NZ Road Trip: Perjalanan dari Auckland ke Queenstown Hingga Te Anau
Ehm. Udah 1 bulan blog ini ga di-update, aaa. Sungguh lah sejak ada kasus Covid-19 di New Zealand, disusul Indonesia, energi saya untuk menulis kerasa tersedot, huhu. Tahu-tahu udah 1 bulan aja berlalu, sementara wabah ini belum kelihatan ujungnya di mana, sedih.
Tapi saya pengen menghidupkan blog ini lagi ih, menyelesaikan segala draft yang tertunda. Kali ini saya bakal marathon nulis seputar road trip kami di South Island winter tahun lalu. Yeah, sekarang memang bukan waktunya jalan-jalan sih. Tapi izinkan saya menyimpan memori ini di sini, kali aja ntar di masa depan ada yang dikasih rezeki road trip di New Zealand juga kan, hehe.
Jumat, 28 Juni 2019
Tiba juga saatnya kami berangkat ke South Island, pulau yang wajib dikunjungi selama di New Zealand. Kami terbang dengan JetStar dari Auckland ke Queenstown lalu selanjutnya akan road trip dengan campervan, yay. Dulu sempat agak menyesal kenapa ga cari tiket pesawat ke Christchurch aja, karena ternyata sewa campervan itu lebih murah di Christchurch ketimbang Queenstown. Tapi akhirnya itu ga perlu disesali, karena musim dingin itu the best timing deh untuk terbang ke Queenstown.
Baca juga: Seri Campervan: 15 Hal Yang Harus Diketahui Seputar Campervan di New Zealand
Hari pertama road trip ini didominasi oleh perjalanan aja, ga ada tempat wisata khusus yang ingin kami tuju.
Daftar Isi Tulisan Ini
Perjalanan dari City Centre ke Auckland Airport
Pesawat JetStar yang kami naiki akan berangkat jam 8.30 dari Auckland Airport. Lokasi bandara lumayan jauh dari tempat tinggal kami di Auckland CBD atau City Centre. Dari City Centre ke bandara, ada dua pilihan transportasi yang bisa dipilih (taksi ga masuk hitungan ya karena mahal, wkwk):
Pilihan paling cepat: naik SkyBus
SkyBus adalah bus shuttle khusus ke bandara. Di City Centre, SkyBus hanya berhenti di beberapa halte, sisanya nonstop ke bandara. Perjalanan dari City Centre ke bandara dengan SkyBus menghabiskan waktu sekitar 30-40 menit.
Sekali jalan, ongkosnya NZ$17. Kalau beli return ticket di website-nya, bisa dapat harga NZ$32, mayan lah ya diskon dikit, huehe. Tiket yang dibeli ga ada jamnya, jadi kita bebas mau naik bus jam berapa sesuai tanggal tiketnya. Di dalam busnya nyaman. Ada rak untuk meletakkan koper dan barang bawaan. Juga ada free wifi.
Pilihan paling murah: naik bus dan kereta
Ini berarti ngeteng, sehingga menghabiskan waktu lebih lama, bisa 1 jam lebih. Kalau dari apartemen kami bisa naik bus dulu ke Britomart Station. Dari situ naik kereta Eastern Line atau Onehunga Line, nanti turun di Papatoetoe Station. Dari Papatoetoe, lanjut naik bus 380.
Dengan kartu AT HOP, ongkosnya terhitung 3 zona, yakni NZ$5. Sementara kalau bayar cash ongkosnya $12.50. Di kereta ga ada rak khusus barang, jadi barang taruh di dekat tempat duduk masing-masing aja. Tapi biasanya keretanya juga sepi sih, jadi ga masalah. Di bus 380 ada rak untuk barang.
Untuk perjalanan kali ini, karena pagi-pagi dan khawatir telat, kami memilih pakai SkyBus aja.
JetStar Kiosk Check-in di Auckland Airport
Rupanya kami berangkat terlalu pagi, jadi sampai di Auckland Airport, check in untuk penerbangan kami belum dibuka, ahaha. Ya sudahlah. Kami bisa shalat Subuh dulu lalu duduk-duduk menunggu. Rupanya di terminal domestik ini ada tempat shalat-nya juga. Lebih kecil sih dibanding yang di terminal internasional, tapi segitu pun udah hepi, alhamdulillah.
Check-in penerbangan domestik di Auckland Airport ini rupanya dilakukan secara mandiri. Tersedia sejumlan kiosk check-in untuk mencetak sendiri boarding pass dan tag bagasi. Di sampingnya juga ada timbangan, jadi tas yang akan di bawa ke kabin ataupun masuk bagasi bisa ditimbang dulu.
Adapun petugas yang berada di counter lebih ke ngurusin bagasi aja. Beres dengan urusan check in kami pun langsung menuju ke ruang tunggu.
Penerbangan ke Queenstown di Musim Dingin
Penantian hingga naik pesawat terasa lama sekali. Sungguh saya didera kantuk yang luar biasa, karena malamnya saya packing hingga dini hari, jadi tidurnya bentar banget. Keseringan deh begitu, huft.
Di pesawat tidur akhirnya kami tidur aja. Udah ga peduli di pesawat atau pemandangan di luar kayak apa. Lalu suatu waktu saya terbangun, dan mendapati pemandangan di luar berupa perbukitan yang ditutupi salju.
Dari yang sebenarnya masih ngantuk dan pengen lanjut tidur, mata pun berubah langsung melek dan excited! Ini pertama kalinya dalam hidup saya melihat pemandangan seperti ini dari pesawat. Masya Allah. Bersyukur sekali dikasih bangun pada saat yang tepat.
Baru awal winter saljunya udah segitu, gimana ya pas lagi puncak musim dingin ya? Apakah semuanya menjadi putih?
View seperti ini yang bikin saya ga menyesal naik pesawat ke Queenstown, walau harus nambah biaya sewa campervan dibanding dari Christchurch. Kalau bukan dengan pesawat umum, kalau mau lihat pemandangan begini mungkin harus dengan sewa helikopter atau scenic flight yang mana biayanya pasti lebih mahal lagi, hihi.
Mendekati Queenstown, pemandangan bersalju berkurang, diganti dengan view Lake Wakatipu. Alhamdulillah sampai juga akhirnya di Queenstown.
Keluar dari pesawat, dinginnya winter lebih terasa. Lebih dingin dibanding Auckland. Cek di HP suhu saat itu 0°C katanya, sementara di Auckland ga pernah suhu segitu.
Halo, Campervan!
Setelah ambil bagasi, kami langsung mengontak penyedia campervan yang kami sewa. Kami dijemput ke bandara dengan mobil shuttle. Lokasi kantornya tidak jauh dari bandara.
Di sana kami mengikuti semua prosedur untuk pengambilan cmpervan. Detailnya nanti saya tulis terpisah ya, hehe.
Yay akhirnya nyobain juga yang namanya campervan. Yuk kita kemon!
Perjalanan dari Queenstown ke Te Anau
Setelah ambil campervan, kami belanja groceries dulu untuk makan selama perjalanan. Dari Queenstown kami langsung menuju Te Anau. Ini pertama kalinya suami nyetir kendaraan yang lebih gede dari mobil, hoho.
Queenstown terletak dekat Lake Wakatipu, dan sekelilingnya banyak gunung/bukit yang mulai tertutup salju. Baru jalan dikit ketemu view bagus dan ada tempat berhenti, langsung deh foto-foto. 😅
Bahagia akhirnya lihat perbukitan bersalju gini. Tambah lagi cuaca cerah. 😍
Beberapa kali kami berhenti di jalan untuk foto-foto. Tak bisa dipungkiri, South Island ini terasa beda indahnya dibanding North Island.
Perjalanan dari Queenstown ke Te Anau membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Tapi karena pakai berhenti-berhenti, butuh waktu lebih, hihi.
Sepanjang perjalanan, by default saya duduk di belakang di samping Akas. Pas dia tidur, barulah saya pindah ke depan, jadi bisa lebih leluasa foto-foto, hoho.
Jalanan ke Te Anau sepi banget. Bisa dihitung deh berapa kendaraan yang melintas sepanjang perjalanan kami.
Ah iya, sepengamatan saya juga, sepanjang perjalanan ini terlihat lebih banyak domba dibanding di North Island dulu, hoho.
Di Te Anau kami menginap di Getaway Te Anau, sebuah holiday park yang lengkap fasilitasnya. Malam pertama menginap di South Island ini memang sengaja kami pilih di holiday park, biar bisa masak dengan nyaman di dapurnya, hehe.
Malamnya langit cerah dan penuh bintang. Aaaaa masya Allah, akhirnya ketemu Milky Way juga. Lain kali saya cerita ya soal langit malam bertabur bintang ini.
Sekian dulu cerita kali ini. Next saya lanjut cerita ke destinasi kami keesokan harinya, Milford Sound.
Baca juga: Itinerary dan Biaya Road Trip dengan Campervan di South Island, Winter 2019
Salam,
Pingback: Tulisan Minggu #14 2020 - 1 Minggu 1 Cerita
Wah seru banget ya perjalanan nya, trus pemandangan nya juga bagus banget aku juga suatu saat nnti ah main ke Luar Negri juga.