NZ Road Trip: Wisata Geotermal di Wai-o-Tapu Thermal Wonderland
Sabtu, 20 April 2019
Di antara Rotorua dan Taupo bisa mampir ke mana aja? Itu yang jadi pertimbangan utama pemilihan destinasi wisata kami di hari ke-4 road trip kami April lalu. Ada beberapa pilihan tempat dan kami pertama memilih ke Wai-o-Tapu Thermal Wonderland.
Baca juga: Itinerary dan Biaya Road Trip di North Island NZ, Autumn 2019
Ada embel-embel wonderland, jangan bayangin ini sebagai theme park yang ada wahana-wahana seru, hihi. Wai-o-Tapu Thermal Wonderland itu tempat wisata berbau geotermal, dan literally bau belerang dkk. di sana, heuheu.
Kami berangkat dari penginapan kami malam sebelumnya di Turangi. Jadi cukup jauh sih perjalanannya, secara lokasi lebih dekat ke Rotorua soalnya.
Sampai di area parkiran, bau belerang udah kecium. Di beberapa tempat juga terlihat asap-asap seperti yang kami lihat di Rotorua.
Baca juga: NZ Road Trip: Naik Gondola dan Main Luge di Skyline Rotorua
Wai-o-Tapu Thermal Wonderland ini katanya one of the most surreal places on earth. Untuk masuk ke dalamnya, kita mesti beli tiket. Kami beli tiket langsung di sana. Harga tiket NZ$32.5 per orang, sementara anak di bawah 5 tahun gratis. Kita dikasih brosur yang juga berisi peta wilayah Wai-o-Tapu Thermal Wonderland ini.
Wah ternyata tempatnya gede juga yaa. Ada tiga area jalan tertera di peta. Dan mengingat kami sama Akas, kami pilih menyusuri bagian Walk 1 aja. Cukup deh rasanya segitu, heuheu.
Pertama masuk, jalannya bagus dan mulus, jadi lancar jaya aja pakai stroller.
Tapi setelahnya jalannya berupa jalan tanah dengan batu-batu kecil. Ga parah sih sebenarnya jalannya, tapi untuk stroller kami yang ringan dan rodanya kecil, terasa susah didorong di sana. Akhirnya Akas disuruh jalan aja deh, hihi.
Berikut highlight dari spot-spot yang kami lewati di Walk 1 Wai-o-Tapu Thermal Wonderland.
Daftar Isi Tulisan Ini
Kawah-Kawah Geotermal
Sepanjang perjalanan, mayoritas kita ketemu dengan kawah atau lubang-lubang geotermal yang mengeluarkan asap panas dan bau belerang. Ukuran kawahnya bervariasi. Diameternya berbeda-beda (rentang 5-15 m), kedalamannya pun juga berbeda (sampai 20 m).
Kawahnya ada yang kering, ada yang berair. Ada yang berasap, ada yang tidak. Warna dinding kawahnya juga beragam, mungkin tergantung mineral apa yang terkandung di sana.
Oia ga selalu kawah juga dink. Ada juga yang kayak lapangan gini.
Kawah yang cukup menarik perhatian mungkin Rua Pūmahu, karena ada embel-embel The Lord of the Rings-nya. Kawahnya sih ga gede, ga kelihatan juga isi di dalamnya seingat saya. Tapi katanya di dasarnya ada lumpur mendidih. Cukup kedengaran sih suara lumpurnya. Dan suara dari kawah ini direkam untuk dijadikan sound effect untuk scene di Mordor.
Baca juga: NZ Road Trip: Mencari Mount Doom ke Tongariro Alpine Crossing
Artist’s Palette
Kalau yang ini, tempatnya datar dan luas. Waktu lewat di sana, kami merasa biasa aja, karena kayak ga ada apa-apa, warnanya pun pucat gitu. Cuma di pojok aja dikit kelihatan kehijauan.
Tapi di papan informasinya dibilang bahwa area Artist’s Palette itu bisa terlihat berbeda tergantung cahaya matahari, ketinggian air, dan arah angin. Kalau googling, muncul deh foto Artist’s Palette yang warnanya lebih menarik, toska+kuning+pink pastel gitu. Wogh, bisa warna-warni gitu ya kalo pas kondisinya.
Sinter Terrace
Sinter Terrace ini katanya yang terluas di New Zealand. Kurang paham saya apanya yang menarik selain emang luas dibanding spot lainnya. (Maap bukan narator yang baik, haha)
Champagne Pool
Kalau browsing tentang Wai-o-tapu, biasanya yang keluar adalah foto Champagne Pool ini.
Penampakannya seperti kolam tapi warna airnya kehijauan lalu ada gradasi oren di pinggirnya. Waktu kami di sana, angin cukup kencang sehingga kolamnya lebih sering tertutup asap. Kami hanya bisa melihat sebagian kecil pinggiran kolamnya. Warna airnya pun terlihat agak pucat. (Yang di featured image paling atas jadi ngejreng karena dinaikin kontras fotonya biar kece, haha.)
Suhunya lumayan panas, katanya sekitar 74°C. Di beberapa titik juga kelihatan ada gelembung-gelembung, berasal dari CO2 katanya.
Walau terlihat seperti kolam, katanya di dalamnya itu dalam dan sempit seperti palung. Kedalamannya mencapai 62 m. Trus saya jadi serem sendiri membayangkan kalau ada yang jatuh ke sana. Ya elah ngapain bayangin yang aneh-aneh, haha.
Roto Kārikitea
Namanya Roto Kārikitea, juga dikenal sebagai Devil’s Bath. Kenapa Devil’s Bath ya? Apakah setan mandinya di sana? #abaikan
Walau mungkin Champagne Pool spot utamanya, saya malah lebih takjub dengan kolam hijau ini selama di Wai-o-Tapu Thermal Wonderland. Warnanya kayak hijau stabilo ya, dan ini fotonya warna asli, ga di-retouch kayak foto Champagne Pool, hehe.
Lagi-lagi warna air beginian sangat tergantung sinar matahari. Beruntung saat itu cerah jadi bisa lihat warna airnya hijau ngejreng begini. Kalau berawan warnanya ga bakal seterang ini. Saya jadi teringat saat ke Telaga Warna di Dieng, ga jodoh dengan matahari, jadi warna telaganya terlihat pucat, huhu.
Baca juga: Wisata Jateng: Hari Kedua di Dieng Plateau
Mud Pool
Kalau yang satu ini lokasinya bukan di dalam wilayah Wai-o-Tapu Thermal Wonderland, tapi perlu melipir sebentar pakai mobil ke sana. Jadi beres dari Roto Kārikitea tadi, kami keluar dulu dan balik ke mobil di parkiran, baru deh ke Mud Pool.
Tempatnya terbuka, beda dengan Wai-o-Tapu Thermal Wonderland yang memang ada gerbang masuknya. Jadi mungkin bisa ke sana aja dengan gratis kali ya kalau memang mau lihat Mud Pool saja. Mud Pool ini seperti kolam lumpur yang mendidih.
Dari Mud Pool ini ada jalan setapak menanjak dikit. Kami coba jalan ke sana karena melihat ada orang lain yang ke sana juga. Rupanya jalan ke viewing platform gitu, jadi bisa lihat kolam lumpurnya dari tempat yang lebih tinggi.
—
Berikut beberapa catatan saya dari pengalaman ke Wai-o-Tapu Thermal Wonderland.
Di sana bakal banyak jalan kaki, apalagi kalau mau menyusuri semua area jalannya, jadi kenakan sepatu yang nyaman. Ga boleh pakai sandal juga, demi keamanan kaki kayaknya.
Di wilayah Walk 1 bisa bawa stroller, tapi mungkin cocoknya yang stroller-nya kokoh dan rodanya besar.
Bau belerang di sana cukup kuat, kadang asapnya sampai ke muka juga. Kalau rasanya ga bakal nyaman dengan itu, mending bawa masker. Kalau ada bayi mending ga usah ke sana menurut saya.
Sebenarnya ada satu lagi spot yang tidak kami datangi, yakni Lady Knox Geyser. Lokasinya terpisah seperti Mud Pool dan udah include di tiket masuk Wai-o-Tapu Thermal Wonderland. Hanya saja, ternyata geyser alias air mancurnya cuma ada jam 10.15, sementara kami sampai di sana udah siang. Yo wes bhay.
Kalau baca di TripAdvisor sih katanya air mancurnya dipancing gitu. Yaaah, kirain alami. Ternyata di jam 10.15 itu ada petugasnya yang bakal masukin sabun ke lubangnya, terjadi reaksi di dalam, lalu keluarlah air mancurnya. Udah kayak pertunjukan gitu kali ya formatnya. Kalo ga ada air mancurnya kelihatannya kayak gundukan biasa aja, makanya kami males ke sana, hehe.
Jadi buat yang mau ke Lady Knox Geyser juga, pastikan datang lebih pagi yaa, hehe.
- Kalau merasa tiket Wai-o-Tapu Thermal Wonderland lumayan mahal, untuk alternatif wisata geotermal bisa coba ke Craters of the Moon di Taupo. Sama ada walking track juga, cuma ga ada kolam-kolam berwarnanya, hehe.
Demikian perjalanan kami ke Wai-o-Tapu Thermal Wonderland. Bagian mana yang menurutmu paling menarik? 😀
Salam,
Pingback: Wisata Geotermal di Wai-o-Tapu Thermal Wonderland, New Zealand – Blogger Perempuan
Ini mah taman kawah ya. Segala kawah ada di sini. Sangat menantang buat menguji kamera. Kalo dapet kawah yang berasap, mesti mikir gimana cara fotonya supaya nggak blurry ..