NZ Road Trip: Main Salju di Coronet Peak, Queenstown
Selasa, 2 Juli 2019
Hari itu hari kelima kami di South Island, sementara keesokan harinya kami akan kembali ke Auckland. Kami merombak itinerary yang sudah kami buat sebelumnya dan mengisi hari itu untuk main salju di Coronet Peak, tak jauh dari Queenstown.
Di itinerary sebelumnya, rupanya kami tidak memasukkan agenda untuk main salju ketika road trip ini, padahal kan ini judulnya winter road trip, ga afdal donk kalo ga main salju #halah. Di Auckland sendiri ga ada salju sama sekali saat musim dingin.
Baca: Road Trip di New Zealand di Musim Dingin, Apa Saja yang Perlu Diketahui?
Setelah beberapa hari menyusuri The Catlins hingga Dunedin, pak suami ngomong, “Gimana kalau kita bawa Akas main salju?” Saya pun tersadar bahwa sepanjang perjalanan sebelumnya, selain di perjalanan dari Milford Sound, kami ga pernah ketemu salju lagi. Di Queenstown pun cuma lihat salju yang ada di puncak bukit dari kejauhan.
Akas belum pernah pegang salju secara langsung. Abis dari Milford Sound itu Akas tidur di perjalanan, jadi dia ga ikut keluar saat saya dan suami moto-moto salju. Saya juga teringat Akas itu dulu berulang kali bilang mau bikin snowman. Duh kok bisa-bisanya lupa, parah banget. #ampuniibu. Saya pun kangen lihat pemandangan bersalju.
Untungnya kami road trip dengan campervan, jadi ketika itinerary dirombak pun ga ada masalah karena kita ga terikat dengan booking-an penginapan.
Daftar Isi Tulisan Ini
Pilihan Tempat Main Salju (Ski Fields) di Sekitar Queenstown
Sudah memutuskan untuk main salju, pertanyaan berikutnya adalah: di mana? Kami mesti browsing dan memutuskan dalam waktu singkat karena di South Island itu ga di semua tempat ada sinyal.
Ketika browsing saya jadi teringat bahwa dulu saya skip tempat-tempat main salju alias ski fields saat nyusun itinerary karena mikirnya di sana itu buat main ski atau snowboard aja, sementara kami ga ada kepikiran untuk mencoba kedua hal itu.
Pengalaman di Jepang dulu, main ski atau snowboard itu kalo mau puas minimal kudu seharian, itu juga ga langsung bisa, wkwk. Tambah lagi sekarang bawa anak kecil, ya gimana donks. Pertimbangan biaya juga tentunya, wkwk.
Belakangan saya baru tahu kalau di ski fields bisa juga untuk sightseeing doank. Sependek hasil browsing singkat kami, di sekitar Queenstown ada beberapa tempat untuk main salju, yaitu:
- Coronet Peak. Lokasinya sekitar 25 menit dari Queenstown. Winter sightseeing tersedia dari jam 09.00-15.00, bisa sewa toboggan juga.
- The Remarkables. Kalau lihat di peta sih kayaknya jaraknya dari Queenstown mirip-mirip aja dengan Coronet Peak, tapi ternyata ke sana butuh waktu sekitar 40 menit dari Queenstown. Kayaknya karena jalannya berbelok-belok. Winter sightseeing tersedia dari jam 12.00-14.30, bisa sewa toboggan juga.
- Cardrona Alpine Resort. Lokasinya di Cardrona, lebih dekat ke Wanaka sebenarnya. Kalo dari Queenstown butuh waktu sekitar 1 jam 15 menit. Selain sightseeing juga tersedia tubing.
- Snow Farm. Lokasinya sekitar 1 jam 15 menit dari Queenstown, dekat ke Wanaka juga. Ada Snow Fun Zone sebagai area khusus main salju untuk keluarga.
- Treble Cone Ski Area. Ini lokasinya di Wanaka, dari Queenstown butuh waktu sekitar 1 jam 45 menit. Katanya selain sightseeing juga bisa coba snow show.
Akhirnya kami memilih ke Coronet Peak karena lokasinya paling dekat dari Queenstown. Pertimbangannya karena setelah main salju kami bakal menginap di powered site di Glenorchy. Di Queenstown ga nemu campground murah sih, heuheu. Dan ke Glenorchy ini masih butuh driving sekitar 45 menit dari Queenstown, jadi ga mau main salju terlalu jauh juga dari Queenstown-nya.

Perjalanan Menuju Coronet Peak
Malam sebelumnya kami menginap di campground di Pinders Pond. Kalau cek Google Maps, perjalanan ke Coronet Peak dari sana butuh waktu sekitar 2 jam.
Kami berangkat ketika pagi masih gelap untuk nyicil perjalanan, langsung jalan abis bangun tidur, hihi. Kemudian kami berhenti di campground Burton Creek untuk shalat, sarapan, bebersih, dll. Perjalanan dilanjutkan, dan ternyata perjalanan jadi lebih lama karena kami beberapa kali berhenti dulu begitu nemu spot cantik untuk berfoto, hehe.
Mendekati Coronet Peak, jalan mulai menanjak dan berbelok di daerah pegunungan. Sebelumnya kami udah siap-siap kalau harus menempuh jalanan bersalju, udah sewa campervan lengkap dengan snow chain-nya, namun rupanya sepanjang jalan, jalan rayanya mulus tanpa salju. Snow chain-nya ga kepake deh. Tapi alhamdulillah juga sih, soalnya masang snow chain pasti juga makan waktu.
Saat itu selain jalan yang ga bersalju, di pegunungannya pun ga banyak salju. Kok di luar ekspektasi, hmm. Sebelumnya kirain bakal banyak lihat salju tebal, tapi ternyata tidak. Tapi yaa semoga di Coronet Peak-nya ga gitu yaa.

Sightseeing di Coronet Peak
Kami sampai di Coronet Peak sekitar jam 12 siang. Kami langsung membeli tiket sightseeing pass. Harga tiketnya NZ$30 per orang, sementara untuk anak di bawah 5 tahun gratis.

Di New Zealand banyak banget nih tempat wisata yang menggratiskan tiket masuk untuk anak do bawah 5 tahun, karena itu puas-puasin lah jalan-jalan sebelum anaknya berumur 5 tahun, biar hemat tiket masuk, hihi.
Untuk masuk ke dalam Coronet Peak rupanya kita diharuskan pakai sepatu yang proper untuk jalan di es, walaupun kita ga akan main ski atau snowboard. Saat beli tiket petugasnya akan melihat sepatu yang kita pakai, apakah boleh atau tidak.

Kalau sepatunya ga layak, kita mesti rental sepatu khusus, biayanya NZ$5 per orang. Saat itu saya dan suami pakai sepatu hiking, sementara Akas pakai gumboots, untungnya diperbolehkan, hehe.
Setelah masuk, kami langsung menuju snow play area. Tapi rupanya esnya sudah mengeras, heuheu. Udah siang sih, dan udah banyak yang nginjak esnya.



Selain main di area salju, dengan sightseeing pass kita juga bisa PP naik chairlift ke puncak bukitnya. Eh waktu itu yang kami naiki chairlift, tapi kayaknya sekarang udah ganti jadi gondola.

Pake chairlift ngeri-ngeri sedap sih, apalagi buat saya yang takut ketinggian. Tapi untuk lihat pemandangan dan memotret bakal lebih puas karena ga kehalang kaca.


Kami pun menaiki chairlift, tapi saat itu cuaca di sekitarnya berkabut. Kami ga bisa lihat apa-apa. Di atas bukit dekat tempat turun chairlift itu ada viewing platform di mana kita bisa lihat pemandangan di sekeliling dengan lebih jelas.



Pemandangan sekeliling didominasi perbukitan yang ada di sekitar Queenstown. Agak surprise juga melihat tidak semua bukitnya ditutupi salju. Mungkin kami datangnya masih di awal musim dingin ya. Tapi ada yang bilang juga es di Coronet Peak saat itu memang lebih sedikit dibanding tahun lalu. Apakah karena pemanasan global? Hmm.


Kami puas-puasin melihat pemandangan sekitar serta foto-foto, tapi Akas udah merengek-rengek minta turun. Hadeh. Yaa lihat pemandangan emang ngebosenin ya buat anak kecil, wkwk.



Usai foto-foto kami kembali menaiki chairlift untuk turun ke bawah. Kali ini alhamdulillah udah ga berkabut jadi bisa puas menikmati lukisan alam karya Yang Maha Kuasa.



Main Salju di Coronet Peak
Bikin snowman adalah satu-satunya hal yang pengen dilakukan Akas saat dia ketemu salju. Tapi ternyata bikin snowman tidak semudah itu. Yah maklumlah ga bawa alat apapun untuk main salju, kirain cukup modal tangan dan sarung tangan aja, wkwk.
Tapi karena saljunya kebanyakan udah mengeras, susah banget jadinya untuk ngumpulin salju. Langsung nyerah deh. Untungnya nemu ada yang bikin snowman dan ditinggal begitu aja, mayan deh bisa numpang foto. Niat juga ini bawa wortel segala ke sana.

Sebenarnya kami sempat lihat ada yang bikin snowman lebih bagus dari ini. Bola-bola esnya lebih rapih, dipasangin syal dan kacamata pula. Udah ngincer mau numpang foto di sana, apa daya setelahnya mereka hancurin snowman-nya. Padahal udah ngarep snowman-nya ditinggal, wkwk.


Tak lama kemudian, bosan juga rupanya main gitu doank di es yang keras. Mumpung masih ada waktu, kami memutuskan untuk menyewa toboggan (ada juga yang menyebutnya dengan sled).

Toboggan tersedia dalam dua ukuran, ukuran besar dan kecil. Yang ukuran besar bisa dipake orang dewasa, sementara yang kecil untuk anak-anak. Kami menyewa yang ukuran besar, sewanya saat itu NZ$20.

Itu kali pertama saya main toboggan dan ternyata seru juga. Snow play area di sana untungnya masih cukup landai, kalau curam sih saya ngeri juga, pasti jadi kencang banget meluncurnya, hehe. Tahu gitu mending sewa dari awal aja, wkwk.

Mendekati jam 3 sore, kami segera siap-siap keluar. Rasanya udah cukup juga mainnya. Coronet Peak-nya juga mulai sepi.

Keluar dari Coronet Peak, kami pun langsung menuju Queenstown. Udah sore, ga ada waktu buat eksplor kota, jadi kami mampir ke pinggir danau aja. Berikutnya lanjut ke campground di Glenorchy.
Baca: Seri Campervan: Mencoba Berbagai Tipe Campground untuk Campervan di New Zealand
Tips Buat yang Mau ke Coronet Peak
Berikut beberapa catatan saya dari pengalaman ke Coronet Peak.
- Coronet Peak versi winter buka sekitar bulan Juni hingga Agustus. Saat summer di sana juga bisa sightseeing atau mountain biking (ga ada salju tentunya).
- Jika berencana main ski atau snowboard, sebaiknya datang sepagi mungkin. Kalau perlu udah siap di sana begitu tempatnya buka. Biar lebih puas aja sih, hehe.
- Di musim dingin, jika berencana untuk sightseeing saja, sebaiknya gunakan sepatu yang tepat biar ga perlu rental di sana, biar hemat, hehe.
- Jika berencana membuat snowman, sebaiknya bawa peralatan sederhana, kayak sekop kecil gitu kali ya. Pakai juga sarung tangan yang waterproof. Pilih lokasi di dekat bukitnya karena es yang di lereng bukit relatif masih lembut dibanding yang udah dilewati orang-orang.
—
Demikian pengalaman kami main salju di Coronet Peak, Queenstown. Tidak begitu lama, tapi udah cukup seru lah, hehe. Ada yang pernah main salju di tempat lain di New Zealand? Seperti apa?
Salam,
