Lauk Praktis untuk Buka Puasa, Masak Ga Pake Lama

Perkara lauk ini kadang bikin saya pusing deh. Maunya praktis, ga ribet nyiapin bahannya, masaknya cepet, hasilnya enak. Kalau di Indonesia sih enak ya, pesen makanan online masih terjangkau harganya. Atau ada layanan yang jual bahan makanan siap masak. Atau ada tukang sayur yang udah sedia ikan atau ayam yang udah dibumbuin. 

Di sini, kami ga bisa sering-sering beli makanan di luar. Mahal cuy, heuheu. Ayam atau ikan yang udah dibumbuin sih ada juga di supermarket, cuma kurang sesuai selera aja. Sekali dua kali sih masih enak rasanya, tapi kalau udah keseringan kok ya eneg jadinya. Ga ada yang pake bumbu ala Indonesia sih, wkwk.

Kalau mau masakan Indonesia, bisa dihitung dengan jari deh berapa kali saya masak yang bumbunya emang dikerjain sendiri dari nol. Udahlah malas, peralatan juga ga mendukung. Di sini saya ga punya blender yang bisa giling bumbu sampai halus.

Solusi praktis untuk masakan Indonesia adalah: BUMBU INSTAN, wkwk. Dulu ya, ketika di Jepang pas saya emang lagi rajin-rajinnya masak, pantang sekali buat saya pakai bumbu instan. “Ih apaan tuh pakai bumbu instan, ga enak, enakan pakai bumbu fresh lah,” gitu kira-kira. Pernah saya coba pakai bumbu instan, hasilnya mengecewakan. Ada semacam rasa micin yang seragam di antara semua bumbu itu, ahaha. 

Sekarang pikiran saya udah sedikit berubah. Daripada ribet dan ngabisin waktu ngolah bumbu, belum lagi ga semua bahan bumbu ada di sini, mari temenan dengan bumbu instan! Ahaha. Merk does matter rupanya. Beda merk beda hasil. Dan sejauh ini saya mayoritas pakai bumbu Bamboe, sesekali Kokita (jujur tanpa endorse ya ini, haha). Tapiii, lagi-lagi, pakai bumbu instan melulu juga ga puas. Tetaplah kudu diselang-selingi dengan lauk dengan bumbu segar.

Ada beberapa pilihan lauk yang udah saya masak berulang-ulang, yang buat saya ga ribet nyiapin bahan dan memasaknya. Bisa banget jadi pilihan untuk dimasak di bulan puasa ini karena ga ngabisin waktu lama.

[Sesuatu] Balado

Ini tuh menu anti gagal urang awak deh kayaknya, haha. Tapi mungkin untuk buka puasa ga cocok untuk semua orang ya? Ada yang bermasalah dengan makanan pedas kah saat berbuka? Hmm.

Balado itu artinya bercabe, karena cabe disebut lado dalam bahasa Minang. Silakan ganti [sesuatu] dengan lauk pilihan, mau ikan, ayam, daging, udang, telur, terong, tahu, tempe, kentang, dan sebagainya. 

Saya selalu sedia lado goreng di rumah. Kalau di Indonesia, saya bikinnya pakai cabe merah keriting, bawang merah, dan garam. Mau dikasih bawang putih dan gula sedikit juga boleh, tapi utamanya yang tiga tadi itu. Paling mantep sih diulek ya, beda memang rasanya, huhu. Tapi paling praktis ya blender ajah, haha.

Ngeblendernya pakai minyak goreng, jangan pakai air. Lebih mantep lagi kalau pakai minyak goreng bekas menggoreng sebelumnya, tapi ya jangan yang udah berkali-kali dipakai menggoreng juga. Setelah itu tinggal dimasak di kompor, tambahin minyak kalau masih terasa kering.

Kalau di sini, ga ada cabe merah keriting, adanya cabe yang besar, atau cabe kecil-kecil impor (ga ingat dari mana) yang mana pedesnya naudzubillah, huhu. Nah biasanya saya campur untuk mendapatkan kepedasan yang pas. Tapi cabe merah besar di sini itu kadang mahal juga. Akhirnya ketemu kombinasi yang pas: cabe kecil itu plus paprika merah! Paprika malah lebih murah di sini, heu. Bawang merah juga ga ada, ganti dengan bawang bombay. 

Lauknya sendiri, digoreng tentunya. Kalau ikan, kadang cuma saya bumbuin garam. Kalau ayam, diungkep dulu. Kalau telur, direbus dulu. Untuk Akas, ga saya kasih cabe karena dia masih ga kuat pedas. Selama ada si lado goreng, saya tinggal cari sesuatu untuk digoreng, jadi deh.

Tumis Ayam/Seafood Saos Tiram

Ini bumbunya modal iris-iris dan potong-potong ajah. Bumbu yang dibutuhkan: bawang bombay (diiris), bawang putih (diiris), paprika (potong dadu, bebas mau warna apa), saos tiram, jahe (seiris ajah), kecap manis, saos tomat (sedikit ajah, skip juga boleh), garam, dan merica. Maaf ga ada takaran karena dikira-kira semua, heuheu.

Kalau pakai ayam, enakan pakai paha atau dada fillet, potong dadu. Ga pake tulang pokoke. Kalau seafood, sesukanya ajah, saya biasa beli yang frozen aja di sini, udah bersih dari bagian-bagian yang tidak perlu.

Cara masaknya, tumis duo bawang hingga harum, masukkan ayam/seafood, aduk-aduk, tambahkan saos tiram, kecap manis, saos tomat, dan jahe, masak hingga berubah warna. Tambahkan sedikit air, masak hingga matang. Sekitar 5 menit menjelang matang, masukkan paprika. Terakhir koreksi rasa dengan garam dan merica. Oia kalau mau ditambah potongan daun bawang juga enak.

Kalau pakai seafood, biasanya suka saya kentalkan juga dengan larutan maizena. 

Sapi Lada Hitam

Ini kalau mau masak daging di wajan ga pake lama tapi hasil dagingnya tetap empuk. Daging sapi diiris-iris tipis, lalu dimarinasi dengan saos tiram dan kecap manis, minimal 1 jam. Siapkan bawang bombay (diiris), bawang putih (diiris), paprika (potong dadu), daun bawang, saos tiram, kecap manis, lada hitam bubuk (tapi enakan pakai lada hitam butiran yang dihancurkan/diulek), dan garam.

Panaskan wajan, masukkan daging, tumis sebentar sampai keluar airnya. Tanpa minyak ya ini. Tujuannya buat ngeluarin air-airnya itu ajah, sisihkan dagingnya, buang airnya. Ini kalau di-skip juga ga apa-apa sih, tapi nanti masaknya jadi rada lama dan hasilnya dagingnya lebih basah.

Kembali ke wajan tadi, tambahkan minyak, tumis duo bawang hingga harum. Masukkan daging, tambahkan saos tiram, kecap manis, dan lada hitam, aduk-aduk hingga bumbu meresap. Beberapa menit sebelum matang, masukkan paprika dan daun bawang. Tambahkan garam jika perlu.

Oven Baked Chicken Breast

Ehem, tambahin menu panggang deh ya, yang bumbunya praktis banget nyiapinnya. Ini berhubung di dapur apartemen ada ovennya aja. Kalau di Indonesia sih saya hampir ga pernah panggang-panggang lauk, wkwk.

Baca juga: Suka Masakan Internasional? Coba Ikuti 10 Channel Youtube Ini

Yang pertama ini untuk dada ayam. Saya tuh sebenernya prefer paha ayam fillet deh, apa daya di supermarket adanya paha ayam (drumsticks), sayap (nibbles), dada (breast), kalau ga ya ayam utuh, heuu. Dulu ga pernah kepikiran manggang dada ayam fillet, hingga ketemu resep ini. Lupa resep aslinya di mana, saya salin dari buku tulis saya aja. 

Panasin dulu ovennya, suhu 230°C.

Bumbunya: 1 sdt Italian seasoning atau mixed herbs, 1 sdt paprika bubuk, 1/2 sdt bawang putih bubuk, 1/2 sdt garam, dan 1/4 sdt lada hitam bubuk. Aduk rata semuanya. Bumbu kering dan bubuk semua ini, jadi merdeka dari kupas dan iris bawang, haha.

Dada ayamnya dipukul-pukul dulu biar rata ketebalannya. Lalu ayamnya dioles dengan olive oil. Setelah itu dibumbuin seluruh permukaannya dengan rata. Done, siap dipanggang. Ga perlu tunggu untuk marinasi pun takvava.

Nah untuk waktu panggangnya rada tricky nih, soalnya tergantung berat dan ketebalan satu fillet dada ayamnya. Tapi patokannya: untuk fillet sekitar 150 gram, waktunya 13-16 menit. Fillet sekitar 230 gram, waktunya 16-19 menit. Fillet sekitar 320 gram, waktunya 22-26 menit. Kalau kelamaan manggangnya, ayamnya jadi kering. Kalau pas, ayamnya matang tapi di dalamnya tetap juicy.

Sticky Soy Chicken Nibbles

Ini untuk bagian sayap ayam. Di sini jarang disebut sebagai chicken wings, disebutnya chicken nibbles.

Resep ini yang bumbunya paling minimalis yang saya nemu. Untuk 1 kg sayap ayam, butuh 60 mL shoyu, 2 sdm gula, dan 60 mL saos tomat. Apakah shoyu bisa diganti kecap asin? Ga tahu juga saya soalnya belum pernah nyoba, hehe.

Campur ketiga bumbu tadi, masukkan sayap ayam, aduk hingga merata. Marinasi dulu minimal 30 menit. Saat marinasi sesekali aduk ayamnya biar merata bumbunya, kalau ga ntar bumbunya numpuk di bawah ajah.

Beres marinasi, udah deh, susun di loyang, jangan ada yang numpuk. Panggang di oven dengan suhu 200°C selama 30 menit.

Demikian sedikit resep ala-ala saya. Maaf ga ada fotonya karena saya males amat moto-motonya, wkwk. 

Oia lauk saja tentu tak cukup, kudu ditemani sayuran juga. Kalau sayur mah praktisnya tumis-tumis aja. Modal sayuran sesukanya, bawang bombay iris, bawang putih iris, garam, dan minyak untuk menumis juga udah cukup, heuheu.

Sekian.

Salam,

Reisha Humaira

3 komentar pada “Lauk Praktis untuk Buka Puasa, Masak Ga Pake Lama

  • 6 Mei 2020 pada 14:48
    Permalink

    Aku juga suka Bamboe, hehe. Rasanya rempah banget. Awalnya sih karena susah cari bumbu nasgor yang vegan (biasanya ada terasi/ikannya), eh nemu Bamboe ternyata enak 😀

    Balas
  • 6 Mei 2020 pada 15:19
    Permalink

    baca gini pas siang-siang demi apa sih mbak rei… hahahahaha…. favorit sih, oseng-oseng saus tiram. bumbu serbaguna untuk semua menu keluarga hihihi

    Balas
  • 8 Mei 2020 pada 03:10
    Permalink

    kalau praktis ya di tumis saja

    Balas

Leave your comment