Persiapan Pernikahan E♡R: Undangan Versi Cetak (2), Printing

Duluuu banget, jaman saya berencana bikin undangan kayak koran, saya berencana mencetak sendiri undangan pernikahan di rumah, jadi tinggal beli kertasnya aja. Saking pengen ngiritnya dari segi undangan, haha. Tapi setelah desain final undangan saya jadi, saya memutuskan untuk cari percetakan aja.

Saya berencana mencetak undangan di Bandung karena katanya lebih murah. Saya ngebut ngerjain desain undangan sekitar tanggal 7-8 Desember 2013, padahal saya sudah berencana pulang kampung di pertengahan Desember. Ahaha.

Mencari Tempat untuk Mencetak Undangan Pernikahan

Saya merasa ga ada cukup waktu untuk datang langsung ke percetakan. Saya browsing dan ketemu website-nya Azka Pratama Print. Saya ubek-ubek isi website-nya dan feeling saya mengatakan sepertinya oke cetak di situ, padahal saya baru liat satu website itu aja. :p

Prosedur pemesanannya pas banget untuk kondisi saya, karena:

  • Konsultasi dan order cetak bisa dilakukan via telepon, sms, atau email.
  • Khusus wilayah Bandung, pesanan akan diantar ke alamat tanpa ongkos kirim.
  • Dari order hingga dapat undangannya saya ga perlu datang ke percetakan, cukup duduk manis di depan laptop, huehe.
  • Ada postingan yang bilang biaya cetak undangan start from Rp700/lembar, saya simpulkan biayanya bisa murah banget. 😛
  • Undangan bisa dicetak dalam waktu seminggu.

Proses Order Hingga Cetak Undangan Pernikahan

Tanggal 8 Desember 2013 saya telepon orang percetakannya. Pak Yayat, yang saya kontak waktu itu lalu nyuruh saya kirim desainnya via email.

Saya kirim desainnya, tapi saya juga konsultasi dulu bagusnya kertasnya apa, soalnya saya blank soal kertas. Saya cuma butuh kertas selembar aja untuk tiap undangan. Ga ada softcover apalagi hardcover karena biayanya pasti lebih mahal.

Pak Yayat menyarankan pake kertas Artpaper 230 gr untuk desain yang saya buat, lalu dikasih laminasi yang bisa saya pilih doff atau glossy. Saya pilih laminasi doff.

Pak Yayat juga langsung menjelaskan perkiraan biaya, dan dari biaya segitu udah termasuk jasa finishing undangan (jadi nanti undangan diterima sudah dalam keadaan dilipat dan dibungkus amplop plastik) serta jasa cetak label nama untuk tamu undangan.

Soal kertas, saya ngikut aja. Trus terkait finishing dan label, sampai saat undangan itu dicetak, saya masih belum punya daftar nama tamu yang akan diundang. Jadi label namanya rencananya nanti di-print sendiri.

Saya minta undangannya dilipat aja. Plastik dan kertas label kosongnya dipisah. Nanti kami sendiri yang ngasih label dan masukin ke plastiknya. Saya nego lagi biayanya, ternyata cuma bisa dikurangi Rp55.000. Ya sudah lah ya. 😛

Saya cetak undangan 750 lembar, sementara Evan cetak 440 lembar. Makin banyak jumlahnya makin murah biaya cetaknya. Jadi meskipun undangan saya dan Evan pada dasarnya mirip, biaya cetaknya berbeda.

Biaya cetak undangan:

Undangan Reisha: 750 x @Rp2.000 = Rp1.500.000
Undangan Evan: 440 x @Rp2.500 = Rp1.100.000

Total = Rp2.600.000

Setelah deal, saya kirim DP minimal 50% dari total biaya, dan tim Pak Yayat siap mencetak undangan pernikahan kami. Waktu perngerjaan katanya 1 minggu, dihitung dari sejak konfirmasi pembayaran DP.

Advertisement

Keesokan malamnya saya baru sadar kalau ada sedikit typo di undangan. Tengah malam langsung saya sms Pak Yayat apakah masih bisa diralat desainnya. Ga enak banget ganggu tengah malam. Paginya Pak Yayat bilang masih bisa. Alhamdulillah.

Tanggal 10 Desember saya kirim ulang file yang baru. Saya kirim file JPEG, ukuran udah A4, tapi Pak Yayat minta kalau bisa saya kirim file Corel-nya. Ha, saking ga ngertinya saya soal desain, saya bikinnya di Photoshop, trus ukurannya juga puluhan MB. Katanya kalau file PSD ga usah aja.

Lalu tanggal 12 Desember Pak Yayat sms lagi, minta file PSD saya, khawatir jelek hasilnya kalau cetak dari JPEG katanya. Karena file-nya gede tadi, saya diminta burn file-nya ke CD trus Pak Yayat kirim orang buat jemput CD-nya.

Waktu orangnya jemput, saya ditanyai apa udah ganti warnanya dari RGB ke CMYK. Jiah, saya ga paham untuk cetak itu pake color mode yang mana. Saya lapor Pak Yayat dan katanya ga apa-apa, biar nanti operatornya yang nangani.

Sabtu tanggal 14 Desember Pak Yayat nanya apakah undangan saya bisa diantar hari itu. Wow, cepet juga ya. Tapi karena hari itu saya ada urusan, undangannya jadinya diantar hari Senin aja.

Hari Senin, undangannya diantar ke kosan saya dan saya kaget karena hasilnya ada 2 kardus! Ga kebayang sebelumnya kalau bakal jadi sebanyak itu, kirain kayak 2 rim kertas A4 aja (ya kali kalo pakenya kertas A4 80 gr). Berat pula. Otak saya langsung mikir ke jatah bagasi pesawat untuk saya pulang kampung.

Sampai kamar saya langsung nimbang undangannya. Punya saya 14 kg dan punya Evan 8 kg. Gile, bisa abis di undangan doank jatah bagasi saya, belum lagi pakaian dan barang lain yang mau saya bawa pulang.

Saya telepon Evan, dan Evan suruh saya paketkan saja undangannya ke Padang. Syukurlah. Setelah packing, gile juga beratnya koper saya. Dipikir-pikir ngeberat-beratin diri sendiri aja ya, haha. 

Oya, pembayaran cetak undangan saya lunasi setelah semua pesanan saya terima.

Proses Finishing dan Sebar Undangan Pernikahan

Di rumah, PR masih ada, yakni bikin label nama, nempelin ke undangannya, masukin ke plastik, trus nyebar undangan. Gotong royong sekeluarga ngerjainnya, hehe.

Pas finishing undangan ini saya juga baru nyadar kalau ga ada logo percetakannya di undangan saya. Beberapa undangan saya lihat ada logo atau nama percetakannya gitu biasanya, dan saya sebenarnya udah ancang-ancang ngasih space kosong di bawah nama keluarga kalau-kalau desain saya ditambahin sama percetakannya.

mencetak undangan pernikahan
mencetak undangan pernikahan

Kapan waktu yang tepat untuk menyebar undangan pernikahan? Kayaknya tergantung kebiasaan setempat sih.

Keluarga saya baru nyebar undangan awal Januari alias sekitar semingguan sebelum acara. Soalnya kalau dari jauh-jauh hari biasanya orang pada lupa. Itu kasusnya kalau undangan diantar langsung ke penerimanya. Di Evan, beberapa undangan dikirim via pos, jadi dari jauh-jauh hari udah mesti dikirim daripada telat nyampenya.

mencetak undangan pernikahan

Pada akhirnya undangan yang buat keluarga saya mayoritas buat teman dan kolega orang tua serta para paman dan bibi. Sementara untuk teman-teman saya, saya maksimalkan di FB.

Yang udah dicetak itu pun masih kurang ternyata, abisnya jumlahnya dikira-kira doank sih, biasanya kan orang nge-list tamunya dulu baru nyetak undangan, haha.

Saya puas dengan hasil undangannya dengan harga segitu dan dengan proses yang mudah. Komentar yang saya dengar tentang undangannya juga oke. Kalimatnya yang ga biasa serta timeline itu jadi poin yang cukup menarik perhatian ternyata. Alhamdulillah.

Salam,

Reisha Humaira

Leave your comment