Perjalanan ASI Akas (8): Seputar Relaktasi dan Tips Agar Relaktasi Berhasil

Setelah menulis panjang lebar tentang pengalaman relaktasi saya, saya baru sadar bahwa tidak semua orang kenal relaktasi. Ya iya lah, haha. Para busui aja belum tentu tahu, apalagi orang yang tidak pernah menyusui. Tadinya saya cuma mau merangkum pertanyaan yang beberapa kali ditanyakan ke saya, tapi jadi kepikiran buat nulis lebih. Baiklah, langsung saja ya.

Serba-Serbi Relaktasi

Sebelum membahas lebih lanjut, kenalan dulu yuk. Relaktasi berarti menyusui kembali, yakni proses yang dijalankan seorang ibu agar bisa menyusui bayinya lagi setelah terhenti. Lama terhenti menyusuinya bisa berapa pun.

Kapan Relaktasi Perlu Dilakukan?

Sederhananya, yakni saat ibu ingin menyusui bayinya lagi. Kondisinya bisa beragam sekali, seperti:

  • Ibu sakit/dirawat sehingga tidak bisa menyusui. Atau sebaliknya, bayi sakit hingga tidak bisa menyusu. Setelah sembuh, ibu ingin menyusui lagi.
  • Ibu tidak dianjurkan untuk menyusui karena sedang menjalani pengobatan atau terapi tertentu yang bisa mempengaruhi ASI-nya. Setelahnya ibu mau menyusui lagi.
  • Bayi terlahir prematur sehingga setelah lahir minum ASI/sufor mesti menggunakan alat bantu. Setelah kondisi bayi lebih baik, ibu ingin menyusuinya secara langsung.
  • Bayi mengalami bingung puting sehingga tidak mau lagi menyusu pada ibunya. Ibu ingin agar bayinya bisa menyusu langsung lagi.
  • Produksi ASI ibu menurun hingga tidak keluar lagi, lalu bayi minum sufor. Setelah beberapa waktu, ibu ingin beralih ke ASI lagi.
  • Ibu menyusui secara parsial (bayi masih menyusu tapi juga mendapat asupan lain seperti sufor), lalu ibu ingin agar bayinya full ASI.
  • Seorang ibu mengadopsi bayi dan ingin menyusui bayi adopsinya.
  • Seorang ibu ingin membantu menyusui bayi dari kerabatnya yang sakit atau meninggal.

Banyak juga ya ternyata, hehe. Dari berbagai kondisi tersebut, bisa dilihat bahwa saat relaktasi bukan berarti ASI-nya tidak ada sama sekali, tapi bisa aja ASI masih ada tapi sedikit, atau bahkan masih banyak karena ibu rutin memerah/memompa ASI-nya.

Apa yang Perlu Disiapkan Sebelum Relaktasi?

  • Pilih waktu yang tepat untuk melakukan relaktasi. Relaktasi butuh waktu dan kondisi yang baik buat ibu. Ibu rumah tangga bisa kapan saja, tapi kesampingkan dulu pekerjaan rumah tangganya. Ibu bekerja mending ambil cuti dulu karena saat relaktasi sebaiknya ibu 24 jam bersama bayi.
  • Konsultasi dengan konselor laktasi. Ini membantu banget untuk memahami masalah menyusui kita apa, karena beda permasalahan, beda juga penanganannya. Konselor laktasi juga bisa mengajarkan hal-hal teknis untuk relaktasi dan memantau perkembangan relaktasi kita. Bisa aja sih dipelajari sendiri, tapi enakan ada yang mendampingi secara langsung.
  • Siapkan mental, karena relaktasi itu butuh ibu yang bahagia, agar nanti ASI-nya lancar. Awal relaktasi rentan bikin stres karena bayi mungkin menolak payudara ibu dan lebih banyak menangis.
  • Mintalah dukungan dari sekitar. Suami wajib banget deh mendukung. Keluarga besar belum tentu bisa diharapkan, tapi kalau ada yang mendukung, alhamdulillah banget. Sharing dengan yang pernah berhasil relaktasi juga membantu. Boleh lho kalau ada yang mau nanya-nanya ke saya, hihi.
  • Singkirkan segala hal yang bisa mengganggu fokus dan pikiran ibu selama relaktasi. Kalau saya dulu terganggu banget dengan komentar kiri-kanan yang bilang ASI saya udah habis, begitu saya balik lagi tinggal berdua suami aja, udah ga ada lagi yang mengomentari saya setiap hari, hehe. Kalau lihat medsos dan bawaannya baper mulu tiap lihat postingan ASIP atau kesuksesan ASI eksklusif orang lain, ga usah dibuka dulu medsosnya.
  • Atur mindset. Yakinlah bahwa ikhtiar relaktasi yang dilakukan akan berhasil. Percayalah bahwa kita bisa memberikan yang terbaik buat bayi kita.
  • Jika bayi pakai dot, segera hentikan penggunaan dot. Beralihlah ke media lain untuk pemberian ASIP/sufor.

Bagaimana Cara Melakukan Relaktasi?

Relaktasi sebenarnya melibatkan dua hal yang saling beririsan:

  • Bagaimana agar bayi mau menyusu sesering mungkin pada payudara ibu.
  • Bagaimana agar produksi ASI meningkat (untuk ibu yang ASI-nya sedikit atau kering).

Langkah-langkah yang bisa ditempuh agar bayi mau menyusu lagi:

  • Coba susui bayi sesering mungkin. Susui bayi kapan pun dia mau.
  • Usahakan untuk selalu ada bersama bayi. Lakukan skin-to-skin contact antara ibu dan bayi.
  • Gunakan suplementasi jika diperlukan. Bayi suka aliran susu yang deras, sehingga mungkin saja bayi menolak menyusu jika dari payudara cuma keluar ASI sedikit atau belum ada sama sekali. Suplementasi membantu agar bayi tetap mendapatkan susu saat mengisap payudara.
  • Susui bayi dengan perlekatan yang benar, karena perlekatan yang tepat membuat bayi mendapatkan ASI lebih banyak.
  • Susui bayi sebelum ia merasa terlalu lapar. Saat sudah kelaparan, bayi lebih gampang ngamuk kalau tidak mendapatkan hal yang ia inginkan.

Langkah-langkah agar produksi ASI meningkat:

  • Susui bayi sesering mungkin, sehingga payudara juga lebih sering dikosongkan. Hal ini akan memancing produksi ASI.
  • Susui bayi dengan perlekatan yang benar, karena perlekatan yang tepat membuat ASI keluar lebih maksimal.
  • Perah/pompa ASI setelah menyusui, juga saat bayi tidak menyusu setelah 2-3 jam.
  • Perbanyak skin-to-skin contact dengan bayi karena bisa meningkatkan hormon oksitosin.
  • Konsumsi booster ASI apapun yang Anda rasa dan Anda percaya bisa meningkatkan produksi ASI.
  • Jika diperlukan, mintalah kepada dokter obat yang dapat membantu tubuh dalam memproduksi ASI.

Selain hal-hal teknis terkait menyusui di atas, hal-hal berikut juga dapat membantu selama relaktasi:

  • Pastikan cukup makan dan minum yang bergizi untuk menjaga kondisi tubuh selama proses relaktasi.
  • Delegasikan pekerjaan-pekerjaan rumah yang sekiranya bisa delegasikan, karena sebaiknya waktu ibu mayoritas dihabiskan bersama bayi.
  • Kurangi kegiatan di luar rumah agar ibu bisa menghabiskan waktu 24 jam dalam sehari bersama bayi.
  • Lakukan terus komunikasi pada bayi. Komunikasi akan mampu meningkatkan bonding antara ibu dengan bayi, sekaligus meningkatkan sugesti positif ibu agar sukses relaktasi.
  • Sebisa mungkin seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan bayi dikerjakan sendiri, seperti memandikan, menggantikan popok, menidurkan, dan mengajaknya bermain.

Baca: Perjalanan ASI Akas (2): Ikhtiar untuk Meningkatkan Produksi ASI

Selain itu, pantau selalu juga frekuensi buang air kecil bayi untuk mengetahui apakah asupannya sudah cukup. Juga pantau kenaikan berat badan bayi tiap bulannya.

Bayi Sudah Berumur Sekian Bulan, Apakah Masih Bisa Relaktasi?

Lumayan sering nemu pertanyaan begini. Berapa pun umur bayi, relaktasi masih bisa dilakukan. Katanya di bawah 6 bulan, sangat mungkin dilakukan relaktasi. Di atas 6 bulan juga masih bisa, tapi mungkin prosesnya bisa lebih lama dibanding relaktasi saat bayi lebih kecil. Saya pernah baca artikel di mana ada ibu yang memulai relaktasi saat bayinya sudah berumur 13 bulan dan relaktasinya berhasil.

Jangankan ibu yang pernah menyusui, seorang perempuan yang belum pernah hamil dan menyusui aja bisa lho diusahakan agar bisa menyusui. Misalnya pada kasus perempuan yang mengadopsi anak dan ingin menyusui bayinya. Tapi usaha untuk menyusui pada kasus khusus seperti ini disebut induksi laktasi (induced lactation). Jadiii, jangan khawatir, relaktasi itu masih bisa dilakukan.

Apakah Relaktasi Pasti Berhasil?

Kalau ditanya kepastian, yaa namanya ikhtiar, bisa berhasil, bisa gagal. Tapi dari survey sih lebih banyak yang berhasil daripada yang gagal.

Berhasil atau tidak itu juga sebenarnya tergantung tujuan dan target kita dalam melakukan relaktasi. Kalau saya dulu targetnya adalah agar Akas tidak butuh sufor lagi, jadi ketika saya sudah bisa memberikan full ASI, maka relaktasi saya sudah berhasil.

Baca: Perjalanan ASI Akas (7): Akhirnya Berhasil Relaktasi, Bye Bye Sufor!

Walau ada tujuan dan target, menurut saya jangan sampai juga hal itu malah bikin Anda stres. Jangan bikin target yang muluk-muluk, misal Anda sudah berhenti menyusui selama berbulan-bulan, tapi ingin relaktasi berhasil dalam 1 minggu, sulit deh, malah bisa jadi beban nanti kalau targetnya tidak tercapai. Don’t be so hard on yourself. Proses relaktasi itu butuh waktu, butuh banyak kesabaran dan perjuangan.

Kalau pada akhirnya relaktasi Anda masih tidak berhasil, percayalah bahwa ikhtiar itu ga sia-sia. Jangan kecewa. Menyusui itu bukan sekedar memberikan ASI. Walaupun nanti bayi Anda masih butuh tambahan sufor, selama dia masih menyusu, itu lebih baik daripada tidak disusui sama sekali.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Relaktasi?

Ga ada jawaban pasti untuk pertanyaan ini, karena waktunya beda-beda untuk tiap orang. Banyak faktor yang mempengaruhi, di antaranya:

  • Usia bayi. Secara umum, semakin kecil usia bayi, semakin cepat waktu relaktasinya.
  • Lama waktu terhenti menyusui. Secara umum, semakin lama bayi sempat berhenti menyusui, semakin lama waktu yang diperlukan untuk relaktasi.
  • Pengalaman minum/makan bayi selama berhenti menyusu. Umumnya jika bayi sudah lama dan terbiasa menggunakan dot, proses relaktasi butuh waktu lebih lama.
  • Motivasi dan kondisi ibu. Ini makin susah diukur ya, hehe. Tapi sepertinya ibu dengan motivasi yang kuat serta semangat dan yakin dengan relaktasinya, akan berhasil relaktasi dengan lebih cepat.

Kenapa Relaktasi Saya untuk Akas Butuh Waktu Lama?

Pernah ada yang menanyakan ini pada saya, karena Akas baru berhasil stop sufor setelah 6 bulan lebih saya ikhtiar relaktasi. Selama menjalani relaktasi, saya juga sering mempertanyakan ini ke diri saya sendiri, kok masih belum berhasil juga ya. Padahal kalau baca-baca artikel lain tuh ada yang cuma 2 bulan bahkan kurang.

Tapi sekarang menurut saya yang bikin relaktasi saya lama itu antara lain:

  • Saya tidak intensif melakukan ikhtiar relaktasi. Saya menyusui Akas on demand aja, ga dipersering. Saya juga melakukan aktivitas emak rumah tangga sehari-hari sendiri. Saya baca ada lho yang relaktasi itu sampai nginap di RS kayak dirawat inap, biar di RS fokusnya memang cuma untuk menyusui dan ngurus bayi.
  • Perlekatan Akas dalam menyusu belum sepenuhnya benar. Sayanya juga bingung sih gimana lagi memperbaiki perlekatannya, karena bayi makin gede, posisi menyusunya juga makin berakrobat, heuheu.
  • Saya masih dilanda galau selama relaktasi, ada aja lah yang mengganggu pikiran, dan tentunya bakal ngaruh ke produksi ASI saya.

Jadiii, buat ibu-ibu lain, jangan ulangi kesalahan saya ya, hehe.

Apakah Relaktasi Harus Pakai Suplementasi?

Suplementasi (lactation aid) itu posisinya sebagai alat bantu, jadi tidak harus digunakan. Suplementasi ini sebenarnya adalah win win solution agar bayi tetap mendapatkan asupan yang cukup tapi tetap sambil mengisap payudara ibu. Suplementasi ini membantu banget buat ibu yang ASI-nya sedikit atau belum ada sama sekali.

Suplementasi praktisnya menggunakan alat yang namanya supplemental nursing system. Tapi sayangnya alat ini harganya mahal. Merk Medela harganya di atas Rp500.000, lumayan ya. Nah biar lebih irit diakali menggunakan nasogastric tube (NGT) yang harganya jauh lebih murah.

Kalau ga ada NGT, masih bisa diakali lho dengan pipet. Caranya, teteskan susu tepat di atas puting saat bayi sedang menyusu. Pastikan tetesan ini lancar agar bayi tidak frustrasi.

Intinya sih gimana caranya agar si bayi itu tetap merasa mendapatkan susu yang banyak, walaupun sebenarnya dari payudara baru keluar ASI sedikit atau malah belum ada.

Di Mana Bisa Mendapatkan NGT?

NGT bisa didapatkan di apotek (tapi tidak semua apotek punya), toko alat kesehatan, atau online.

Dulu pertama kali relaktasi, saya dapat NGT diresepin sama dokter, didapat dari apotek RS. Berikutnya di apotek RS itu ga ada stok lagi, akhirnya saya coba cari di apotek RS lain, atau di toko alat kesehatan. Masih ga nemu, akhirnya saya beli online deh, hehe. Di toko online pun harganya lebih murah.

Tapi saat membeli (online ataupun offline), pastikan ukuran NGT-nya benar ya. Dulu saya saat beli online, seller-nya pernah salah kirim ukuran. Ada miskom sih waktu itu. Untungnya seller-nya mau nuker barangnya.

Setelah Relaktasi, Apakah ASI-nya Melimpah Lagi?

Kalau ini beda-beda tiap orang. Ada yang ASI-nya melimpah setelah relaktasi, tapi ada juga yang pas-pasan. Saya dulu ASI-nya ga pernah melimpah. Saya ga pernah merasakan payudara saya padat. Saya ga tau rasanya let-down reflex (LDR) saat menyusui.

Dipikir-pikir mungkin karena Akas sudah MPASI juga saat itu. Saat udah MPASI kan kebutuhan ASI juga berkurang. Lagi pula buat apa sih ASI melimpah ruah, cukup itu lebih baik, hehe. ASI melimpah malah berpotensi menimbulkan masalah lain.

Tips Agar Berhasil Relaktasi

Kalau ditanya tips ke saya, yang bisa saya berikan ga jauh-jauh dari ini:

  • Yakin dulu kalau relaktasinya bakal berhasil. Mindset itu berpengaruh banget.
  • Berusaha semaksimal mungkin dalam relaktasi. Susui bayi sesering mungkin dengan perlekatan yang tepat, karena itulah kunci utamanya.
  • Buang jauh-jauh hal-hal yang bisa mengganggu pikiran ibu selama relaktasi. Rileks dan berbahagialah.
  • Sabar dan jangan pernah menyerah. Belum berhasil hari ini, coba lagi besok, besok, dan seterusnya.

Yah, itu aja sih kayaknya tipsnya. Abstrak banget ga sih? Hihi. Ya gimana lagi, keberhasilan relaktasi memang tergantung kegigihan ibu.

Sekian bahasan relaktasi dari apa yang saya pelajari dan alami. Semoga bermanfaat ya. Semangat terus para pejuang relaktasi!

Salam,

Reisha Humaira

12 komentar pada “Perjalanan ASI Akas (8): Seputar Relaktasi dan Tips Agar Relaktasi Berhasil

Leave your comment