Persiapan Pernikahan E♡R: Pengalaman Premarital Check Up di Santosa Hospital, Bandung
Sebelum melakukan premarital check up, saya telepon bagian Medical Check Up (MCU) Santosa Hospital pada tanggal 18 September 2013 untuk mendaftar. Kami berencana untuk melaksanakan check up pada Sabtu, 21 September 2013.
Di telepon petugasnya bilang bahwa jadwal saya pukul 9 pagi, harus datang ke sana 15 menit sebelumnya. Untunglah ngga pagi banget seperti pada email informasi yang saya dapat sebelumnya, hehe. Petugasnya juga bilang kami mesti puasa selama 10 jam, jadi terakhir makan itu Jumat jam 10 malam.
Baca: Persiapan Pernikahan E♡R: Tentang Premarital Check Up
Di hari-H, jam 7.30 pagi saya ditelpon oleh MCU untuk memastikan lagi apakah saya jadi check up hari itu. Jadi donk, hoho. Tapi berangkatnya jam 8an. 😛
Santosa Hospital yang akan kami tuju terletak di Jl. Kebonjati, dekat Stasiun Bandung. Jam 09.00 kami sampai di sana dan langsung ke MCU.
Di resepsionis MCU, kami melapor lalu disuruh untuk mengisi form data diri dan riwayat kesehatan. Kami juga disuruh untuk memilih menu sarapan. Evan pilih Nasi Goreng Santosa, saya pilih Nasi Goreng Seafood.
Daftar Isi Tulisan Ini
Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi
Hari itu MCU relatif sepi. Selesai mengisi form, kami sudah bisa melakukan pengambilan darah dan urine. Evan yang tadinya udah duluan selesai mengisi form dan masuk ke ruangan untuk ambil darah, malah balik kanan. Katanya mau minum dan nyiapin mental dulu, haha. Evan emang rada takut ga suka dengan jarum suntik.
Akhirnya saya duluan yang ambil darah. Darah diambil sebanyak 2 tube. Setelah ambil darah, kami diukur tensi, lingkar perut, berat badan, serta tinggi badan. Tensi kami sama-sama rendah ternyata waktu itu, saya 97/57, Evan 90/60. Ga tau deh kenapa. 😛 Untuk urine, berhubung belum ada hasrat untuk buang air kecil, jadinya nanti aja.
Setelah pengukuran badan, kami langsung diantar ke bagian radiologi untuk foto thorax.
Tips: Buat yang perempuan, sebaiknya pas check up pakai pakaian yang ga ribet. Untuk foto thorax, seluruh atasan mesti dibuka, diganti dengan atasan yang disediakan. Untuk yang berjilbab, jilbabnya juga mesti dibuka, tapi ciput gpp dipakai. Bagusan sih pakai ciput ninja, jadi telinga dan leher masih bisa ketutup.
Setelah foto thorax, kami kembali ke ruang tunggu MCU untuk menunggu sarapan. Agak lama juga sih nunggu sarapannya. Kami baru sarapan sekitar jam 10.15. Setelah itu, akhirnya bisa ambil urine. 😛 Selanjutnya kami disuruh puasa lagi selama 2 jam sebelum pengambilan darah berikutnya.
Acara selanjutnya, sesi menunggu lagi -_-”. Kata petugasnya nanti sekitar jam 11.00 Evan bisa konsultasi dengan dokter MCU tentang hasil pemeriksaannya. Sementara untuk saya yang akan konsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, katanya dokternya baru ada sekitar jam 2 siang.
Udah lewat dari jam 11.00, belum dipanggil juga. Nanya lagi ke petugasnya. Katanya dokternya udah ada, tapi hasil tesnya belum datang. Hoalah. Akhirnya kami memutuskan untuk shalat dzuhur dulu. Sekitar jam 12.15 barulah Evan konsultasi dengan dokter. Alhamdulillah hasil pemeriksaan Evan bagus dan ga ada masalah.
Sekitar jam 12.30, kami melakukan pengambilan darah lagi. Jadi yang pertama tadi itu untuk uji fasting blood, yang kedua ini untuk uji 2 hours blood. Tadinya saya kira yang kedua ini diambil beberapa tube lagi, tapi ternyata cuma ditusuk di ujung jari.
Pemeriksaan Fisik dan Konsultasi Dokter
Selanjutnya menunggu lagi jadwal saya untuk konsultasi dengan dokter kandungan. Karena masih lama dan kami lapar lagi, kami pun cari makanan ke kafetaria Santosa Hospital, hihi. Seusai makan, sambil melanjutkan acara menunggu, petugas menawarkan kami untuk membayar tagihan dulu.
Di bagian pembayaran, kami menunggu beberapa menit sampai nama saya dipanggil. Selain biaya paket pemeriksaan yang telah dijelaskan di email, masing-masing kami juga mesti membayar biaya administrasi rawat jalan sebesar Rp15.000. Juga ada biaya untuk kartu pasien sebesar Rp5.000 berhubung kami baru pertama kali ke rumah sakit itu.
Sekitar jam 14.00, petugas memberitahu bahwa dokter kandungannya sudah datang. Di bagian kebidanan dan kandungan, isinya mayoritas ibu hamil *ya iyalah, haha*.
Berbanding terbalik dengan MCU yang hampir ga ada orang, di sini ruang tunggunya rame dan kami ga dapat tempat duduk. Untungnya ga lama menunggu, saya dipanggil ke ruangan dokter. Evan nunggu di luar tentunya. 😛
Pertama-tama si ibu dokter menanyakan data seputar reproduksi saya, seperti kapan haid pertama kali, haidnya teratur atau tidak, pernah berhubungan seksual atau tidak, pernah KB atau tidak, dll. Setelah itu USG.
Kali pertama saya dalam hidup nih buat USG. Dokternya sempat geregetan karena katanya saya ga rileks. Gimana ya. Bagian bawah perut saya ditekan-tekan, dan saya diminta untuk rileks dan jangan ditahan. Piye buu, haha.
Di layar USG cuma ada hitam dan seruas garis, itu rahim saya katanya. Alhamdulillah ga ada kelainan apa-apa di rahim saya.
Tips: Terkait pakaian lagi, ga gitu penting sih sebenernya, hehe. Lagi-lagi mending pakai pakaian yang ga ribet. Dan menurut saya kalau pakai dress terusan atau gamis, jangan lupa pakai legging, kecuali mau naikin roknya mpe atas dan membiarkan kakinya terbuka. Dokter bakal nyuruh ngebukain area di bawah perut soalnya. Pada tau kan posisi rahim kira-kira di mana, nah di situ ditekan-tekannya. 😀