Nyamannya Menjadi Pejalan Kaki di Auckland

Dua tahun tinggal di Auckland, kami tidak punya kendaraan pribadi. Kalau bepergian kami mengandalkan transportasi umum, dan tentunya jalan kaki. Berjalan kaki di Auckland tergolong nyaman dan saya merasa pejalan kaki di sana memang sangat diperhatikan.

Tentu tidak selamanya enak ya pas jalan kaki di Auckland. Kalau diingat-ingat, yang bikin ga enak buat saya itu cuma dua sih: ketika jalannya menanjak dan ketika melewati tempat yang ternyata banyak orang merokok, hehe.

Kontur Auckland memang ga rata, jadi cukup banyak jalan yang naik turun. Dulu awal-awal tinggal di Auckland rasanya tersiksa banget pas harus melewati tanjakan, ngos-ngosan kk. Tapi setelah berkunjung Wellington, percayalah naik turunnya Auckland itu ga seberapa dibanding Wellington, wkwk.

Baca: 4 Hal Tentang Auckland Ini Tidak Seperti yang Dibayangkan

Dulu awalnya saya masih sering mager jalan kaki di Auckland, apalagi lokasi apartemen pertama kami persis di tanjakan. Tapi kalau dipikir-pikir sekarang, apalagi setelah balik ke Indonesia, dulu itu took it for granted banget deh. Dan sekarang saya kangen buat jalan kaki seperti masa-masa di Auckland.

Apa aja sih yang bikin jalan kaki di Auckland terasa nyaman? Enam hal ini nih menurut saya.

Trotoar yang Nyaman Di Mana-Mana

Yang namanya pejalan kaki tentu butuh trotoar ya buat jalan kaki, bukan jalan di pinggiran jalan raya. Di Auckland di mana-mana ada trotoar. Kecuali di jalan motorway gitu sih, tapi ya ngapain juga jalan kaki di dekat motorway, wkwk.

Ukuran trotoar di Auckland bervariasi. Yang lebar ada, yang sempit juga ada. Yang punya pohon di tengah trotoar juga ada. Yang ga ada itu yang jualan atau parkir di trotoar, wkwk. Sebagian trotoar udah dilengkapi dengan guiding block untuk tuna netra itu, tapi banyak juga yang ga sih.

Saya ga akan bilang semua trotoar di Auckland bagus banget, karena yang sempit dan ga rata juga ada sih. Tapi dengan tersedia di mana-mana aja juga udah cukup.

Satu hal yang cukup bikin saya takjub adalah ketika awal-awal pandemi dulu, sejumlah trotoar di Auckland CBD diperlebar lho biar para pejalan kaki tetap bisa jaga jarak dengan pejalan kaki lainnya. Ada beberapa ruas jalan yang memang sempit, jadi trotoarnya juga kecil. Trotoar yang sempit ini diperlebar, yang berarti jalannya jadi lebih sempit. Luar biasa rasanya ketika pejalan kaki diutamakan gitu.

Baca: New Zealand Bisa Menekan Penyebaran COVID-19, Bagaimana Caranya?

trotoar diperlebar saat pandemi di auckland
Yang tembok trotoar lama, yang kayu trotoar tambahan

Nah ketika sedang ada pekerjaan konstruksi atau perbaikan yang memakai space trotoar, nasib pejalan kaki tentu tidak dilupakan. Kalau di dekat pekerjaan konstruksi gedung biasanya dikasih pelindung di atasnya. Kalau lagi ada perbaikan trotoar, dibikinin jalur di jalan pakai traffic cone yang oren itu, sehingga pejalan kaki tetap bisa jalan dengan aman.

perbaikan trotoar auckland
Lagi ada perbaikan, pejalan kaki dialihkan ke sini

Menyeberang Jalan yang Terasa Sangat Aman

Di Indonesia saya selalu deg-degan deh kalau menyeberang jalan. Selalu ada perasaan khawatir bakal ditabrak. Saya memang pernah keserempet motor juga sih, heu. Kalau pakai jembatan penyeberangan sih aman ya, tapi effort-nya lebih gede, wkwk.

Rasa tenang ketika menyeberang jalan pertama kali saya rasakan di Tokyo. Nyeberang sambil liat HP juga bisa, hehe. Ketika pindah ke Auckland, rasa tenang itu akhirnya bisa dirasakan kembali.

Di Auckland ada dua macam tanda untuk penyeberangan. Yang pertama bentuknya berupa dua garis lurus aja. Yang seperti ini biasanya ada lampu lalu lintasnya disertai tombol untuk menyeberang jalan. Kalau yang seperti ini kita baru bisa menyeberang ketika lampunya sudah hijau untuk pejalan kaki.

menyeberang jalan di auckland
Pencet tombol dulu kalau mau nyeberang

Yang kedua bentuknya berupa zebra cross seperti yang biasa kita temui di Indonesia. Kalau yang ini ga ada lampu lalu lintasnya, jadi kita bisa menyeberang kapan saja. Dan enaknya lagi, umumnya pengendara mobil bakal berhenti ketika melihat ada yang mau menyeberang jalan.

zebra cross di auckland
Zebra cross di Auckland

Namun demikian, kalau udah di daerah pinggiran, kadang ada juga jalan yang ga ada sama sekali garis penyeberangan atau zebra cross-nya. Di kondisi begini ya beruntunglah kita punya skill menyeberang ala orang Indonesia, hahaha.

Lalu Lintas yang Sangat Menghormati Pejalan Kaki

Seperti yang saya bilang di atas, pejalan kaki itu sangat dihormati. Ketika kita menyeberang di zebra cross, pengendara mobil bakal berhenti dan mempersilakan kita lewat. Sementara kita yang orang Indonesia kan sebaliknya ya, kalau mau nyeberang kudu nunggu dulu sampai kondisinya dirasa cukup aman.

Nah ketika orang Indonesia ini mau nyeberang zebra cross di Auckland, jadinya kagok. Orangnya berhenti nunggu di pinggir jalan, eh mobilnya juga berhenti. Ga jarang sampai dipersilakan lewat dulu sama yang nyetir mobil, hihi. Tapi lama-lama berkurang juga sih kagoknya, hehe.

Ini juga mungkin tak lepas dari aturan nyetir di New Zealand ya. Aturannya memang pengendara harus mendahulukan pejalan kaki. Jadi buat yang terbiasa menyetir di Indonesia, ketika menyetir di Auckland tolong diingat-ingat ini biar ga sampai nabrak orang, hehe.

Baca: Membuat SIM Internasional

Oia, kalau di Indonesia saya agak serem sama pemotor karena suka nyelip dan mendahului gitu, bahkan ada yang merasa berhak kan make trotoar untuk dilewati motor, wew. Nah di Auckland yang pake motor itu dikit banget. Tapi ya kalau pun banyak, mestinya pada patuh sama aturan lalu lintas juga sih ya.

Walking Path dengan Pemandangan yang Menyegarkan

Duh ini tuh ya, salah satu yang saya kangeniiiin banget dari Auckland. Di Auckland banyak jalur untuk jalan, hiking, ataupun sepedaan dengan pemandangan yang menyejukkan. Ada yang di pinggir pantai, di taman, mendaki bukit, melewati playground, lapangan rumput yang luas, dan sebagainya.

Saya dulu agak telat tahu platform digital yang namanya Akl Paths. Di sana kita bisa lihat peta jalur untuk jalan kaki atau sepedaan di Auckland. Tiap jalur udah dilengkapi dengan info dan foto rutenya melewati apa aja, jaraknya berapa, bisa untuk jalan dan sepedaan atau untuk jalan aja, serta butuh waktu berapa lama. Setelah tahu Akl Paths ini saya jadi sering buka untuk cari-cari rute, hehe.

Favorit saya adalah jalur dari Westhaven, Wynyard Quarter, terus ke arah Ports of Auckland, Orakei, Mission Bay, hingga St. Heliers. Jalurnya di pinggir pantai, banyak kapal-kapal, kerasa banget Auckland sebagai City of Sails. Tambah lagi view Sky Tower dan gedung-gedung di sisi Auckland CBD, disertai volcano-nya Rangitoto Island di seberang lautan. Lautnya biru dan bersih. Lari 10 km di jalur ini juga damai sekali rasanya, aaaaa.

westhaven auckland
Westhaven, salah satu jalur favorit saya di Auckland

Suhu Udara yang Sangat Bersahabat

Salah satu faktor yang juga berpengaruh terhadap kenyamanan berjalan itu adalah suhu udara. Di Indonesia apalagi di daerah panas mungkin ga banyak yang jalan kaki karena panas juga ya, apalagi kalau di-combo dengan polusi, dah lah, makin ogah jalan. Mending naik motor kena angin, atau ngadem di mobil ber-AC, heuheu.

Dulu di Tokyo, walaupun trotoar nyaman dan pejalan kaki juga sangat dihargai, tapi saya juga ogah banyak-banyak jalan kaki di musim panas. Panas dan gerah banget musim panas di Tokyo itu. Lalu kalau musim dingin pas dingin banget juga bawaannya mager, haha.

Di Auckland suhu udaranya tergolong bersahabat untuk dibawa jalan kaki, di musim apapun. Auckland punya empat musim juga sih, tapi dari segi suhu udara, ga ekstrem-ekstrem amat. Pas musim dingin masih ada lah ketemu suhu dua digit, dan kalau kita jalan, tubuh bakal menghangat kan ya. Sementara pas musim panas jarang banget yang suhunya di atas 30°C, dan di Auckland masih banyak angin, mayan bikin adem.

Yang ga enak itu yaa paling jalan kaki ketika hujan, apalagi kalau hujan berangin. Tapi yaa di mana-mana juga ga enak sih ya jalan kaki dengan cuaca begitu, haha. Makanya poin ini fokus ke suhu udara aja, hehe.

Tingkat Kriminalitas yang Rendah

Saya ga tahu persisnya ya statistik kriminalitas di Auckland gimana, tapi rasanya jarang denger berita kriminal di Auckland. Tetap ada sih, tapi ga se-wow di Indonesia. Dan New Zealand tergolong negara yang aman.

Oleh karena itu, saya juga merasa aman jalan kaki ke mana-mana. Dan alhamdulillah juga selama di Auckland saya ga pernah ketemu yang aneh-aneh bahkan ketika jalan kaki sendirian pun. Catcalling aja ga pernah ketemu, apalagi begal. Rasa aman ini juga yang saya rindukan dari Auckland, aaaaa.

Begitulah kira-kira gambaran gimana jalan kaki di Auckland, satu hal yang pas di sana rasanya biasa aja, tapi di Indonesia terasa mewah dan sangat berharga. Susah sih kalau mau sama seperti itu di Indonesia, hehe. Tapi semoga suatu saat nanti di Indonesia trotoar ada di mana-mana dan pejalan kaki juga dihargai oleh pengendara kendaraan bermotor, aamiin.

Salam,

Reisha Humaira

Leave your comment