Wisata NTT: Snorkeling di Pulau Kanawa
Selasa, 28 Januari 2014
Saya ga belum bisa berenang. Dulu sih santai aja, sampai saat trip ke Komodo ini akhirnya saya sungguh merasa sangat menyesal.
Pas orang beramai-ramai snorkeling dan posting di medsos, dari percakapan orang saya menyimpulkan bahwa untuk snorkeling itu ga perlu bisa berenang, karena semuanya snorkeling dengan life jacket, dijamin ngapung, tinggal masukin kepala ke air. Dan tentu saja kami berencana snorkeling di area Komodo.
Penyesalan dan kesedihan mendalam #halah karena ga belum bisa berenang ini pertama kali saya rasakan saat kami singgah di Batu Bolong sebelum ke Pulau Komodo. Apa pasal? Pihak tour cuma menyediakan snorkel dan fin (sepatu katak), tidak ada life jacket! Kalau ga ada life jacket gimana caranya saya bisa ngapung? Ya sudah, saya pasrah menunggu di kapal, sambil mengamati suami dan turis-turis bule yang asik snorkeling dan diving. Sedih sampai hampir nangis. Kata suami view-nya bagus, banyak ikan, ada penyu dan hiu juga. Aargh.
Baca juga: Wisata NTT: Meet the Komodo Dragons
Waktu menyusun itinerary, kami berencana menggunakan 1 hari untuk tour ke Pulau Komodo dan 1 hari tour ke Pulau Rinca. Tapi setelah ke Pulau Komodo, kami berpikir ulang dan akhirnya kami putuskan hari berikutnya untuk stay aja di Pulau Kanawa. Kalau ikut tour lagi, kemungkinan besar saya ga bakal enjoy lagi karena cuma bisa menatap iri orang-orang yang snorkeling :P.
Daftar Isi Tulisan Ini
Belajar Berenang dan Snorkeling
Agenda kami hari itu di Kanawa adalah snorkeling dan jalan-jalan keliling pulaunya. Peralatan snorkeling bisa dipinjam di pulau, tapi mereka cuma punya snorkel dan fin.
Sebelum snorkeling, suami saya sudah bertekad untuk ngajarin saya berenang dan snorkeling. Sempat kewalahan mungkin ngajarinnya karena waktu air menyentuh telinga, saya langsung panik. Trus di laut yang dangkal pun saya tetap takut tenggelam, haha.
Akhirnya setelah kira-kira 2 jam saya berhasil juga ngapung, renang dengan fin, dan snorkeling. Ini sebuah pencapaian besar buat saya, haha. Alhamdulillah. Bahagia rasanya lihat para makhluk laut langsung di habitatnya, juga lihat bintang laut yang lucu-lucu.
Trekking di Pulau Kanawa
Tengah hari, kami berhenti snorkeling. Udah cape, lagian siang-siang gitu bisa makin gosong ntar :P. Setelah istirahat, shalat, mandi, dan makan, kami pun jalan-jalan mengelilingi pulau. Memang indah deh pulaunya.
Pulau Kanawa ini sebenarnya bisa dikelilingi semua garis pantainya. Pulaunya juga ga gitu luas. Tapi ga sekeliling pulau juga ada pasir pantainya. Ada yang berupa batu-batuan dan tebing. Bisa diusahain sebenernya, toh ada yang berhasil jalan keliling pulaunya. Tapi kami ga mau ambil risiko karena bawa-bawa kamera dan sepertinya arus di bagian itu agak kencang. Akhirnya kami menyerah dan jalan-jalan di sisi yang kami bisa lalui saja. Waktu jalan sempat lihat baby shark di lautnya. Waaa.
Snorkeling Lagi
Sore harinya, kami snorkeling lagi. Kali ini ngambil sisi pantai yang berbeda dengan sebelumnya. Saya udah lebih pede sekarang dan pengen coba snorkeling ke bagian laut yang lebih dalam dari sebelumnya, karena pasti pemandangan bawah lautnya lebih bagus. Tapi saya merasa tertampar karena nyatanya, baru aja mulai, saya panik lagi di air. Saya takut tenggelam lagi, padahal tadi pagi saya udah lumayan bisa. Mungkin ada setitik perasaan sombong di hati ini dan Allah mengingatkan saya.
Suami ga mau ambil risiko, jadi ia ga mau bawa saya lebih jauh ke tengah laut. Iya, dibawa, karena selama snorkeling saya selalu dipegangin karena kalo dilepas sendiri, bisa-bisa nanti saya ga sadar udah nyampe mana. Kalo ternyata udah kejauhan sampai tengah lalu saya panik bisa bahaya. Setelah menenangkan diri, istighfar, dan mulai pelan-pelan lagi, akhirnya snorkeling-nya bisa dilanjutkan.
Bintang utamanya saat itu adalah Nemo! Hihi, gara-gara film Finding Nemo saya selalu nyebut si clownfish ini dengan Nemo. Lucu banget mereka. Awal-awal lihat, ikannya masih kayak takut-takut tapi penasaran. Kami cuma diam ngapung sambil mengamati. Suami saya ngajarinnya gitu: kalo snorkeling amati aja, jangan coba sentuh atau pegang-pegang ikannya, jangan injak terumbu karang; kita tamu di dunia mereka, jadi hormatilah mereka.
Awalnya cuma 1 ekor yang berani lihat kami, lainnya cuma ngintip-ngintip dari rumahnya. Tapi lama-kelamaan yang lain ikut keluar, sambil tetap menatap takut-takut tapi penasaran. Bahagia banget lihat mereka. Kami juga ketemu ikan-ikan lain. Mengakhiri snorkeling hari itu, kami kembali ke rumah Nemo tadi, untuk pamitan. 😀
—
Udah berhasil snorkeling tanpa life jacket, bukan berarti saya udah bisa renang. Nyatanya pas nyoba di kolam renang biasa, untuk mengapung aja saya sulit. Benarlah adanya bahwa kadar garam di air lautlah yang membuat kita gampang mengapung, haha. Itu snorkeling pertama saya, dan setelah itu semacam ada rasa nangih pengen ke laut lagi. Apa daya setelahnya belum ada kesempatan ke laut lagi.
Pengen belajar berenang, tapi di mana ya? Heuheu.
Salam,
selamat ya mba, bisa snorkling ga pake life jacke, kalo aku mah panik duluan wkwkwk
http://yulianapermatasari.blogspot.co.id/
Alhamdulillah mbak, berkat ada suami yg ngajarin. Tapi selama snorkeling mayoritas pegangan ke suami sih. Kalau sendiri kayaknya masih bakal panik2, haha.
aaaaaaargh kami nio loooooo .. tapi tos dulu .. kita sama2 ga bisa berenang
belajar renang dulu yuuuukk
Baru aja Mbak saya mau nulis post tentang waktu saya travelling ke NTT dan kebetulan nemu ini pas jalan-jalan ke blog Mbak lagi. Hebat banget mbak udah ga pake life jacket! Hahahaha saya sih sepanjang snorkelling dimana-mana terus2an pake life jacket. Cuma karena saya berangkat kesana tahun lalu, kayaknya sudah agak beda Pulau Kanawa jika lihat di foto-foto mbak….Terus sedih juga dengar dari penduduk sama tour guide bahwa ada rencana ingin buat resort di sana… Semuanya protes. Memang nggak kebayang kalo sudah dibangun tempat turis khusus menginap apakah masih bisa indah seperti sekarang atau tidak. 🙁