Persiapan Pernikahan E♡R: Undangan Versi Cetak (1), Design

Tiada pernikahan tanpa undangan, dan dalam rangkaian persiapan pernikahan jelas ada yang namanya mencetak undangan. Sebelum dicetak, tentunya kita perlu menentukan desain undangan pernikahan terlebih dahulu.

Keluarga saya alhamdulillah ga ribet soal undangan ini, dan dari awal kami sudah sepakat: undangannya yang murah aja karena ujung-ujungnya bakal masuk tong sampah juga. Bisa aja sih bikin undangan berupa sesuatu yang bermanfaat, tapi ya itu, mahal, hihi.

Brainstorming Desain Undangan

Biasanya orang akan datang ke percetakan, lihat-lihat contoh undangan yang ada, pilih salah satu desain, customize sesuai keinginan, lalu cetak. Namun saya sudah berencana bikin desain undangan sendiri dari awal.

Nambah kerjaan emang atau saya yang kurang kerjaan, tapi saya pengen bikin desain undangan pernikahan yang unik, beda dari yang lain. Ga mainstream. Tapi saya juga bisa dibilang ga ada skill di bidang desain. Udah browsing cari-cari ide tetep aja mentok desainnya mau gimana.

Lalu adik saya ngasih ide, bikin undangan kayak koran aja. Udah ada juga yang bikin sih, tapi saya pikir bagus juga. Apalagi kalau bikin kayak koran doank saya bisa lah. Minim desain ini, huehe. Nanti menekankan di bagian content aja. Saya udah ngebayang-bayangin itu content-nya. Ada profil kedua mempelai, cerita kenal dan dekatnya gimana, sampai ada TTS-nya, haha.

Hingga suatu hari Mak Uncu (mamak saya) bilang ke saya, “Jangan koran lah, udah ada yang bikin. Kamu kan orang IT, bikin kayak website coba.” Ummm, awalnya saya bingung juga, secara website itu bagus karena ada interaksinya. Orang bisa klak-klik sana sini. Kalo dari kertas piye.

Tapi abis ngobrol-ngobrol lagi saya mulai kebayang bikinnya kayak apa, ditambah saya bisa bikin desain undangan pernikahan yang matching dengan website. Desain website-nya udah kebayang duluan soalnya dibanding undangan cetaknya. Kalau saya bikin undangan versi koran jelas ga bakal matching. 😛

Saya ngobrolin desain itu dengan Mak Uncu kalo ga salah udah dari bulan September 2013. Dan saya baru bikin desainnya bulan … Desember 2013! Hahaha. Mepet-mepet banget, deadliner-nya kambuh lagi. Saking mepetnya bikinnya dikebut dalam dua hari.

Advertisement

Desain Undangan Pernikahan Reisha

Wedding website saya mengadopsi flat design, saya adopsi lagi untuk undangan saya. Tinggal bermain dengan kotak-kotak dan warna, hihi. Tapi desain yang saya bayangkan tadi dipikir-pikir lagi ga pas untuk mengakomodasi content yang ingin saya masukkan. Heuu. 

Saya browsing lagi berbagai contoh template website dengan flat design, tapi tetap aja website bagusan di layar komputer, bukan di atas kertas.

Setelah semedi kilat ala deadliner, desain yang saya bikin jadinya seperti ini:

desain undangan pernikahan reisha
desain undangan pernikahan reisha

Tadinya saya mau bikin undangan full color, tapi setelah menimbang biaya, saya pilih dua pakai warna aja di atas kertas warna putih. Karena pilihan warna ini juga saya ga majang foto prewedding di undangan, di samping sayanya emang ga skill ngedit foto dan rada ga pede juga majang foto di undangan. 😀

Saya pilih warna flat ui mengarah ke turquoise dan pomegranate. Font yang dipakai ada tiga: Engagement, Rationale, dan Ubuntu.

Undangan berukuran A4 bolak-balik. Nanti undangannya akan dilipat ¼ di sisi kiri dan ¼ di sisi kanan, sehingga hasil akhirnya berukuran ½ kertas A4. Di bagian luar ada kalender bulan Januari 2014 yang saya tandai tanggal akad nikah dan resepsinya. Juga ada nama kedua orang tua kami serta anggota keluarga yang lain. Setelah dilipat, akan ada gambar hati di antara nama saya dan Evan.

Di bagian dalam, ada 3 kolom. Kolom paling kiri saya isi dengan timeline yang menggambarkan perjalanan kami dari mulai masuk ITB hingga hari pernikahan. Kalau orang baca timeline-nya baik-baik insya Allah jadi tau kami kenalnya di mana, huehe.

Trus di kolom tengah, standar kayak undangan lain sebenernya, yakni: nama kedua mempelai dan tanggal akad nikah; serta undangan resepsi. Tapi biar beda dari yang lain, kalimatnya dibikin sendiri.

Bukan saya sih yang bikin, tapi Mak Uncu, lalu direvisi dikit sama Evan dan saya, hehe. Beliau emang lebih ahli soal merangkai kata. Kami jauh-jauh dari template standar, “Dengan memohon rahmat dan ridho Allah SWT, kami bermaksud menyelenggarakan resepsi pernikahan putra-putri kami …”. 😀

desain undangan pernikahan
desain undangan pernikahan

Dari awal saya sudah berencana untuk tidak menuliskan gelar saya dan Evan di undangan. Evan pun ternyata prefer begitu. Keluarga untungnya ga ada yang cerewet juga soal gelar ini.

Papa saya pernah bilang sih kalo bisa ditulis juga lah, tapi pembelaan dari saya, “kalau guna gelarnya biar orang tau si anak sekolahnya udah sampai mana, itu bisa keliatan kok dari timeline.” Hehehe.

Kolom sebelah kanan berisi tiga hal. Pertama denah lokasi. Untuk denah saya ambil screenshot Google Maps, dikasih location pin, lalu dari pin-nya itu ada ballon yang berisi denah yang lebih detail. Lalu di bawahnya ada puisi, bikinan Mak Uncu juga. Terakhir ada link ke wedding website kami, huehe.

Saya sengaja ga masukin Q.S. Ar-Ruum: 21, ntah kenapa rada ga enak aja ntar kalo si undangan masuk tong sampah. 😀

Advertisement

Desain UndanganPernikahan Evan

Resepsi kami bakal ada 2x, satu lagi di rumah Evan di Padang. Tentunya untuk resepsi di Padang ini butuh undangan juga.

Persiapan resepsi di Padang sebenarnya keluarga Evan yang ngurus semua, tapi untuk undangan, Evan minta tolong ke saya juga untuk bikinin. Katanya biar setema dan mirip.

Bakal ada mutual friends guests, jadi kalau undangannya beda banget ntar agak gimana gitu. Tapi kalo desainnya mirip kan sekali lihat orang langsung ngeh kalo di dua undangan tsb mempelainya sama.

Jadilah saya pakai desain yang sama tapi dengan warna yang berbeda dan dengan penyesuaian di beberapa bagian. Tanggal dan denah jelas berbeda. Nama Evan ditulis duluan sebelum nama saya. Timeline yang tadinya cuma sampai tanggal resepsi di rumah saya ditambah dengan tanggal resepsi di Padang.

Hasilnya jadi seperti ini.

desain undangan pernikahan evan
desain undangan pernikahan evan

Memilih warna bukan hal yang gampang juga ternyata, apalagi saya membatasi memakai dua warna saja plus warna putih dari kertasnya. Selain itu, setelah desainnya selesai saya cuma bisa pasrah, soalnya bagaimana pun nanti setelah dicetak warnanya pasti bakal beda lagi dari yang dilihat di layar.

Salam,

Reisha Humaira

One thought on “Persiapan Pernikahan E♡R: Undangan Versi Cetak (1), Design

  • 6 Juli 2019 pada 14:28
    Permalink

    Bagus banget kata2 dalam undangannya 🙂 saya kira emang biasanya orang Minang pake kata2 kayak gitu, ternyata memang bikinan sendiri yang unik 😀

    Balas

Leave your comment