Wisata Sumbar: Tarusan Kamang yang Katanya Bermuka Dua

Tarusan Kamang terletak di Nagari Kamang Mudiak, Kab. Agam. Relatif dekat dari kampung saya. Ada yang menyebut Tarusan Kamang ini danau bermuka dua, karena ada masanya airnya banyak sehingga membentuk danau kecil, ada masanya si danau hilang alias tidak ada air sama sekali dan menjadi lapangan rumput yang luas. Kalau kata mama saya, penggunaan istilah danau kurang tepat, karena Tarusan Kamang adalah tarusan, bukan danau. Tarusan itu ga seluas danau.

Tarusan Kamang ini mulai ngetop sejak fotonya diposting oleh fotografer Minang, Erison J. Kambari. Dulunya sih orang menganggapnya biasa aja, bukan tempat wisata.

Minggu, 10 Juli 2016

Usai berlebaran di Padang, kami pun melanjutkan mudik ke Baso. Di Baso kami juga menyempatkan jalan-jalan. Tujuan pertama adalah Tarusan Kamang. Ini adalah kunjungan kedua saya ke sana, kunjungan pertama saya di tahun 2013. Sementara suami belum pernah ke sana.

Cuaca bagus tapi sayang rumputnya kurang hijau, hehe

Saat itu, air Tarusan-nya tidak terlalu banyak. Mungkin karena sudang kemarau, rumput-rumput di sana pun banyak yang kering. Kalau airnya lagi banyak, kita bisa naik rakit atau sampan.

Airnya lebih sedikit
Ada yang main rakit tapi di sisi pinggir

Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya pengunjung, jalan ke sana sudah banyak yang dibeton sehingga lebih mudah untuk bawa kendaraan ke sana. Tapi jadinya makin banyak kendaraan yang ke sana dan diparkirkan di lapangan rumput sekitar. Warung juga makin banyak, dan efeknya sampah juga makin banyak, heuu.

Tampak bersih, karena yang ada sampahnya ga dimasukin ke foto

Tarusan Kamang terasa lebih kotor karena banyak sampah berserakan di padang rumputnya. Huft, ini nih yang bikin sebel kalau berwisata di kampung halaman, masih banyak yang suka buang sampah sembarangan. Alasannya karena ga ada tempat sampah. Mesti belajar dari Jepang yang walaupun ga ada tong sampah di mana-mana, tetap ga ada sampah berserakan.

Senin, 8 April 2013

Saya belum pernah melihat langsung Tarusan Kamang saat kering. Jadwal keringnya ga tentu sih, hehe. Tapi sebagai pembanding, saya masukin ke sini foto-foto Tarusan Kamang di kunjungan pertama saya tahun 2013.

Saat itu saya baru back for good dari Jepang. Tarusan Kamang ngetop saat saya masih di Jepang, makanya begitu udah balik saya penasaran pengen langsung ke sana. Sesampainya di sana, pemandangan hijau rerumputan dan perbukitan serta tarusan sungguh memanjakan mata.

Tarusan Kamang hari itu, rumputnya hijau

Saat itu jalannya masih seadanya, yang ke sana belum terlalu ramai, masih relatif lebih bersih. Segar melihatnya.

Padang rumputnya masih bersih, hampir tidak ada sampah
Warung juga masih sedikit saat itu

Oia kerbau juga masih banyak yang merumput atau berkubang di sana. Di tahun 2016 saya ga melihat kerbau-kerbau lagi, mungkin udah dipindahin dan ga dibolehin ke sana lagi ya. Atau karena rumputnya kering.

Kerbau merumput di Tarusan Kamang
Ada yang lagi berkubang juga
Kumpul kebo (?) di kubangan

Salam,

Reisha Humaira

Leave your comment