Zona 7 Live 7: Menjaga Diri dari Kejahatan Seksual
Live hari ke-7, tema yang dibahas kali ini adalah menjaga diri dari kekerasan seksual.
Kekerasan Seksual
Kekerasan seksual adalah perilaku seseorang yang dilakukan secara sepihak kepada orang lain, berupa ancaman, paksaan, yang mengarah kepada hal-hal seksual dan tidak diinginkan, sehingga dapat memunculkan perasaan negatif seperti takut, marah, depresi dan sebagainya.
Pelaku kekerasan seksual bisa siapa saja, tidak kenal tempat, status, dan usia. Bisa saja keluarga sendiri ataupun orang asing.
Faktor internal penyebab kekerasan seksual:
- Faktor kejiwaan
- Faktor biologis
- Faktor moral
- Faktor balas dendam dan trauma masa lalu
Faktor eksternal penyebab kekerasan seksual:
- Faktor budaya
- Faktor ekonomi
- Faktor minimnya kesadaran kolektif terhadap perlindungan anak di lingkungan pendidikan
- Faktor paparan pornografi anak dan pornografi dewasa yang mengorbankan anak
- Faktor lemahnya penegakan hukum dan ancaman hukuman yang relatif ringan
- Faktor disharmoni antar produk perundang-undangan terkait masalah anak
- Faktor anak dalam situasi bencana dan gawat darurat
- Faktor pengembangan industri pariwisata
Dampak Kejahatan Seksual
Dampak bagi korban kekerasan seksual:
- Dampak emosional: stres, depresi, trauma, goncangan jiwa, perasaan bersalah dan menyalahkan diri sendiri, ketakutan, kecanduan, keinginan bunuh diri, dll.
- Dampak fisik: disfungsi seksual, keluhan somatik, kehamilan yang tidak diinginkan, insomnia, penyakit menular seksual, dll.
- Dampak jangka panjang: berpotensi menjadi pelaku kejahatan seksual di kemudian hari.
Teknik Menjaga Diri dari Kekerasan Seksual
Kunci dasar agar anak mampu menjaga diri dari kejahatan seksual adalah memberikan pendidikan seksualitas sejak dini dan bertahap sesuai jenjang usianya.
Teknik yang bisa dilakukan seperti:
- Bicarakan seksualitas pada anak dengan bahasa sederhana.
- Kenalkan dan tekankan bahwa jenis kelamin laki-laki dan perempuan itu berbeda.
- Tumbuhkan budaya malu pada anak.
- Mengenalkan batas aurat pada anak dan ada bagian tubuh yang harus dilindungi dan tidak boleh dilihat orang lain.
- Kenalkan tentang sentuhan boleh dan sentuhan tidak boleh.
- Ajarkan anak untuk berani menolak.
- Ajarkan anak di mana harus buang air, berganti pakaian, dan bagaimana cara bergaul dengan teman lawan jenis.
- Ajarkan anak untuk membersihkan kemaluan mereka sendiri.
- Memisahkan tempat tidur anak.
- Ajarkan anak tentang prinsip meminta izin.
- Tumbuhkan rasa percaya anak pada orang tua.
- Batasi tontonan dan gadget.
- Bedakan rahasia dan kejutan.
- Membuat rencana keselamatan.
Di akhir bahasan materi, tim menampilkan lagu Sentuhan Boleh secara live, disertai gerakannya. Nice.
Sesi Tanya Jawab
Ada beberapa pertanyaan yang dibahas di sesi tanya jawab.
Q: Bagaimana cara menumbuhkan sikap berani speak up pada anak jika anak mengalami pelecehan seksual? Karena biasanya mereka tetap diam karena malu atau memang tidak sadar kalau sudah mengalami pelecehan seksual.
A: Bangun trust anak kepada orang tua sehingga anak mau terbuka pada orang tua.
Q: Anak laki-laki 4 tahun, main lalu peluk anak perempuan 6 tahun, boleh ga? Begitu dikasih tahu, katanya kan sayang pada teman.
A: Beritahu bahwa ada batasan antara anak laki-laki dan perempuan meskipun berteman dan sayang pada teman.
Q: Bagaimana masalah traumatik atau balas dendam bisa jadi faktor penyebab kekerasan seksual?
A: Anak yang pernah jadi korban kekerasan seksual, bisa muncul rasa balas dendam di dalam dirinya, sehingga ingin melampiaskannya kepada orang lain yang lebih lemah darinya, agar orang lain juga merasakan yang dia rasakan ketika jadi korban.
Q: Bagaimana caranya mencegah agar anak tidak jadi korban kekerasan seksual dari keluarganya sendiri? Misal ada ayah mencabuli anak sendiri.
A: Kuatkan pondasi agama dan pendidikan seksualitas. Sebagai orang tua juga bekali diri dengan agama dan ilmu agar orang tua bisa jadi pelindung bagi anak-anaknya. Di rumah tetap jaga aurat, apalagi kalau anak sudah baligh.
Salam,