Tentang Persalinan Normal dengan Induksi

Saat melahirkan Akas bulan lalu, alhamdulillah saya bisa lahiran normal, walau mungkin ga alami karena dibantu induksi. Mau coba sharing sedikit, tapi ini cuma berdasarkan pengetahuan saya yang sedikit, pengalaman pribadi, plus baca/dengar cerita orang. Kalau ada salah, harap dimaklumi, hehe.

Proses Induksi

Dulu saya kira melahirkan dengan induksi itu dibantu dengan alat seperti vakum, ternyata bukan. Katanya induksi bisa dilakukan secara kimia dan secara mekanik. Tapi kebanyakan yang saya dengar menggunakan induksi kimia, yakni dengan obat yang dapat merangsang rahim untuk kontraksi. Obatnya sendiri ada yang diberikan dengan diminum, dimasukkan ke jalan lahir, disuntik, atau diinfus. Mana yang diberikan, sepertinya tergantung dokter atau permintaan pasien. Dalam persalinan Akas, dokter langsung masukin obat ke jalan lahir tanpa nanya ke saya, eaaa. Sementara teman saya ada yang meminta ke dokternya untuk langsung pakai infus saja.

Dulu saya kira induksi itu diberikan jika sudah ada bukaan tapi progress-nya lambat, sehingga dibantu dengan rangsangan supaya bukaan lebih cepat. Tapi dari cerita temen dan pengalaman sendiri, sepertinya induksi bisa diberikan walaupun belum ada bukaan dan tanda-tanda akan melahirkan. Namun tentunya itu tergantung kondisi ibu dan bayi, biarlah dokter yang menentukan apakah bisa induksi atau tidak.

Induksi Rasanya Sakit Banget?

Dulu salah satu teman saya yang dokter bilang “diinduksi itu sakitnya 3x lipat lahiran normal biasa”. Wow. Saya coba browsing, banyak juga yang bilang katanya induksi itu sakit banget, mending caesar aja. Wew.

Keberhasilan induksi memang beda-beda, tergantung respon tubuh ibu terhadap obat yang diberikan. Best scenario: induksi membantu bukaan lebih cepat, persalinan bisa dilakukan dengan lebih cepat juga dibanding ditunggu secara alami, ibu lebih sebentar merasakan sakit. Worst scenario: induksi ga ngefek ke ibu dan bayi, ibu merasakan sakit lebih lama, bukaan ga nambah-nambah, ujung-ujungnya mesti operasi caesar juga. Di worst scenario ini si ibu jadi combo sakitnya, ngerasain sakit saat kontraksi plus sakit pasca operasi caesar.

Agak ciut juga sebenarnya mental ini dengar cerita kayak gitu. Tapi dipikir-pikir lagi, buat saya pribadi mending saya coba dulu aja induksi, yang penting lahiran normal. Kalaupun ga berhasil, setidaknya saya sudah berusaha untuk lahiran normal, ga langsung menyerahkan diri ke meja operasi.

Alhamdulillah saat melahirkan Akas, saya bisa dibilang dapat best scenario. Saya mulai diinduksi jam 1 siang, sampai sore belum ada sakit yang berarti. Jam 6.30 sore saya masih bukaan 1, sehingga obat induksinya ditambah. Jam 9.30 malam baru bukaan 2-3. Jam 11.24 malam Akas lahir. Jadi dari bukaan 2-3 hingga lahir ga nyampe 2 jam. Itu katanya termasuk cepat banget untuk persalinan pertama.

Kalau ditanya “lebih sakit ga dengan induksi?”, saya ga bisa jawab. Soalnya saya baru sekali melahirkan jadi ga ada pembanding, hehe. Tapi menurut saya lebih sakit atau tidak itu tergantung masing-masing, bakal beda-beda untuk tiap orang.

Menurut saya, kalau memang harus diinduksi, ga usah mikir bakal lebih sakit dulu. Mikir negatif ntar malah jadi kenyataan. Percayalah respon tubuh tiap orang terhadap rasa sakit itu berbeda. Boleh jadi si A kesakitan banget banget banget, tapi kita sendiri ga segitunya. Kita ga pernah tau kalau ga mencoba dan mengalami langsung sendiri.

Salam,

Reisha Humaira

Leave your comment