuk melanjutkan prosesnya tanpa ambil nomor antrean lagi.

Baiklah. Karena saya memang udah mengalokasikan hari itu untuk mengurus ini, saya segera pergi ke rumah Pak RT untuk meminta surat keterangan domisili. Dan sesampainya di rumah Pak RT, ternyata Pak RT-nya tidak ada di rumah, sedang kerja, dan baru pulang di atas jam 5 sore. Aarrgghh. Saya coba ke rumah Pak RW, kali-kali bisa langsung ke Pak RW, ternyata ga bisa, harus ke Pak RT dulu. Dirasa ga mungkin lanjut urus BPJS hari itu, saya menyerah dan langsung pulang.

Mengurus Surat Keterangan Domisili

BPJS saya mesti diurus, mau ga mau saya harus mendapatkan surat keterangan domisili. Saya ke rumah Pak RT dan meminta dibuatkan surat. Di Pak RT prosesnya cepat, Pak RT-nya juga baik. Pak RT cuma isi form trus dicap dan ditandatangani.

Oia dari urusan surat ini saya baru tau kalau alamat saya itu di “Kab. Bandung”, haha. Sejak pindah, saya taunya alamat saya “Bandung” aja, jadi saya berasumsi itu “Kota Bandung”, ditambah tetangga depan rumah pajang kode pos alamat rumahnya, dan kode pos itu kode pos wilayah Kota Bandung. Tapi emang dekat perbatasan sih rumahnya, jalan kaki ga nyampe 5 menit udah sampai deh di Kota Bandung, haha. Dan tetangga saya kayaknya salah pajang kode pos 😛 #dibahas.

Selanjutnya saya ke Pak RW. Saya kira tinggal nambah cap dan tanda tangan aja, eh ternyata di Pak RW dibuatkan surat baru lagi, dan kali ini mesti nunggu Pak RW-nya ngetik data dan nge-print. Sempat ada yang salah pula, jadi mesti print ulang.

Dari RW, saya bingung apakah saya harus urus lagi sampai kelurahan. Tanya Pak RW katanya ga perlu. OK lah, saya pun malas mencari kantor kelurahan di mana.

Ke BPJS Lagi

Tanggal 6 Maret 2017 saya kembali ke BPJS Bandung untuk mengurus pindah Faskes. Kali ini saya sudah bawa kartu BPJS lama, KTP, KK, dan surat keterangan domisili. Saya sampai sekitar jam 10, ambil nomor antrean lagi, isi formulir lagi. Saya mesti isi ulang formulir karena alamat yang saya isikan sebelumnya salah, haha.

Untuk pilihan Faskes masih saya kosongkan, karena saya ga tau pilih yang mana. Kata suami sih waktu di Balikpapan, Faskes-nya petugasnya yang nentuin, mana yang lebih dekat dari rumah. Saya kira bakal gitu juga. Trus karena tau bakal antre lama, saya pun pergi hunting taman dulu, daripada bengong di sana.

Akhirnya giliran saya dipanggil. Pas lihat formulir saya, petugasnya nanya pilihan BPJS-nya mana. Heu. Saya disuruh pilih sendiri dan bisa lihat daftar Faskesnya di teras depan. Yo wes lah lihat dulu. Dan sembari saya milih Faskes, petugasnya melayani orang lain dulu. Saya pun memilih Puskesmas yang paling dekat dari rumah aja, padahal ga tau Puskesmasnya seperti apa.

Saya kembali ke meja petugas. Pas cek persyaratan yang dibutuhkan, rupanya saya harus punya fotokopi berkas-berkasnya. Err. Salah saya juga sih ga fotokopi dari awal, karena mengira cukup bawa aslinya untuk diperlihatkan aja. Mesti fotokopi lagi deh ke luar. Di kantor BPJS-nya ga ada tempat fotokopi, jadi mesti jalan dikit sampai ketemu tempat fotokopi.

Balik lagi ke meja petugas, saya masih harus nunggu lagi karena petugasnya masih handle orang lain. Akhirnya dipanggil lagi. Saya ditanya apakah BPJS-nya sudah dibayar, untungnya udah. Kalau belum kan repot lagi. Fyuh. Syarat udah lengkap, surat keterangan domisili yang cuma dari RT/RW alhamdulillah diterima. Petugas pun segera mencetak kartu BPJS yang baru. Tadinya saya kira baru bisa diambil beberapa hari lagi, eh ternyata langsung jadi, alhamdulillah. Dan kartunya ternyata sudah bernama Kartu Indonesia Sehat dan bentuknya seperti kartu ATM. Sebelumnya kartu BPJS saya cuma dari kertas yang di-laminating, ukuran kartunya pun ga standar, hehe.

Alhamdulillah akhirnya beres juga urusan administrasi ini. Dipikir-pikir lagi proses untuk pindah Faskes BPJS ini bisa cepat dan ga ribet, asal persyaratannya lengkap dan formulir diisi dengan benar. Yang bikin lama itu antreannya (saya sampai jam 10.00, selesai jam 13.15), plus buat saya perjalanan ke kantor BPJS-nya karena jauh. Kalau prosesnya lancar sih postingan saya ga bakal sepanjang ini, haha.

Catatan saya dari pengalaman ini:

  • Untuk mengurus pindah faskes BPJS, siapkan kartu BPJS lama, KTP, dan KK serta fotokopiannya. Untuk yang alamat KTP-nya beda dengan alamat domisili, siapkan juga surat keterangan domisili dari RT/RW. Untuk yang KTP-nya sama mungkin ga perlu surat keterangan domisili lagi.
  • Sebelum mengurus pindah faskes, pastikan BPJS-nya sudah dibayar lunas.
  • Sebaiknya tentukan pilihan Faskes baru sebelum ke BPJS. Faskes baru ternyata bisa dipilih sendiri, jadi mending pilih yang OK sekalian, dari segi jarak ataupun fasilitas. Saya cuma pilih mana Puskesmas yang paling dekat dari rumah, tanpa survey dulu Puskesmasnya seperti apa. Pas coba berobat ke sana, ternyata kondisi Puskesmasnya menyedihkan ya ampun, ga nyangka seperti itu, padahal Puskesmasnya udah di wilayah Kota Bandung. Sempit, pengap, sirkulasi udara ga bagus. Puskesmas di kampung saya jauh lebih bagus dan lebih besar. Merasa menyesal memilih Puskesmas itu, tapi kalau urus pindah Faskes lagi males, dan belum tentu bisa, jadi ya udahlah, pasrah, haha.
  • Datanglah sepagi mungkin ke BPJS biar ga kelamaan antre. Klasik sih ini, di mana-mana urusan administrasi dan birokrasi memang sebaiknya dari pagi banget.
  • Isi formulir pindah Faskes BPJS dengan lengkap dan benar biar ga perlu bolak-balik.

UPDATE: Barusan iseng coba telepon ke Pusat Layanan Informasi BPJS Kesehatan di nomor 1500400, katanya untuk peserta BPJS mandiri, pindah Faskes bisa diurus via telepon, tapi tetap pastikan BPJS sudah dibayar lunas dan sudah terdaftar di Faskes sebelumnya selama minimal 3 bulan. Data kita akan diganti, tapi kartu ga mesti diganti katanya. Tapi kalau mau kartu BPJS-nya diganti, kita tetap mesti harus datang ke kantor BPJS, heuheu.

Salam,

Reisha Humaira

3 komentar pada “Mengurus Pindah Faskes BPJS di Bandung

    • 29 Januari 2018 pada 14:21
      Permalink

      Duh cerita ini sungguh tak up 2 date, ku jadi malu. Barusan nelpon ke 1500400, katanya untuk BPJS mandiri bisa urus pindah faskes via telepon. Kalau BPJS dr badan usaha/kantor kurang tau juga. Coba tanya dulu aja ya ke teleponnya 😀

      Balas

Leave your comment