Hal-Hal yang Bisa Disyukuri Saat Puasa di Tengah Pandemi

Saya selalu percaya bahwa pasti ada hikmah dari setiap kejadian dan pasti selalu ada yang bisa disyukuri, seburuk apapun kejadian itu.

Tidak ada yang pernah membayangkan tahun 2020 akan dilalui dengan pandemi COVID-19 yang sudah mewabah di seluruh dunia hanya dalam beberapa bulan saja. Jutaan orang sudah terinfeksi dan lebih dari 200 ribu orang sudah meninggal karena COVID-19 ini. 

Banyak perubahan drastis yang terjadi dalam kehidupan kita karena pandemi ini, termasuk bagaimana kita menjalankan Ramadhan pada tahun ini. Banyak pembatasan yang membuat kita tidak bisa bertemu orang lain seleluasa dulu, tidak bisa beribadah bersama di masjid senyaman dulu, tidak bisa buka puasa bersama kapanpun kita mau, dan sebagainya.

Baca juga: Pembatasan Kegiatan Ramadhan di New Zealand Selama Pandemi COVID-19

Tapi, seperti yang saya tulis di awal, selalu ada yang bisa disyukuri, termasuk saat puasa di tengah pandemi ini. Buat saya pribadi, yang saya rasakan antara lain sebagai berikut.

Bersyukur Atas Segala Rencana-Nya

Ramadhan di tengah pandemi ini membuat saya makin yakin bahwa rencana Allah itu memang kadang tak terduga dan tak sesuai harapan kita, tapi seiring berjalannya waktu, kita bakal sadar bahwa rencana-Nya itu ternyata memang lebih baik.

Saya masih teringat saat dulu suami down banget ketika udah jungkir balik berusaha dapetin beasiswa ke UK, tapi gagal melulu. Pengennya kuliah dari tahun 2018, ga kesampaian. Akhirnya baru dikasih kesempatan lanjut kuliah tahun 2019, di negara yang dulu ga pernah kepikiran sekalipun. Apply beasiswanya pun selow, ga sejungkir balik beasiswa lainnya. 

Di sinilah kami saat ini, di negara yang penanganan COVID-19-nya terbilang cukup baik di dunia. Alhamdulillah kami jadi tidak terlalu dipusingkan dengan pandemi ini selama Ramadhan.

Baca juga: New Zealand Bisa Menekan Penyebaran COVID-19, Bagaimana Caranya?

Terkadang saya khawatir juga karena Juli ini visa tinggal kami berakhir dan kami harus kembali ke Indonesia. Jujur saya belum kebayang gimana rasanya nanti. Tapi ngapain juga terlalu mengkhawatirkan masa depan ya, hehe. Berdoa aja semoga di Indonesia cepat menurun kasus COVID-19-nya, aamiin.

Bersyukur Masih Diberi Nikmat Sehat

Di tengah pandemi ini, rasanya ga ada yang pengen sakit, seringan apapun itu. Kalau dulu demam, batuk pilek, bersin itu dibawa santai aja, bentar juga sembuh, sekarang udah beda cerita.

Alhamdulillah sejauh ini kami sekeluarga masih sehat, walalu lebih banyak di rumah aja.

Bersyukur Masih Bisa Makan dan Tinggal dengan Layak

Ketika New Zealand lockdown dan restoran tidak ada yang buka, kadang ada perasaan semacam “yah, ga bisa makan di luar lagi”. Tapi perasaan seperti itu langsung teredam dengan pikiraan “ih mesti bersyukur kali, masih bisa makan enak walau kudu masak sendiri, di luar sana masih banyak yang ga bisa makan, huhu”.

Dulu saat lockdown pun saya rada khawatir kalau bakal sulit betah di apartemen yang tidak luas dan kurang pencahayaan ini. Tapi hei, lagi-lagi, di luar sana masih banyak lho yang jadi kehilangan tempat tinggal selama pandemi ini, huhu.

Jadi ga pantas rasanya kalau kita yang masih bisa makan enak dan hidup di tempat tinggal yang layak ini masih aja mengeluhkan keterbatasan yang kita rasakan saat pandemi ini. Dan kalau kondisinya saat ini kita ada kelebihan rezeki, justru ini waktu pas yang banget untuk berbagi dengan saudara-saudara kita yang sangat membutuhkan.

Baca juga: Siapapun Bisa Bantu Sesama Saat Pandemi COVID-19, Bagaimana Caranya?

Bersyukur Bisa Beribadah Bersama di Rumah

Ramadhan kali ini, semua anggota keluarga lebih banyak di rumah aja, bahkan 24 jam bersama selalu. Ibadah pun bisa dilakukan bersama-sama terus jadinya.

Udah cukup lama kami membiasakan untuk selalu shalat berjamaah saat di rumah, termasuk Akas. Walau shalatnya belum proper, at least Akas udah terbiasa ikut shalat, kadang malah dia yang ribut mengingatkan. Tahun lalu dia masih berat diajak tarawih, karena shalatnya lama banget katanya. Alhamdulillah tahun ini udah mau ikut.

Tahun ini juga jadinya kami selalu bisa buka puasa bareng terus di rumah. Kalau dulu kadang suami masih kerja, atau ada kuliah, jadi pulangnya rada malam.

Bersyukur Bisa Bekerja dari Rumah

Sesungguhnya bisa bekerja dari rumah itu adalah kemewahan yang tidak bisa didapat oleh semua orang, huhu. Dulu saya kira bekerja dari rumah ini perkara gampang dan harusnya mayoritas orang bisa. Tapi ternyata tidak semudah itu, Ferguso.

Masih banyak sektor pekerjaan yang mengharuskan pegawainya bekerja di tempat. Buat para nakes, boro-boro kerja dari rumah, pulang ke rumah aja mungkin ga tahu bisanya kapan, huhu. Belum lagi rakyat kecil yang ngandalin pemasukan harian, bisa kerja apa mereka dari rumah?

Jadi buat kita yang masih bisa kerja dari rumah dan masih terima gaji bulanan, tidak perlu rasanya mengeluh bosan atau ga nyaman kerja di rumah, hiks.

Bersyukur Keluarga di Kampung Halaman Masih Sehat

Jujur untuk kondisi saat ini saya lebih mengkhawatirkan keluarga saya di kampung halaman ketimbang di sini, huhu. Melihat penanganan COVID-19 di Indonesia itu sering bikin saya speechless. Sejauh ini alhamdulillah masih pada sehat semua. Yang bisa saya lakukan dari jauh gini hanyalah mengingatkan untuk selalu jaga jarak, cuci tangan, pakai masker, dan sebagainya, serta mendoakan. 

Alhamdulillah juga mengontak keluarga zaman sekarang ini udah mudah banget, bisa video call dengan lancar.

Hal lain dari bersyukur yang perlu diingat adalah:

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. Q.S. Ibrahim:7

Allah tuh baik banget ya, makanya kita jangan pernah berhenti bersyukur ya.

Salam,

Reisha Humaira

Leave your comment