Tentang Musim Dingin di Auckland

Sudah bulan September. Artinya musim dingin sudah berakhir, dan berganti ke musim semi. Musim dingin di Auckland ini agak di luar ekspektasi saya. Seperti apakah? 

Empat Musim di New Zealand

Sebelum bahas musim dinginnya, kayaknya perlu jelasin singkat dulu ya soal ini, huehe.

NZ adalah negara subtropis yang artinya mengenal empat musim. Tapi karena posisinya berada di belahan bumi bagian selatan, maka musimnya berkebalikan dengan yang musim di belahan bumi utara seperti Eropa dan Amerika Utara. Ternyata ga semua orang juga ngeh soal ini, hehe.

Jadi, kalau di Eropa ada salju sekitaran Natal dan tahun baru, saat itu di NZ justru sedang musim panas. Kalau di Jepang lagi musim sakura, berarti di NZ sedang musim gugur. Lalu, kapan tiap musim dimulai? Saya baru tahu belakangan ada yang namanya astronomical seasons dan meteorological seasons

Menurut itungan secara astronomi, awal musim itu dimulai di tanggal-tanggal equinoxes dan solstices. Apa itu? Silakan Googling ya, huehe. Jadwalnya itu tanggal 20-an di bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Misal tahun ini, winter solstice di NZ adalah tanggal 22 Juni dan spring equinox tanggal 23 September. Berarti musim dinginnya antara 22 Juni – 23 September.

Menurut itungan secara meteorologi, awal musim itu adalah tanggal 1 pada bulan-bulan yang punya equinoxes dan solstices. Jadi musim dinginnya antara 1 Juni – 31 Agustus.

Kalau baca-baca artikel soal NZ, seringnya jadwal musimnya pakai meteorological seasons. Jadi jadwal empat musim di NZ seperti ini:

  • Spring (musim semi) – September, Oktober, November
  • Summer (musim panas) – Desember, Januari, Februari
  • Autumn (musim gugur) – Maret, April, Mei
  • Winter (musim dingin) – Juni, Juli, Agustus

Seperti Apa Musim Dingin di Auckland?

Okeh kembali ke topik semula, hehe. Musim dingin tahun ini bukanlah musim dingin pertama buat saya. Dulu saya sudah pernah melewati musim dingin di Tokyo, udah lama banget sih tapi, hehe. Dan ternyata musim dingin di Auckland ini banyak berbeda dari apa yang pernah saya rasakan dulu.

Pohon-pohon tak berdaun di musim dingin

Tidak Ada Salju

Musim dingin biasanya identik dengan salju. Tapi jangan harap ketemu salju di Auckland, hehe. Ini udah saya ketahui dari sebelum pindah ke sini sih sebenarnya.

Baca juga: New Chapter: Pindah ke Auckland

Di satu sisi, kadang saya merasa, “yah, ga seru amat musim dingin ga ada saljunya, dapet dinginnya doank”. Di sisi lain, saya juga merasa “untung sih ga ada salju, jadi ga perlu merasakan ribetnya jalan di es yang licin”. Haha. Manusia oh manusia. Disyukuri aja. Salju memang indah untuk dilihat, tapi percayalah salju ga nikmat untuk ditinggali. Awal-awal lihat salju sih iya excited banget, tapi lama-lama ya gitu deh, hehe. Kalau masih mau lihat salju, di tempat lain di NZ masih ada kok. Bisa sekalian jalan-jalan, hihi.

Suhu Tidak Sedingin yang Dibayangkan

Nah kalau ini meleset dari bayangan saya. Dulu saya kira musim dingin itu bakal sering merasakan suhu udara satu digit saja. Tapi nyatanya, suhu rata-rata di Auckland di musim dingin masih di atas 10°C. Ada sih hari-hari di mana suhu terendahnya di bawah 10°C, tapi itu biasanya malam atau dini hari. 

Pernah malah beberapa kali suhu tertinggi di Auckland ini 17°C. 17°C di musim dingin itu sesuatu banget. Musim panas di Belanda aja suhunya segitu lho. Siang-siang dengan suhu segitu bakal kerasa gerah deh kalo pakai winter coat

Beberapa kali juga saat saya di playcentre sama Akas, mataharinya cerah dan kerasa hangat! Padahal biasanya di musim dingin itu hangatnya sinar matahari itu ga kerasa sama sekali.

Sering Hujan dan Berangin

Walau secara angka suhu ga mengerikan, tapi musim dingin di Auckland terasa ga nyaman buat saya karena sering hujan dan berangin.

Saya datang ke Auckland di musim gugur, dan seingat saya hujannya waktu itu ga sesering di musim dingin ini. Hujannya jarang sih yang hujan gede, seringnya hujan tipis kayak gerimis aja. Masih jauh lebih parah hujan di Bandung pokoke. Tapi tetep aja malesin sih dingin-dingin lalu hujan, heuheu.

Anginnya nih yang sering bikin makin dingin. Suhu mungkin sekian, tapi kalau udah ada angin kencang, real feel-nya pasti di bawah suhu aslinya. Ga kebayang deh kayak apa di Wellington yang terkenal berangin itu.

Dulu awal-awal musim dingin saya udah khawatir apakah bisa bertahan ketemu dingin dan angin ini tanpa tubuh drop, soalnya kerasa dingin parah banget buat saya. Masih adaptasi juga sih ya. Tapi alhamdulillah bisa terlewati juga semuanya.

Cuaca Cepat Sekali Berubah

Mungkin karena angin, cuaca di Auckland ini cepat sekali berubah-ubah. Pernah suatu ketika saya bawa Akas ke taman, awalnya langit masih biru. Lalu angin berhembus kencang, ga lama kemudian awan mendung udah datang. Lalu tiba-tiba hujan turun. Kami berteduh, tak lama kemudian hujannya berhenti. Awannya sudah tertiup angin lagi. Langit pun cerah lagi seperti tidak terjadi apa-apa. Lalu mendung lagi.

Cuaca yang cepat berubah ini bikin saya rada ga percaya sama ramalan cuaca di NZ. Kalau di Indonesia sih saya ga pernah merhatiin ramalan cuaca, karena biasanya ga valid, haha. Beda dengan saat di Jepang, ramalan cuacanya bisa dipercaya. Di NZ saya kira bakal gitu juga, eh ternyata sering meleset. Kata ramalan cuaca bakal hujan, ternyata mendung aja.

Tidak Semua Orang Butuh Pakaian Musim Dingin

Di Auckland penduduknya beragam sekali, dari seluruh penjuru dunia ada kayaknya. Dengan beragamnya orang dan musim dingin yang tidak ekstrem, rupanya ga semua orang butuh pakaian musim dingin yang tebal atau berlapis-lapis itu. 

Baca juga:  Auckland Itu Seperti Apa? Kenalan Yuk!

Buat orang-orang yang berasal dari Eropa atau Kanada misalnya, musim dingin di Auckland bakal terasa “hangat”. Jadi kalau mereka cuma pakai baju biasa tanpa jaket/coat, ya wajar. Orang lokal NZ ada yang biasa bare feet alias nyeker ke mana pun, dan itu tetap bisa ditemukan walau dingin.

Namun buat saya yang tubuhnya masih besar kena pengaruh udara tropis, saya tetap butuh long john, winter coat, dan kaos kaki tebal, haha #lemah. Ga apa-apa deh pakaian saya agak tebal, yang penting saya nyaman, ga kedinginan. Seringnya sih butuh biar anginnya ga kerasa, jadi pastikan winter coat yang dipakai tahan angin (windproof). Pilih jaket yang tahan air (waterproof) sekalian biar kalau gerimis atau hujan ga kebasahan.

Colder Inside Than Outside

Di NZ ada yang bilang bahwa di dalam rumah terasa lebih dingin dibandingkan di luar rumah. Kenapa? Konon katanya karena iklim di NZ itu tergolong mild, orang-orang di NZ ga ambil pusing soal insulation untuk rumah. Banyak rumah yang dibikin tanpa insulation yang memadai. Akibatnya, saat musim dingin, di dalam rumah terasa lebih dingin dibanding saat di luar rumah. Soal insulation ini pernah saya tulis sekilas di tulisan tentang mencari apartemen.

Baca juga:  Mencari Tempat Tinggal di Auckland

Apartemen tempat tinggal kami sendiri insulation-nya tidak lengkap. Dan memang terasa dingin. Tapi buat saya sama aja dinginnya di luar ataupun di luar, haha. Solusinya kami pakai baju tebal juga di rumah, dan sesekali meyalakan heater jika kedinginan sekali.

Anak Ternyata Lebih Tahan Dingin

Dulu saya jauh lebih mengkhawatirkan Akas ketika akan masuk musim dingin. Ini musim dingin pertama buat Akas dalam hidupnya, saya khawatir dia bakal kedinginan dan sering sakit. Batuk pilek pun kayaknya udah jadi langganan anak-anak di musim dingin. Udah kebayang duluan lelahnya ngurusin anak sakit, hehe.

Pakaian Akas pun saat ke sini sedikit sekali yang cocok dengan udara dingin. Alhasil dulu saya sering banget browsing cari baju bekas layak pakai buat Akas. Iyes, bekas, karena yang baru mahal, ahaha. Akhirnya lumayan banyak deh Akas punya kaos lengan panjang dan sweater gitu. Saya sampai melupakan diri saya sendiri. Pakaian saya yang proper untuk musim dingin itu sedikit sekali pemirsa, huhu. 

Tapi setelah dijalani, ternyata anak-anak itu lebih tahan dingin dibanding kita yang dewasa. Saya di rumah pakai sweater dan kaos kaki tebal, Akas mana pernah. Saya tidur pakai sweater, kaos kaki, ditambah selimut, Akas malah keringetan kalau selimutan. Badannya kerasa hangat saat dipegang, pernah khawatir apakah Akas demam, ternyata tidak. Bisa dijadikan heater saat tidur deh ya kayaknya, haha.

Demikian cerita tentang musim dingin yang kami lalui di Auckland. Semoga bermanfaat yaa, hehe.

Salam,

Reisha Humaira

Leave your comment