Idul Adha 1442 H (2021) di Jakarta

Apa kabar Idul Adha di tahun 2021 ini? Aaahhh, rasanya ga ada yang menarik yang bisa diceritain karena sedih aja rasanya melalui Idul Adha tahun ini.

Idul Adha yang Terasa Sepi Sekali

Tahun ini kami melalui Idul Adha di Jakarta dan di rumah aja. Waktu Idul Fitri lalu rasanya masih mendingan ya, karena walau ga mudik, kami masih bisa kumpul dengan keluarga yang ada di Jakarta ini.

Sementara Idul Adha sekarang, situasinya lagi PPKM Darurat. Dan kami ga berani ambil risiko untuk kumpul-kumpul walau itu masih keluarga sendiri. Saling menjaga aja sih.

Yang bikin sedih sih soal shalat Ied. Shalat Ied di rumah aja, bertiga doank, bukan hal baru sih sebenarnya. Toh Idul Fitri kemarin juga gitu. Hanya saja pas baca percakapan teman, Idul Fitri kemarin masih bisa shalat berjamaah di luar dengan prokes, kok saya tampak menyedihkan sekali dari Idul Fitri kemarin pun shalat Iednya di rumah mulu.

Tambah lagi keluarga di kampung saya kirim foto shalat Ied berjamaah di masjid dekat rumah saya. Di sana ga kena PPKM, shalat Ied masih berlangsung dan menurut saya tanpa prokes yang seharusnya, wew. Pada pake masker sih, tapi safnya ga berjarak lho.

Antara iri, sedih, tapi juga ngeri, wkwk. Iri karena kangen shalat Ied rame-rame, sedih karena ga bisa ikutan, ngeri karena terlalu berisiko.

Tapi ya udah sih, ga apa-apa. Di situasi sekarang menurut saya memang mending cari aman aja. Daripada nanti terpapar Covid-19 kan, yang ada malah kesal dan menyesal.

Sungguh saya takut terpapar karena menurut saya kena Covid-19 itu ibarat terima undian, kita ga pernah tahu kita bakal dapat gejala yang seperti apa. Usia muda dan ga ada komorbid bukan jaminan lagi. Masalahnya range-nya terlalu luas, dari yang ga ada gejala sama sekali ada, hingga yang meninggal dalam waktu singkat aja juga ada. Huhu.

Yah begitulah, seusai shalat Ied, aktivitas ya kayak hari biasa aja, ga ada suasana berbeda yang cukup berarti. Bikin atau beli makanan khusus juga kagak ada, wkwk.

Qurban Online yang Sungguh Memudahkan

Sejak beberapa tahun terakhir kami cukup sering memilih menggunakan layanan Qurban online. Ada banyak ya penyedianya, bisa dipilih sendiri mana yang disuka.

Keberadaan layanan Qurban online ini sangat memudahkan dan membantu buat kami yang ga sempat dan ga paham kalau beli hewan Qurban sendiri secara langsung. Prosesnya sangat mudah dan praktis.

Mama saya sempat nanya, kenapa ga qurban di kampung aja. Kalau dari segi pembayaran sih sebenarnya praktis juga, karena saya tinggal transfer juga dan nanti keluarga saya di sana yang bantu urusin, hihi.

Tapi yang bikin saya tertarik dengan program Qurban online ini adalah karena daging qurbannya ada yang disalurkan ke daerah-daerah 3T (terdepan, terpencil, tertinggal), jadi dagingnnya bener-bener disalurkan ke orang-orang yang lebih membutuhkan.

Kalau di kampung saya, orang miskin ya ada, tapi setahu saya ga kayak potret orang miskin yang sering kita lihat di media. Dan dari yang udah qurban di sana aja juga udah cukup banget rasanya. Jadi menurut saya ya mending disalurkan ke yang lain.

Selain itu, di Qurban online itu juga ada juga yang dagingnya sekalian diolah dulu, baru disalurkan. Macam-macam, ada yang diolah jadi makanan kalengan (kornet, rendang, dan lain-lain) atau abon. Jadi bisa dimakan langsung deh.

Semoga Ibadah Haji Bisa Segera Normal Lagi

Alhamdulillah ya ibadah haji di Baitullah sana masih bisa berjalan walau masih dengan keterbatasan. Tapi sedih juga karena dari Indonesia ga ada yang bisa berangkat. Udah dari tahun lalu ya berarti yang mestinya udah jadwalnya berangkat, masih belum bisa ke sana.

Berharap sekali semoga tahun depan situasi sudah jauh membaik dan orang-orang bisa menunaikan ibadah haji lagi seperti dulu. Semoga Allah sebar undangan haji tahun depan kepada warga negara Indonesia. Aamiin.

Sekian deh cerita Idul Adha tahun ini. 😀

Salam,

Reisha Humaira

Leave your comment