Persiapan Pernikahan E♡R: Mahar Pernikahan

Mari kita cerita tentang mahar pernikahan, hehe.

Tentang Mahar Pernikahan

Mahar dalam pernikahan secara Islam merupakan harta pemberian suami kepada istri. Mahar yang sudah diterima adalah 100% milik istri, dan murni hak istri lah untuk mempergunakan mahar tersebut. Mahar ini sebaiknya bisa dinilai dengan uang, sebab mahar adalah harta, bukan sekedar simbol belaka.

Tidak ada batasan yang jelas nilai mahar itu minimal berapa, karena memang tergantung kemampuan ekonomi si suami juga. Rasulullah SAW memberikan mahar yang luar biasa wow kalau dikonversi ke rupiah jaman sekarang, tapi bukan berarti kita harus seperti itu juga (kalau mampu sih gpp :P).

Di sisi lain, dalam sebuah hadits disebutkan:

Dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Nikah yang paling besar barakahnya itu adalah yang murah maharnya.”

HR. Ahmad 6/145

Siapa yang menetapkan nilai mahar? Kalau ini sih menurut saya yang terbaik adalah kesepakatan kedua mempelai, agar nantinya mahar tidak merepotkan laki-laki namun tidak mengecewakan perempuan juga.

Menentukan Mahar untuk Saya

Saya dan Evan rada blank juga soal besarnya mahar ini. Akhirnya Evan nyoba nanya-nanya ke temen-temennya yang udah nikah, dulu pada ngasih mahar berapa. Setelah itu Evan ngasih tau saya budget-nya untuk mahar berapa, nanti dalam bentuk apanya diserahkan kepada saya.

Baca: Persiapan Pernikahan E♡R: Membeli Cincin Kawin

Saya berpikir maharnya berupa emas. Antara emas murni dengan emas perhiasan, saya prefer emas murni, karena emas murni nilainya lebih stabil daripada perhiasan. Lagi pula saya bukan tipe perempuan yang suka pakai perhiasan.

Kenapa emas? Saya mikirnya mahar itu kan nantinya harta yang murni milik saya, mahar itu ingin saya simpan untuk jaga-jaga. Di masa depan kalau terjadi hal tidak terduga yang menyulitkan keberlangsungan hidup, maka mahar itulah yang akan saya pakai.

Kalau dalam bentuk uang, inflasi nantinya akan mempengaruhi nilai uang. Zaman sekarang lagi tren juga mahar berupa uang yang jumlahnya seperti angka tanggal nikah. Tapi ga usah ikut tren ah.

Biasanya uangnya disusun sedemikian rupa trus dipigura. Kalo udah dipigura itu duitnya nanti jadi pajangan aja atau gimana ya itu? 😛

Advertisement

Mahar yang paling umum adalah seperangkat alat shalat. Awalnya saya mikir ga usah aja, biar rada beda, hehe. Tapi diskusi lagi sama Evan, kata Evan sebaiknya seperangkat alat shalatnya tetap ada. Ada nilai filosofi yang dalam di sana kata Evan. Oke deh, emas murni sama alat shalat kalo gitu. 😀

Trus suatu hari pas lagi blogwalking, saya nyasar ke tulisan ini. Baca bagian yang mereka pilih mata uang AUD (Andri Untuk Desi) untuk maharnya, saya pun jadi terinspirasi.

Sekejap langsung terpikir mata uang EUR (Evan Untuk Reisha), hahaha. Saya tanya ke Evan, ketawa awalnya, tapi setuju juga, hihihi.

Sampai sini udah dipilih emas murni, uang euro, dan seperangkat alat shalat untuk mahar. Tapi jumlah emas dan uang euronya masih belum ada ide. Yang jelas, saya tetapin proporsi emas lebih besar daripada uang euro.

Waktu itu tanggal akad nikahnya masih belum fix antara 09-01-2014 atau 10-01-2014. Pengen pake angka dari kombinasi tanggal nikah kok ya kombinasi angkanya ga ada yang kece. Mesti mikir juga pecahan euronya ada atau ga. 😛

Suatu hari tiba-tiba kepikir, berhubung repot kalau maksa pake angka tanggal, gimana kalo pake angka tahunnya aja? 20 gram emas sama uang 14 euro? 2014 sebagai tahun pernikahan kami. Angka masing-masingnya juga ga belibet kalo disebutin.

Saya coba kalkulasi kira-kira totalnya berapa, alhamdulillah ga melebihi budget Evan. Langsung lapor ke Evan, dan DEAL!

Untuk uang euro, pecahan 10 euro sih gampang nyarinya, di money changer juga ada. Koin-koin untuk 4 euro-nya yang susah.

Akhir Agustus 2013 sebenarnya Evan ada di Scotland, tapi ya di sana mata uangnya bukan euro. Evan nuker ke temennya yang dari Eropa, dapet 10 euro-nya, tapi ga ada yang punya koin.

Lalu saya keinget kk Zakka yang dulu kuliah di Eropa, kali aja masih nyimpen beberapa koin euro. Alhamdulillah katanya ada, jadi kami tuker ke kk Zakka aja.

Sekembalinya dari Scotland sekitar pertengahan September, Evan langsung beli emasnya di Antam, Jakarta. Cepet amat ya, hihi. Evan sih prinsipnya pengen ngurangin todo list secepat mungkin. 😛

Baca: Persiapan Pernikahan E♡R: Menggunakan Trello untuk Wedding Planning

koin euro

Jadi kami telah merencanakan mahar “emas 20 gram, uang 14 euro, dan seperangkat alat shalat”. Akan tetapi, saat di KUA, petugas KUA-nya bilang kalau mahar saya itu terlalu panjang, ga muat diketik di buku nikah. Hoalah.

Saya baru tau kalau mahar itu juga dituliskan dengan lengkap di dalam buku nikah, dan space-nya cuma satu baris. Dipendekin nulisnya juga ga boleh katanya, heuu (trus saya wondering mahar temen saya yang panjang ini gimana ceritanya di buku nikah).

Ya sudah, setelah dirundingkan lagi akhirnya kami putuskan maharnya jadi “emas 20 gram dan uang 14 euro” saja. Seperangkat alat shalat-nya waktu itu sebenarnya belum dibeli, tapi kata Evan bakal tetap dikasih, sebagai hadiah.

Advertisement

Kotak Mahar Pernikahan dan Alat Shalat

Selesai menetapkan mahar ternyata masih mesti pusing nyari kotak untuk si mahar, apalagi kalo pengen model yang rada ga pasaran tapi murah, hihi. Long story short, saya beli kotak mahar online di sini.

Saya pilih yang kodenya “Kotak cincin boneka muslim selip 2 cincin”, warna merah maroon. Jadi di kotak maharnya sekaligus ada kotak untuk cincin kawin. Tadinya saya kira bentuk boneka dan kotak cincinnya bisa request, ternyata tergantung persediaan mereka aja.

Saya pesan kotaknya tanggal 3 Desember 2013, langsung transfer pembayaran hari itu. Tanggal 5 Desember 2013 kotaknya udah nyampe ke kosan saya di Bandung. Hoho, cepet.

kotak mahar

Selain kotak mahar itu, saya juga cari kotak untuk alat shalat. Tadinya mau minta dibentuk hias-hias gitu (entah bentuk keranjang, masjid, atau lainnya) ke yang jual mukena. Tapi sama mbaknya dibilang, sayang mukenanya, rusak ntar, soalnya kalau digituin bakal diikat pake karet plus ditusuk-tusuk jarum. Mending masukin kotak aja.

Akhirnya saya beli kotaknya di Pasar Baru Bandung. Di Bandung banyak yang jual soalnya, kalo di Bukittinggi kayaknya ga ada.

kotak alat shalat

Karena beli kotak dan mukenanya terpisah, otomatis mesti menata si mukena di dalam kotak sendiri. Sempat bingung awalnya gimana biar tampak cantik hasilnya. Untung si mama punya ide, jadilah hasilnya di hari-H seperti ini.

mahar pernikahan dan alat shalat

Salam,

Reisha Humaira

One thought on “Persiapan Pernikahan E♡R: Mahar Pernikahan

Leave your comment