Sekilas Ramadhan 1440 H (2019) di Auckland
Alhamdulillah tahun ini kembali dipertemukan dengan bulan Ramadhan, dan Ramadhan tahun ini kembali berbeda buat saya. Tahun ini pertama kalinya saya menjalani Ramadhan di belahan bumi bagian selatan, tepatnya di Auckland.
Baca juga: New Chapter: Pindah ke Auckland
Daftar Isi Tulisan Ini
Awal Ramadhan 1440 H di Auckland
Di Indonesia biasanya kita mengikuti ketetapan pemerintah mulai puasa kapan, di NZ mengikuti keputusan dari Hilal Committee FIANZ. FIANZ (The Federation of the Islamic Associations of New Zealand) ini sudah ada sejak tahun 1979.
Dulu sering dengar kalau mulai puasa di NZ itu telat sehari dibanding Indonesia. Akhirnya sekarang merasakan sendiri, hehe. Di Indonesia, pemerintah sudah menggelar sidang isbat pada tanggal 5 Mei 2019 dan menetapkan puasa dimulai tanggal 6 Mei 2019. Sementara di sini, moonsighting alias melihat hilalnya baru dilaksanakan tanggal 6 Mei 2019 itu.
Dari segi zona waktu, sebenarnya NZ itu lebih dulu jamnya dibanding Indonesia. Perbedaan waktunya, NZST itu lebih dulu 5 jam dibanding WIB. Tapi kok mulai puasanya malah belakangan ya? Ga heran di halaman FB FIANZ pun sejumlah orang mempertanyakan, apa ga salah ini FIANZ ngitung kalender hijriahnya?
Di website FIANZ sebenarnya ada penjelasan lengkapnya, silakan dibaca, hehe. Sepemahaman saya, kasusnya misalnya gini: di NZ udah maghrib, tapi bulan barunya belum kelihatan, ga ada hilal, jadi belum ganti bulan hijriah. Bumi berputar, beberapa jam kemudian barulah maghrib di Indonesia, dan saat itu di Indonesia sudah kelihatan hilalnya. Makanya di Indonesia sudah duluan ganti bulan hijriah. Jadi walaupun di sini lebih duluan ketemu matahari, bukan berarti juga duluan ketemu bulan. Gitu kira-kira. CMIIW. Maklumlah saya tak paham soal itung-itungan lunar calendar ini, terima jadi dan percaya aja deh sama pihak yang berwenang, kekeke.
Dan pada saat moonsighting oleh FIANZ itu hilal sudah kelihatan. Alhamdulillah jadi mulai puasa tanggal 7 Mei 2019 di NZ.
Durasi Puasa 1440 H di Auckland
Kalau kalender hijriah tergantung bulan, puasa itu tergantung matahari kan ya, huehe. Bulan Ramadhan ini di Auckland sedang musim gugur. (FYI, musim di belahan bumi selatan itu kebalikan dari belahan bumi utara ya. Banyak yang ga tahu juga ternyata, hehe.)
Di musim gugur, siangnya lebih pendek. Jadi dibanding di Indonesia, puasa di sini lebih singkat, uhuy #eh. Di imsakiyah yang saya pakai, awal Ramadhan itu subuhnya jam 5.36, maghrib jam 17.35. Jadi durasi puasanya 12 jam saja.
Di akhir Ramadhan, sudah masuk ke musim dingin, siang pun makin pendek. Subuhnya jam 5.55, maghrib jam 17.17. Waktu segitu durasi puasanya bahkan tidak sampai 11.5 jam, hehe.
Suasana Ramadhan di Auckland
Di Auckland, muslim itu lumayan banyak kelihatannya, apalagi kalau dibandingkan dengan saat saya di Jepang dulu. Tiap ke luar di sini pasti selalu ketemu deh sama yang berhijab. Tapi bukan berarti muslim itu mayoritas ya, masih jauh. Masih minoritas itungannya di sini. Jadi ga bakal ada deh suasana khas Ramadhan di Indonesia.
Kehidupan sehari-hari ya berjalan seperti hari biasa aja. Orang yang ga puasa tetap makan dan minum seperti hari biasa. Restoran tetap buka. Bahkan restoran halal pun masih buka di siang hari. Berhubung ini bukan pengalaman pertama saya puasa di negeri minoritas muslim, jadi ya biasa aja, hehe. Bahkan menurut saya di Indonesia itu kelewat dimanjakan #eaaa #ampunisaya.
Karena durasi puasa yang singkat, alhamdulillah lapar dan haus tidak begitu kerasa. Pernah sekali bablas sahur tapi perut saya masih damai sampai berbuka lagi. Tapi ini saya aja sih, wkwk.
Lalu karena suhu yang dingin, nyiapin sahur rada perjuangan juga. Kebayang kan magernya, eaaa. Dingin gini riskannya jadi sering lupa minum karena ga berasa haus. Jadi mesti diingat-ingat banget buat banyak-banyak minum di malam hari. Pernah imam masjid di sini menyarankan untuk bawa air minum 1 liter saat tarawih, jadi minumlah di sela-sela tarawih air yang 1 liter itu untuk menjaga asupan cairan. Baru pertama kali saya dengar tips ini dan berasa mindblowing, wkwk. Selama ini kalau tarawih di masjid saya ga pernah kepikiran untuk bawa minum soalnya.
Kalau ditanya apa yang saya kangenin dari puasa di Indonesia, salah satunya adalah ta’jil yang tinggal beli di mana-mana, wkwk. Di sini ya kudu siapin sendiri. Dan seringnya saya baru nyiapin itu dekat-dekat maghrib, karena saya baru pulang setelah jemput Akas dari sekolahnya jam 5 lewat. Mepet banget sama maghrib, bahkan di akhir Ramadhan sering baru sampai rumah setelah maghrib. Masak lauknya setelah berbuka, wkwk.
Hal lain yang dikangenin tentu saja suara adzan. Di sini berbuka mengandalkan notifikasi dari HP aja. Ga ada suara adzan dari masjid. Di masjid pun pengeras suara adzan-nya lokal, untuk di dalam masjidnya aja.
Buka Puasa Bersama dan Tarawih di Auckland
Di Auckland ada beberapa tempat atau organisasi yang mengadakan buka puasa gratis dan shalat tarawih berjamaah di bulan Ramadhan. Saya coba ikut beberapa, lumayan lah bisa libur dari masak, wkwk. Untuk tarawih saya ga bisa banyak cerita karena jarang ikut yang ramean, lebih sering di rumah. Akasnya agak susah kooperatif karena malam hari dia sering rewel karena kecapean. Sejak di sini dia ga tidur siang lagi soalnya.
Buka Bersama HUMIA (Himpunan Umat Muslim Indonesia di Auckland)
Sesuai nama organisasinya, ini acara buka bersama yang diadakan oleh muslim Indonesia di Auckland. Dari acara ini saya jadi tahu ternyata orang Indonesia di Auckland banyak juga, hehe. Buka bersamanya diadakan sekali seminggu, di hari Sabtu atau Minggu. Tempatnya beda-beda tiap minggu, mungkin biar merata ya, soalnya di sini tinggalnya juga mencar-mencar. Trus acaranya mengundang ustadz dari Indonesia untuk imam dan ceramah.
- Pekan ke-1, Minggu, 12 Mei 2019 di Western Springs Community Centre.
- Pekan ke-2, Sabtu, 18 Mei 2019 di Wesley Community Centre.
- Pekan ke-3, Sabtu, 25 Mei 2019 di Takapuna War Memorial Hall.
- Pekan ke-4, Sabtu, 1 Juni 2019 di Mt Eden War Memorial Hall.
Saya cuma 3x ikut buka bersama HUMIA ini. Buka puasa HUMIA ini paling enak deh, soalnya makanannya makanan Indonesia semua, hihi. Jadi mengobati kekangenan sama makanan Indonesia. Ta’jil-nya pun banyak kue-kue tradisional Indonesia yang terlalu ribet untuk dibikin sendiri, hihi. Setelah berbuka kita shalat maghrib berjamaah, baru lanjut makan berat. Makannya prasmanan, pilihan lauknya banyak. Khusus untuk anak-anak disediakan snack juga, seperti potato chips, coklat, dan es krim.



Buka Puasa di AUT Masjid
AUT Masjid adalah masjid yang berada di kampus Auckland University of Technology (AUT). Jangan bayangin masjid yang berdiri sendiri ya, karena tempatnya ada di satu lantai suatu gedung di kampus AUT. Di sini ada buka puasa gratis setiap hari, tapi saya cuma sekali sih datang ke sana, tanggal 25 Mei 2019, hehe.
Saat saya ke sana, jamaah perempuannya sedikit sekali. Sebelum adzan dihidangkan ta’jil berupa minuman, kurma, dan buah-buahan. Ta’jil-nya ditaruh di atas kertas panjang yang dibentangkan. Tak lama kemudian imam langsung ngasih tahu untuk mulai shalat maghrib, jadi segera deh diberesin.

Setelah maghrib barulah makan berat. Kita bakal disuruh duduk berkelompok per 5 orang. Makanannya ditaruh di nampan besar, kali ini beralaskan plastik. Satu nampan itu untuk satu kelompok. Menunya entah masakan India, Pakistan, atau Timur Tengah, ga paham saya, haha. Walau katanya untuk 5 orang, menurut saya itu porsinya buanyak banget. Ayamnya aja ada 6 potong coba dan itu potongannya gede. Nasinya apa lagi. Kalau untuk cewe Indonesia kayaknya cukup deh itu satu nampan untuk 10 orang, wkwk.

Makannya bisa langsung dari nampan pake tangan. Ini kayak makan bajamba di Minangkabau. Kalau ga nyaman kayak gitu dan mau makan sendiri bisa aja, tapi bawa alat makan sendiri karena ga disediakan di sana. Dari adzan Maghrib hingga beres makan itu cepet banget rasanya, jam 6an udah kelar. Sementara shalat Isya-nya baru mulai jam 7 lewat.
Buka Bersama Engineering Science UoA
Ini agak khusus karena diadakan oleh Department of Engineering Science, The University of Auckland. Kuliahnya suami saya berada di bawah department ini, jadi yang ikut yang kuliah di situ beserta keluarganya aja, huehe.
Acaranya saat itu diadakan tanggal 28 Mei 2019. Rada dadakan juga ke sana karena suami baru inget banget ada acara itu sebelum saya jemput Akas ke sekolah. Dan ternyata acaranya baru mulai jam 18.00. Sementara maghrib jam 17.20. Jadilah kami pulang dulu untuk berbuka dan shalat maghrib, baru menyusul ke sana. Kebetulan tempat acaranya juga deket dari apartment kami, hehe.
Di sana yang datang mayoritas orang Indonesia, jadi berasa acara Indonesia aja, wkwk. Rupanya ada serombongan bapak-bapak yang lagi training juga, jadi ga semuanya mahasiswa. Makanannya masakan India, ada naan dan kari ayam atau kambing. Beres makan udah deh, pulang, hehe.

Buka Puasa di Ponsonby Masjid
Kebetulan diajak sama Teh Viqa, senior di IF ITB dulu, untuk ikut buka puasa di Ponsonby Masjid. Katanya ada buka puasa di sana tiap hari Jumat. Kami ke sana tanggal 31 Mei 2019.
Ini kali pertama saya ke Ponsonby Masjid, dan mesjidnya bangunan sendiri. Ada kubahnya seperti masjid yang biasa kita lihat. Jamaah laki-laki di lantai bawah, sedangkan jamaah perempuan di lantai atas. Akses ke lantai atas ini dari sebelah kiri belakang masjid. Kalau pergi sendiri kayaknya saya bakal bingung lewat mana, hehe.
Kami sampai saat sudah hampir maghrib. Ta’jil sudah dihidangkan di piring-piring dengan alas plastik panjang. Ini berasa seperti seprah di Minangkabau, huehe. Ta’jil-nya kurma, buah-buahan, samosa, dan susu warna pink ada biji-bijian di dalamnya (ga tahu namanya apa, wkwk). Setelah berbuka lanjut shalat maghrib berjamaah, lalu makan. Menunya sepertinya masakan Arab, makan sendiri-sendiri pakai piring yang disediakan.

Selesai makan kami langsung pulang, jadi saya ga tahu tarawih di sana gimana, hehe.
Buka Bersama PPI Auckland
PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) di mana-mana itu kayaknya pasti deh ya ngadain buka bersama, minimal 1x deh. Begitu juga di sini, kebagian juga ikut buka puasa PPI Auckland. Acaranya kemarin, 3 Juni 2019, hari Senin tapi kebetulan lagi tanggal merah di sini. Acaranya diadakan di Cap & Gown Lounge UoA, jadi kesempatan juga lihat-lihat kampus suami, huehe.
Acaranya sendiri sudah dimulai dari jam 4 sore, diisi dengan live music dan games katanya. Beda emang ya acara mahasiswa, wkwk. Tapi saya baru datang dekat-dekat maghrib sih, huehe. Soal makanan sih pastinya masakan Indonesia juga.

Kalau buka puasa PPI ini jadi mengingatkan saya saat di Jepang dulu. Bedanya dulu di acara buka puasa PPI saya ikut grup ciwi-ciwi yang masih single, kali ini ikut grup emak-emak ngurusin anak, wkwk. Somehow emang kepisah sendiri itu duduk mengelompoknya antara yang muda belum punya anak dan yang tua sudah punya anak. Seleksi alam memang, ahaha.

Akhir Ramadhan 1440 H di Auckland
Kemarin pemerintah Indonesia sudah menyelenggarakan sidang isbat, sementara di NZ baru mau lihat hilal hari ini. Jadi Idul Fitri di sini bisa aja besok 5 Juni 2019 (barengan dengan Indonesia), atau lusa 6 Juni 2019. Masih nungguin nih.
Seperti biasa di akhir Ramadhan kerasa kok cepet amat Ramadhan berlalu. Dan lagi-lagi selalu merasa masih banyak yang kurang di Ramadhan ini. Jadi berharap sekali semoga masih dipertemukan dengan Ramadhan-Ramadhan berikutnya. Aamiin.
Sekian cerita Ramadhan saya kali ini. Lebih niat nulisnya dibanding cerita-cerita Ramadhan terdahulu, ahaha. Bagaimana cerita Ramadhanmu?
Salam,

alhamdulillah ya pas puasa musim gugur. cuacanya juga enak.
saya jadi pengen ngerasain puasa di negeri orang. hehehe
Seneng ya mba punya pengalaman puasa selain di Indonesia. Bisa ngerasain apa2 yg dikangenin dari Indonesia hihihi 😀