NZ Road Trip: Saat South Island Hujan Seharian

Rasanya ga ada ya orang yang berharap ketemu hujan ketika traveling. Kalau bisa sih pengennya langit biru cerah aja terus, hehe. Tapi apa daya kondisi cuaca bukan di tangan kita. Jadi, mau ga mau kitanya yang mesti menyesuaikan.

Salah satu solusi ketika cuaca tak bersahabat ketika jalan-jalan adalah dengan berkunjung ke tempat-tempat wisata indoor. Hanya saja ketika road trip di New Zealand, apalagi South Island, kami ga gitu minat dengan tempat-tempat indoor. Yang indoor kebanyakan berbayar (yah maklum #timhemat, jadi kudu perhitungan, haha), sementara lokasi outdoor melimpah dan banyak yang gratis, hihi.

Ketika menyusun rute road trip, biasanya kami juga mempertimbangkan prakiraan cuaca. Jadi kalau ada lokasi yang diramalkan bakal hujan, kami coba cek lokasi lain, dan jika memungkinkan, kami akan mengganti urutan perjalanannya. Harapannya bisa menghindar dari hujan.

Tapi tentu saja kenyataan tak selalu seindah harapan #tsaaah. Misalnya saja ketika kami ke Milford Sound bulan Juni 2019. Kami mesti ikhlas menjalani cruise di Milford Sound di kala hujan. Berikutnya ketika road trip kami di South Island bulan Desember 2019.

Hujan Seharian = Driving Seharian

Selasa, 17 Desember 2019

Hari itu hari kelima road trip kami. Cek ramalan cuaca, katanya bakal hujan seharian, dan itu hampir di semua tempat di South Island.

Sebenarnya hujan di New Zealand masih lebih “ramah” dibanding hujan di Indonesia, kecuali kalau lagi ada badai. Hujan di Indonesia biasanya deras, air serasa ditumpahkan dari langit, dan kalau kena kepala ya kerasa banget. Sementara hujan di New Zealand biasanya tipis-tipis.

Oia cuaca di New Zealand sebenarnya juga sering kali berubah dengan cepat. Jadi kadang masih ada harapan bahwa hujan akan berhenti dan langit cerah lagi. Tapi kalau lihat langit udah putih semua, ga ada biru sedikitpun, biasanya peluang cerahnya juga kecil sih, hehe.

Hari sebelumnya kami menginap di Ahuriri Bridge Campsite, Omarama. Berikutnya saya pengen ke Punakaiki, yang mana lokasinya di West Coast, 500 km lebih dari campground. Dengan jarak sejauh itu, awalnya suami agak keberatan. Saya bilang, kita ga mesti langsung driving ke sana seharian, dibagi jadi dua hari juga ga apa-apa.

campervan lucu di new zealand
Nemu campervan lucu di campground

Namun rupanya hari itu suami lagi semangat driving, apalagi dengan cuaca yang ga asik toh kami juga ga bisa mampir dan menikmati spot tertentu. Akhirnya seharian itu kami banyakan driving aja. Total jarak yang ditempuh ada sekitar 530 km, rekor terjauh suami saya nyetir dalam sehari di New Zealand pada saat itu, hehe.

Yaa, bisa dibilang hal lain yang bisa dilakukan saat road trip dengan cuaca hujan adalah: driving terus dan nikmati perjalanannya, hihi. Di situ juga kerasa enaknya road trip dengan campervan, karena kita tetap bisa melakukan aktivitas lain ketika rehat, ga cuma duduk di dalam kendaraan.

Driving seharian juga bukan berarti jalan terus tiada henti ya. Tentunya kami tetap berhenti beberapa kali, terutama untuk makan dan istirahatnya pak suami. Di samping itu kami masih menemui beberapa hal berikut ini.

Lake Pukaki dan Lake Tekapo di Saat Hujan

Jalan yang kami lalui kembali melewati Lake Pukaki dan Lake Tekapo. Tadinya kalau cerah saya pengen mampir lagi ke kedua danau itu, apalagi ke Lake Pukaki karena sebelumnya pas di sana kebagian langit mendung juga. Tapi apa daya, kali ini hujan.

Di Lake Pukaki, hujan masih turun. Pegunungan di seberang danau tidak kelihatan sama sekali. Saya cuma motret danaunya sambil jalan. Saya tetap takjub di cuaca seperti itu warna toska danaunya masih kelihatan, dan saya jadi teringat sama Kawah Putih di Bandung, hehe.

lake pukaki new zealand
Lake Pukaki dari kejauhan

Lake Tekapo ga jauh beda kondisinya dengan Lake Pukaki. Di Lake Tekapo kami berhenti sebentar untuk buang air kotor dan isi air bersih.

campervan new zealand
Urusin air di campervan dulu

Ah sayang sekali belum puas menikmati kedua danau ini. Rasanya pengen balik lagi suatu saat nanti dan berharap di saat itu bisa ketemu cuaca cerah, hehe.

lake tekapo new zealand
Lake Tekapo saat hujan

Mampir di “Kebun” Lupin yang Luas

Tak jauh dari Lake Tekapo, kami menemukan “kebun” lupin yang luas sekali. Saya bilang “kebun” karena saya merasa bunga-bunga lupin itu memang tumbuh begitu aja di sana, bukan yang sengaja ditanam banyak.

Kebun yang sengaja ditanami biasanya bisa dijadikan objek wisata, sementara para lupin ini tumbuh di farm yang dipagari dan tidak ada penjaganya. Lahan farm di New Zealand memang umumnya “hanya” dipagari, lalu para sapi atau domba dibiarkan cari makan sesukanya.

Namun demikian, di “kebun” lupin ini tampaknya banyak orang yang melewati pagar itu demi foto-foto. Terlihat jelas ada bagian pagar yang bisa dipanjat dan sudah ada jejak jalan setapaknya. Yo wes, kami ikutan juga deh nerobos pagar. Mumpung sepi, hihi.

lupin new zealand
Luas banget

Cuaca saat itu sebenarnya masih hujan, tapi walau hujan menghadang, turis mah tetap pengen foto-foto, ahaha. Lagi-lagi, untungnya hujannya ga gitu deras, jadi masih bisa dijabanin.

lupin new zealand
Walau hujan menghadang

Lagi pula ketika di Tekapo kami ga menemukan lupin sebanyak itu. Lihat foto teman sih ada kebun lupin yang luas di pinggir Lake Tekapo, tapi kami ga nemu dan memang ga keliling-keliling buat nyari.

Setelah puas foto-foto, kami pun kembali melanjutkan perjalanan. Untunglah ketika foto-foto ga ada orang apalagi polisi yang negur, hihi.

Melihat Orang Pindah Rumah, Literally

Baru saja driving beberapa menit, saya melihat mobil polisi lewat dan polisinya megang plang “SLOW”. Suami pun tiba-tiba berhenti meminggirkan campervan. Saya jadi khawatir, apakah kami akan kena tegur karena nerobos pagar “kebun” lupin tadi? Atau lebih parah lagi, apakah kami melakukan pelanggaran lalu lintas trus kena tilang?

Salah satu pelanggaran yang cukup sering ditemukan di jalanan New Zealand adalah kecepatan melebihi batas yang ditentukan. Yah ga heran sih, di jalanan New Zealand yang mulus dan sepi, kebanyakan bakal tergoda untuk nyetir lebih kencang. Tapi suami saya bukan tipe yang suka ngebut. Apalagi dengan campervan segede itu, kecepatan kami mestinya masih di bawah batas.

Alhamdulillah kekhawatiran saya tidak jadi kenyataan. Ternyata itu mobil polisi yang mengawal pindah rumah. LITERALLY MINDAHIN RUMAH! “Kamu pindah rumah cuma bawa barang-barang? Ah itu biasa. Kami pindah rumah bawa rumah.” Kebayang gitu di kepala saya, ahaha.

pindah rumah new zealand
Pindah rumah, literally

Dulu saya pernah baca artikel soal pindah rumah seperti ini, tapi baru saat itu saya lihat sendiri secara langsung. Hanya saja saya kesel sama HP saya yang justru melemot ketika saya pengen videoin momen itu. Saya ga sempat videoin jadinya, foto pun seadanya. Tapi ya udahlah ya, minimal masih ada dokumentasi, hehe.

Melihat Castle Hill dari Kejauhan

Ketika memasuki Arthur’s Pass, setidaknya kami merasa ganti suasana, bisa lihat pemandangan baru. Yah maklumlah, jalan yang sebelumnya adalah jalan yang juga sudah pernah kami lewati ketika driving dari Christchurch.

Baca: Itinerary dan Biaya Road Trip dengan Campervan di South Island, Summer 2019

arthur's pass new zealand
Ganti suasana pemandangan

Salah satu spot yang dilewati di Arthur’s Pass ini adalah Castle Hill. Bukit yang penuh dengan batu-batu ini sudah masuk list tempat yang akan kami kunjungi, jadi saat itu kami cuma berhenti sejenak untuk memotret dari campervan. Rencananya kami mampir ke sana keesokan harinya, semoga cuacanya sudah lebih baik.

castle hill new zealand
Lihat dari jauh dulu

Di sana ada banyak bunga kuning yang sedang bermekaran. Ya, beneran ganti suasana rasanya melihat bunga kuning ini, setelah sebelumnya kami ketemunya bunga lupin melulu, hehe.

Berhenti di Dekat Arthur’s Pass Station

Perhentian kami berikutnya adalah di Arthur’s Pass Station, tentu saja bukan untuk naik kereta, melainkan untuk rehat sejenak dan ke toilet, haha. Yah, urusan toilet ini, walau di campervan juga ada toilet, kami tetap merasa lebih nyaman untuk buang air di toilet umum. Lebih lapang, lebih leluasa bergerak, dan ga perlu khawatir bakal menuh-menuhin toilet cassette dalam waktu singkat, haha.

Baca: Seri Campervan: 15 Hal Yang Harus Diketahui Seputar Campervan di New Zealand

arthur's pass new zealand
Menjejak di Arthur’s Pass

Sepertinya tempat kami berhenti saat itu bukanlah persis di depan stasiun keretanya. Ga terlihat tanda-tanda stasiun, tapi yang jelas lokasinya dekat rel banget. Kami juga sempat melihat ada kereta yang lewat.

kiwi rail new zealand
Kereta dari Kiwi Rail

Arthur’s Pass ini memang dilewati kereta wisata dengan rute Christchurch-Greymouth. TranzAlpine namanya. Di North Island juga ada kereta Northern Explorer dengan rute Auckland-Wellington. Tapi rasanya berwisata dengan kereta di New Zealand ini tidak begitu populer, kalah pamor dibanding road trip dengan mobil atau campervan tampaknya. Beda experience sih ya, hehe.

Dari stasiun itu kami melanjutkan perjalanan lagi, tapi ga ada berhenti lagi. Kami segera menuju campground saja. Toh besoknya kami juga akan melewati jalan itu lagi, hehe.

road trip di south island saat hujan
Jalan terus

Begitulah cerita kami road trip di kala hujan. Alhamdulillah masih ada yang bisa dinikmati, dan hujannya pas banget di saat kami memang mau driving lumayan jauh. Keesokan harinya kami merasa dikasih rezeki gede banget karena cuaca yang sangat bersahabat ditambah pemandangan yang indah banget. Nanti saya lanjutin lagi ceritanya ya. Stay tuned! 😀

Salam,

Reisha Humaira

Leave your comment